NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Duda Hot

Terjerat Cinta Duda Hot

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:35.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: ummi asya

Warning!!
Bacaan Area dewasa 21+ , bijaklah dalam memilih bacaan...
Kirana adalah seorang mahasiswa akhir, dia membutuhkan biaya untuk mengerjakan skripsinya. Seorang teman memberinya sebuah pekerjaan sebagai guru les privat dari anak seorang konglomerat.
Kirana pikir anak yang akan di les privat adalah anak usia sekolah dasar, tapi ternyata anak usia tiga tahun. Dan lebih kagetnya lagi, ayah dari anak yang dia les privat adalah seorang duda tampan dan seksi.
Bagaimana Kirana menghadapi anak dan ayah itu? Apakah dia akan terjerat oleh pesona sang duda?
Yuk kita pantau terus perjalanan cinta Kirana dan sang duda..😊😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07. Di Pecat

"Pokoknya papi cari tante Kiran!" teriak Missel.

"Kan Missel ngga suka tante Kirana, kemarin Missel mau di bungkam sama dia." kata Bryan memberitahu dulu anaknya sedang di bekap oleh Kirana.

"Bukan papi, waktu itu Missel lagi nangis, tante Kiran mau nolongin Missel. Ngajak Missel baca buku cerita, tapi papi malah ngusir tante Kiran." kata Missel dengan wajah cemberut.

"Papi kira tante Kiran mau mencelakai Missel, jadi papi usir."

"Pokoknya papi harus bawa tante Kiran ke rumah ini lagi. Titik!" kata Missel.

Bryan menghela nafas panjang, bukannya dia tidak bisa menemukan gadis itu. Tapi rasa gengsinya itu untuk membawa Kirana untuk jadi guru les Missel. Dia yang salah lihat jadi merasa bersalah, namun sikap gengsinya tidak mudah akan membawa Kirana lagi ke rumahnya.

"Ya ,nanti papi usahakan ya." kata Bryan.

"Harus, papi yang salah kenapa papi usir tante Kiran." ucap Missel lagi dengan wajah masam.

"Iya." jawab Bryan dengan malas.

"Pokoknya harus cepat, harus besok."

"Ya ngga bisa cepat gitu sayang. Kan papi harus cari tempat tinggalnya dulu." kata Bryan lagi beralasan.

"Papi kan punya anak buah, papi bisa suruh anak buah papi cari rumah tante Kiran. Besok bisa bawa tante Kiran ke rumah."

"Anak buah papi juga sibuk sayang, kan mereka juga punya pekerjaan."

"Tapi anak buah papi banyak, masa cari satu orang aja sibuk terus."

Bryan menghela nafas panjang, dia selalu saja kalah berdebat dengan anaknya. Tapi kali ini dia harus memberi pengertian pada anaknya itu yang punya banyak pertanyaan.

"Tante Kiran juga mungkin punya pekerjaan sayang, jadi belum tentu dia mau jadi guru les Missel lagi."

"Kalau tante Kiran besok ngga papi datangin, Missel ngga mau makan." ancam Missel.

Duh, selalu saja mengancam. Bagaimaja coba Bryan bisa menang dengan anaknya itu. Jika benar Missel mogok makan, yang pusing dia. Missel bisa masuk rumah sakit karena dehidrasi tidak mau makan apa lagi minum.

"Ya udah, besok papi cari tante Kiran. Missel harus makan yang banyak ya."

"Kalau tante Kiran sudah ada besok, Missel mau makan yang banyak papi." ucap Missel.

Dan tentu saja membuat Bryan tambah pusing, dia harus menuruti kemauan anak gadis semata wayangnya.

_

Kirana sudah masuk kerja dua hari yang lalu, dia senang sekali bisa kerja di bagian staf pegawai. Para pegawai yang lain juga senang ada karyawan baru, karena bisa membantu pekerjaan mereka yang memang selalu menumpuk setiap harinya.

"Syukurlah pak Yanto mencari pegawai baru, kalau tidak kita akan pulang malam terus." kata Sari.

"Iya, walaupun cuma satu orang aja lumayan mengurangi pekerjaan kita ya." ujar Wati menimpali.

Kirana hanya tersenyum saja, dia masih belum mengerti pekerjaan yang dia tangani itu. Dia harus banyak belajar dan bertanya.

"Saya belum mengerti mbak dengan pekerjaan ini, tolong nanti di bantu ya." kata Kirana pada Sari.

"Tenang aja Kiran, nanti kita bantu. Soalnya kita jiga sesekali kerja sama kok." jawab Sari.

"Terima kasih mbak. Sejujurnya saya senang sekali bisa bekerja di sini, saya lagi kerepotan mengenai bayar kost. Heheh ...." ucap Kirana.

"Kamu jujur banget, tapi syukur deh."

Lalu mereka mulai bekerja sesuai pekerjaannya masing-masing. Kirana banyak bertanya pada Wati dan Sari tentang pekerjaanya yang tidak mengerti.

Hingga sampai sore hari jam enam sore, mereka baru bisa pulang.

"Aaah, akhirnya kita pulang sore juga." kata Sari.

"Iya, kita bisa pulang cepat." kata Wati.

Kirana hanya tersenyum saja, dia juga senang bisa membantu teman-teman kerjanya.

Kini mereka sampai di depan pintu gerbang kantor dan berpisah di sana. Karena tujuan mereka berbeda. Kirana menunggu angkot yang akan membawanya ke wilayah tempat kostnya berada.

Dan dari dalam kantor, Bryan menatap dari tingginya gedung berlantai lima belas. Dia berada di lantai tiga, menatap perempuan yang sedang menunggu angkot lewat.

Tak berapa lama, seorang HRD masuk ke ruangan di mana Bryan berada.

"Tuan, ini laporan beberapa bulan lalu. Dan juga laporan tentang pegawai baru yang masuk satu minggu lalu." kata kepala HRD.

"Hemm, ada berapa orang yang kamu terima bekerja?" tanya Bryan.

"Sesuai kebutuhan tuan, ada tujuh orang. Di bagian lapangan lima orang dan di bagian staf dua orang. Tapi bagian keuangan satu orang tuan." kata kepala HRD.

"Siapa namanya di bagian keuangan?" tanya Bryan.

"Kirana Pramewari tuan, dia masih kuliah di semester akhir. Masih mengerjakan skripsi." jawabnya lagi.

"Jadi dia melamar di sini?"

"Iya, siapa tuan?"

"Besok kamu panggil Kirana itu ke kantor direktur. Nanti aku bicara pada direkturnya." kata Bryan.

"Baik tuan, tapi dia baru satu minggu bekerja. Apa yang akan di lakukan direktur nanti?"

"Kamu tidak perlu tahu, hubungi bagian keuangan untuk memecatnya. Lalu suruh ke alamat rumahku."

Setelah berkata seperti itu, Bryan keluar dari ruangannya dan pergi. Dia kini sudah menemukan apa yang di inginkan oleh anaknya. Baiklah, dia akan mempekerjakan kembali Kirana sebagai guru les Missel.

_

Kini Kirana menghadap direktur, dia takut sekali. Takut nanti di pecat karena pekerjaannya tidak benar.

"Kamu Kirana Pramewari?"

"Iya pak, itu nama saya."

"Hemm, si bos lumayan juga mencari pengganti yang sudah-sudah." gumam direktur itu.

"Ada apa ya pak?"

"Tidak ada. Oh ya, hari ini adalah hari terakhir kamu bekerja. Dan nanti kamu juga dapat gaji separuhnya saja." kata direktur itu.

"Tapi pak, kenapa saya di pecat? Apakah saya melakukan kesalahan dalam bekerja.?" tanya Kirana heran.

"Saya tidak tahu, bos besar yang menyuruhku." jawabnya.

"Tapi direkturnya kan anda pak, kenapa saya di pecat?" Kirana sudah gelisah.

Dia merasa sudah nyaman bekerja di perusahaan itu, tapi kenapa tiba-tiba di pecat. Apa alasannya?

"Begini saja, kamu datang ke alamat ini. Tanyakan kenapa kamu di pecat ya." katanya lagi.

Kirana menerima kartu nama, di sana tertera. Dan betapa kagetnya dia, ternyata itu rumah yang pernah di kunjunginya sebelum dia bekerja di perusahaan ini.

"Jadi pemilik perusahaan ini adalah tuan Bryan?" tanya Kirana.

"Iya, perusahaan ini milik tuan Bryan. Dan kantor pusatnya ada di tengah kota." jawab direktur.

"Lalu, kenapa saya harus datang ke rumahnya? Aku sudah di usir dari rumah itu." kata Kirana kini kesal karena Bryan mempermainkannya.

"Saya tidak tahu, sebaiknya kamu tanyakan lagi sama beliau." ucapnya.

Seorang OB masuk dan memberikan sebuah amplop pada direktur.

"Ini pak dari kepala bagian keuangan." kata OB itu.

"Oh ya, terima kasih. Nah, ini surat pemecatannya kamu, kamu bisa bawa ke rumahnya dan tanyakan pada tuan Bryan kenapa kamu dapat surat pemecatan ya Kirana." kata direktur itu.

Kirana benar-benaf kesal, dia keluar tanpa permisi lagi. Kekesalannya sudah di ubun-ubun.

"Baiklah, saya akan ke sana. Sekalian mendamprat bos sombong itu, mentamg-mentang orang kaya, bos perusahaan besar seenaknya saja memecat pegawai yang baru seperti saya tanpa alasan." kata Kirana.

Dia berjalan menuju meja kerjanya, merapikan tas dan berkas yang tadi sempat dia periksa. Wati dan Sari memperhatikan yang di lakukan oleh Kirana.

"Hei, ada apa?"

"Aku di pecat."

"Apa? Kenapa bisa di pecat?"

"Aku tidak tahu makanya aku akan ke rumah bos besar dan menanyakan langsung padanya. Jika bisa, aku akan mendampratnya sekalian, aku tidak peduli dia siapa." jawab Kirana.

Wati dan Sari saling pandang, mereka diam saja karena sepertinya ada masalah besar pada Kirana.

Setelah merapikan tas dan berkasnya, Kirana pergi meninggalkan Sari dan Wati yang masih bingung dengan pemecatan Kirana.

"Yaaah, jadi pulang malam lagi kita." keluh Sari.

"Iya, nasib-nasib." timpal Wati.

Mereka pun kembali bekerja dengan malas, karena satu orang yang sudah seminggu membuay mereka senang, kini harus di pecat tanpa alasan jelas.

_

_

_

**************

1
#ayu.kurniaa_
.
Sopiah Azzahra
Lumayan
tiaraalwiofficial
mau dong punya mertua idaman
tiaraalwiofficial
di mna2 istri sah yg menang
tiaraalwiofficial
mrtokul gk tau diri
tiaraalwiofficial
empng bisa y CEO nyangkl lucu sich😋
Atie Tea
bukankah sblomnya udh berteman lama tp pas mu dtng knp masih repot cari alamat, bukannya tinggal telpon Naya lngsung dan minta sharelok /Smirk/
tiaraalwiofficial
gk tau mau komen pa TP suka novel y
Fajar Ayu Kurniawati
.
Yuni Herwani
baik banget Bryan apa ada orang sebaik itu dijaman ini
dian suryani
Lumayan
Yuni Herwani
Luar biasa
Titin Sumarni
hebat ey
anthy
Luar biasa
Sri Puryani
yg ptg sah dl aja daniel semggu lg ijab kobul resepsi hbs skripsi jg gpp
Sri Puryani
untung misel gpp
Arida Susida
Luar biasa
Lies Atikah
emang bryan berani ⁵ sama laudya bryan kaya nya lembek gak tegas gak laki jadi kurang gereget thor
Lies Atikah
ah si brayn nya aja gak tegas tapi gak tahu deh kali s i brayn nya juga suka sama ne2k lampir genit
Kusnul Ayu Hanindita
lnjutanya mana ya
ummi a-sya: buka bab selanjutnya, geser kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!