[On-Going] Lili seorang Wanita yang punya masa lalu kelam, mencoba menjadi kepribadian yang baru. Ketika menjalin hubungan Serius dengan Pria selalu gagal. Seperti apa kisah perjalanan Lili yang penuh Lika-liku, apakah Lili bisa mencapai kebahagian hidupnya dengan Pria yang dicintainya. Ikuti kisahnya di NOVELTOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tempat Tujuan!
Mama Rama dimeja kerjanya menatap bukti pemberian Talita, lalu memfotonya satu-satu untuk dikirimkan ke Papa Rama. Saat sudah dikirim bukti itu, sontak Papa Rama langsung menelpon Mama Rama.
Mama Rama mengangkatnya "Ia Pa." Ungkap Mama Rama diujung telepon.
"Nama baik kita benar-benar terancam Ma. Sebisa mungkin kau harus memisahkan mereka berdua demi masa depan keluarga kita. Lakukan rencanamu sekarang?" Ungkap Papa yang makin nadanya tak karuan.
"Tenang Pa, tenangkan pikiramu, biar Mama yang melakukan ini." Ucap Mama sambil menenangkan hati Papa.
Saat itulah pembicaraan antara Mama dan Papa Rama selesai.
Lekas Mama menelpon Yola. "Yola, Siang nanti antarkan saya ke butik Ibu Lili, saya ada kepentingan yang harus diselesaikan." Ungkap Mama Rama dibalik telepon.
"Baik Buk." Jawab Pendek Yola diujung telepon.
Saat itulah Mama Rama wajahnya begitu menahan amarah, rasanya ingin sekali memarahi anak bujangnya dan memberikan bukti ini, tapi harus menunggu waktu yang tepat.
*
"Lili,
Lili,
Lili,
Bangun Nak, sudah pagi." Ucap Ibu dengan nada teriak dibalik pintu kamar Lili.
Lili masih tertidur pulas, saat itu kupingnya merasa terganggu dengan suara itu. Lili lekas menjawab pelan "Ia Bu, ini aku bangun." Lili bangun setengah otak belum sepenuhnya sadar, matanya masih terpejam dan susah sekali dibuka.
"Ya Tuhan Lili. Bangun Nak." Ucap teriak kembali Ibu.
Lili mendengus sedikit jengkel dan melangkah pergi keluar dari kamarnya dengan nafas bau iler dan rambut masih berantakan.
"Apa Bu. Lili masih ngantuk" Ucap Lili berjalan sempoyongan didekat Ibunya yang sudah terlihat cantik dan wangi.
"Ya Tuhan, udah jam sembilan pagi ini baru bangun tidur Nak." Ungkap Ibu, wajahnya jengkel dan tangan kanannya akhirnya menjewer kuping Lili.
Lili merasa kesakitan dan minta ampun. "Ampun Bu." Ucap kesakitan Lili.
Ibunya lalu berhenti menjewer, lalu berkata "Makanya jangan susah dibilangin Lili." Ujar Ibu. "Ibu Mau pergi dulu ada pertemuan meeting dengan klien butik Ibu. Kamu cepat mandi, lalu berangkat ke butik temenin si Arum buat buka butik. Sekalian kalo kamu ada kerjaan bisa kerjain dibutik, udah Ibu bilang juga Arum siapin sarapan buat kamu." Ungkap panjang lebar Ibu pada Lili.
"Ia Bu." Jawab Pendek Lili.
"Udah cepet mandi. Ibu berangkat ya, udah dijemput Mamanya Susan. Bye." Ungkap Mama pamit dengan Lili. Lalu melangkah pergi meninggalkan Lili dirumah.
Setelah Lili melihat Ibu sudah hilang dari pandangan, ia lekas mandi lagi hari.
Saat Lili sudah bersiap dandan cantik, ia menaiki mobilnya dan berangkat menuju ke Butik. Dalam perjalanan sambil menyetir Lili dihubungi Rama lewat panggilan Video. Saat itulah selama perjalan mereka saling mengobrol asyik. Terlihat Rama masih diatas ranjangnya dan belum mandi. Keduanya bercerita tentang aktivitas yang akan dilakukan hari ini. Belum ada rencana untuk bertemu kembali.
Saat akan sampai dibutik, panggilan Video dari Rama dihentikan. Lili memarkirkan mobilnya didepan Butik. Ia lalu keluar membawa tas laptop dan masuk kedalam Butik yang sudah dibuka Arum.
Lili saat masuk kedalam melihat Arum menata patung manekin dan mulai memakai-kan gaun terbaru karya Ibunya. Lili menghampiri Arum dan menyapanya dengan senyuman semangat pagi.
"Pagi Mbak Arum." Ucap Lili dengan wajah berseri.
"Pagi Mbak Lili." Jawab Arum Sambil tangannya sibuk memakaikan gaun ke manekin.
"Ini karya Ibu tentang Blue Sea kan. Bagus banget Mbak. Aku suka warnanya." Ucap Lili pada Arum tentang gaun seisi terbatas itu.
"Ia Mbak bagus banget, rasanya pengen aku beli juga tapi lihat harga dibarcode mahal bener." Ungkap Arum sambil terkekeh.
"Ya udah ambil saja." Ujar Lili yang sangat menginginkan gaun ini.
"Duh jangan Mbak, kata Ibu Gaun ini sudah dipesan sama orang kaya. Nanti siang orangnya mau ngambil gaun ini kesini." Ucap Arum sambil merasa nggak enak dengan Lili.
"Yah. Sedih deh." Ujar Lili sambil mukannya sedih.
"Jangan Sedih Mbak. Nanti nangis-nangis aja merengek minta dibuatin Ibu, pasti dibuatin." Ucap Arum, lalu tertawa kecil mengejek Lili.
"Ih. Mbak. Ya udah aku ke ruang kerja Ibu ya. Mau ngerjain pekerjaan dadakan. Bye Mbak." Ungkap Lili, lalu Lili melangkah pergi keruang Ibunya.
"Mbak tunggu!" Ucap Arum sedikit keras pada Lili.
Lili berhenti sejenak dari langkahnya. Lalu menoleh ke belakang arah Arum.
"Sarapan udah ada dimeja Pantry ya. Mbak Lili makan dulu biar nggak kosong perutnya." Ungkap penuh perhatian Arum pada Lili.
"Siap Mbak Arum. Makasi ya." Jawab Lili, sambil tersenyum. Lalu menuju ke Pantry untuk mengambil sarapan, lalu berjalan cepat menuju ke ruang kerja Ibunya. Saat itulah Lili duduk makan seorang diri sampai selesai, lalu melanjutkan berkerja dengan laptopnya.
*