Ditinggalkan oleh sang ayah sejak kecil,membuat hidup seorang Galencia Pramudya penuh dengan luka.Hidup serba kekurangan namun tak pernah ia mengeluh.
Hinaan dan bullyan di sekolahnya seolah menjadi makanannya setiap hari,keadaan memaksanya untuk tumbuh menjadi gadis yang kuat.
Dari sekian banyak mimpinya,namun hanya satu yang paling ingin ia raih yaitu sebuah Kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IAB 11
Cia berjalan ke dapur untuk mengambil minum,waktu baru saja pukul 8 malam.Setelah selesai makan malam tadi semua penghuni langsung pergi ke kamar masing-masing.Sedangkan Cia baru saja selesai menyiapkan peralatan sekolah untuk besok hari.Cia tersenyum saat melihat sang bunda yang juga sedang mengambil air minum.
Cia memberanikan diri bicara pada sang bunda "Bun!"
"Iya nak?" Bunda tersenyum pada sang anak gadisnya.Ia melihat wajah sang anak yang nampak raut wajah takut dan segan.
"Cia boleh minta uang sama bunda?" Tanya nya takut.
Bunda mengerutkan keningnya,perasan kemarin tadi pagi anaknya di beri uang cukup banyak oleh ayah dan kedua kakanya.Tidak mungkin akan habis dalam satu hari kan? Apalagi Cia bukan type anak yang boros.
Cia tau bundanya terlihat heran " Uang Cia ilang semuanya waktu di kelas s,maaf karena sudah teledor dan juga maaf tadi Cia berbohong sebenarnya Cia pulang telat karena Cia harus berjalan kaki "
"Ya Allah nak " Ucap Bunda yang merasa kaget mendengan sang anak berjalan dari sekolah,jarak sekolahnya cukup jauh dan butuk waktu 1 hingga 2 jam untuk sampai di rumah.Dan selama itu pula Cia berjalan,ada rasa sakit mendengarnya.
"Kenapa kamu gak hubungi abang ?" Suara dingin tiba-tiba membuat suasana dapur hening dan dingin.Jantung Cia berdebar cepat,inilah yang ia takutkan.Ia tak berani mengangkat wajahnya,ia bisa membayangkan bagaimana dinginnya wajah sang abang pertama,baru mendengar suaranya saja tangan Cia sudah terasa dingin.Tenggorokannya terasa tercekat,ia tak berani mengeluarkan suaranya.
"Maaf bang Dirga,bukannya tidak ingin menghubungi abang tapi cia memang tidak bisa menghubungi siapapun " Jawab Bunda,ia tau sang anak begitu segan dengan anak sambunya.
"Kenapa gak bisa bun?" Tanya Dirga yang suaranya sedikit melembut.
"Karena Cia tidak punya hp bang" Ucap Bunda dengan suara melemah.Ia merasa sedih,selama ini mereka hanya punya satu hp dan itupun harus di bawa oleh dirinya karena keperluan pekerjaan.Namun Cia tidak pernah mengeluh dan menuntut.
"Kenapa bunda tidak bilang ?" Adrian datang mengusap kepala Cia yang masih menunduk,hatinya ikut sedih mendengarnya.Ternyata di zaman sekarang yang serba canggih,masih ada yang tidak punya hp.Padahal sekarang ini hp bukan lagi barang yang sulit di dapat.
"Mas kenapa turun?" Tanya Bunda
"Tidak apa-apa,tadi kamu lama sekali mengambil minumnya makanya mas mau susul dan kebetulan mas mendengar suara ribut-ribut.Kenapa tadi Cia tidak minta sama papa? Padahal kalau tadi Cia bilang papa bisa suruh asisten papa buat belikan Cia hp."
"Maaf pah" Hanya kata maaf yang ia bisa katakan,Cia tidak seberani itu meminta sesuatu pada orang apalagi ini papa baru nya.
Dirga dan Adrian tersenyum mendengarnya,mereka tidak salah memilih orang.Bunda dan Cia benar-benar tulus,tidak memanfaatkan kekayaannya."Lain kali kalau ada apa-apa bilang sama papa ya nak,sekarang kan Cia anak papa.Untuk sekolah besok papa siapkan supir,Cia tidak boleh menolak lagi ya"
"Tapi pa_" Cia ingin menolak tapi Adrian menggelengkan kepalanya.
"Dek ikut ke kamar abang yu,untuk sementara pakai hp abang dulu.Kebetulan hp abang yang lama tidak terpakai,besok pulang kerja kita beli hp baru untuk Adek sekalian kita jalan-jalan ok "
Cia menengok sang bunda,ia bingung harus bagaimana namun senyum sang bunda menyiratkan kalau semua akan baik-baik saja.
Kamar serba putih dan abu terlihat begitu luas,namun di banding kamar dirinya kamar ini terlihat sedikit lebih luas.Dirga merangkul Cia untuk duduk di sofa di kamarnya."Duduk disini!" Titahnya,kemudian Dirga berjalan menuju nakasnya dan membuka lacinya.
"Pakai ini dulu ya " Dirga menyerahkan sebuah hp yang masih terlihat bagus,bahkan Cia fikir ini hp baru karena masih sangat bagus.Bahkan di banding milik teman-temannya,hp ini jauh lebih bagus."Ini masih berfungsi dengan baik ko,coba adek lihat.Abang sudah masukan nomor abang,Arga,papa dan bunda jadi kalau ada apa-apa nanti adek langsung hubungi kami ya ". Diga mengotak-atik hp nya dan memperlihatkannya pada Cia ."Besok abang pulang,kita langsung beli hp baru buat adek "
"Tidak usah bang,kalau pakai yang ini saja bagaimana? Ini juga masi bagus " Pinta Cia,baginya hp yang saat ini ia pegang sudah cukup.Tidak perlu membeli lagi,apalagi membeli hp baru membutuhkan uang yang tidak sedikit.
"No!Besok kita beli ok,gak boleh nolak.Kamu pasti mikirin uang kan?" Tanya Dirga seolah tau yang yang ada di fikiran sang adik.Dirga menghela napasnya,Cia dan bunda memang benar-benar tidak gila harta.Buktinya mereka tidak banyak meminta."Mulai sekarang jangan lagi mengkhawatirkan masalah uang,kamu dan bunda tidak sendiri lagi.Kalian sudah punya kami,papa dan abang bekerja untuk kalian jadi stop mengkhawatirkan apapun.Kalau ada apa-apa adek bilang sama abang ya "
Cia menatap wajah Dirga,hatinya menghangat.Ternyata keluarga barunya begitu menyayanginya."Makasih bang,abang sudah mau menerima Cia dan bunda.Maaf jika Cia banyak merepotkan abang " Ucap Cia memberanikan diri untuk berbicara pada Dirga.
Dirga tersenyum,cia begitu polos membuat dirinya begitu gemas. "Jangan lagi menganggap abang orang lain ya dek,oh iya gimana sama sekolahnya.Teman-temannya baik kan?"
Cia terhenyak dengan pertanyaan yang di lontarkan Dirga,Cia langsung mengalihkan pandangannya "Baik ko bang " Ucapnya singkat.Namun Dirga bisa melihat sang adik menyembunyikan sesuatu,Cia seperti menyimpan sebuah rahasia membuat Dirga penasaran.Ia harus segera mencari tau,Cia tidak baik-baik saja dan Dirga tau itu.Dirga menatap dalam Cia,ia harus mencari tau ada apa dengan sekolahnya Cia."Ya sudah,udah malam bobo gih besok takut kesiangan "
Cia mengangguk ia mengambil hp yang di berikan abangnya kemudian siap beranjak namun Dirga langsung menahannya "Bobo disini aja lah sama abang,kita ajak Arga juga gimana ?" Usul Dirga
Cia diam mematung,pipinya terasa panas."Cia balik kamar aja ya bang " Jawabnya dengan gugup membuat Dirga terkekeh.
"Gak usah gugup gitu,abang cuma becanda .Ya udah yuk balik kamar,abang anterin " Dirga merangkul Cia dan mengantarkannya kedalam kamarnya.Dirga menyelimuti Cia kemudian mencium kening Cia lama."Met malem adik manis abang " Dirga mematikan lampu kemudian keluar dari kamar sang adik.
Cia memegang dada nya yang sejak tadi berdebar dan semakin berdebar saat mendapat perlakuan manis dari Dirga."Cia sadar! Dia abang kamu " Lirihnya,Cia berusaha menutup matanya namun yang terbayang malah wajah Dirga membuatnya semakin berdebar.
Ini tidak benar,perasaannya harus ia enyahkan.Cia meyakinkan diri jika ini hanya karena pertama kalinya Cia di perlakukan semanis ini oleh oranglain bukan karena sebuah rasa yang dinamakan CINTA!.
...----------------...
Cia begitu gugup saat roda mobil mulai mendekati jalanan menuju sekolah,keputusan sang papa benar-benar tidak bisa ia tolak.Akhirnya mulai pagi ini sebuah mobil beserta sopirnya khusus sang papa pilih untuk mengantar jemput Cia kemanapun.Tak hanya dirinya tapi juga sang bunda juga mendapatkan hal yang sama."Pak maaf nanti bapak berhenti pas belokan saja ya,nanti Cia turun disitu " Pintanya.
"Tapi Non kata Tuan_"
"Tidak apa Pak,papa sudah tau ko " Cia terpaksa berbohong,ia belum siap teman-temannya mengetahui semuanya.
"Baik Non"
Cia melihat sekitar dan kemudian langsung keluar dari mobil setelah sebelumnya mengucapakan terima kasih pada sopirnya.Ia berjalan buru-buru menuju sekola.Beruntung pagi ini tidak ada satupun yang melihatnya turun dari mobil mewah.Cia duduk di bangkunya dan mengeluarkan bukunya karena sebentar lagi jam belajar akan di mulai.
Waktu istirahat menjelang,Cia memutuskan pergi ke perpustakaan.Ada tugas yang harus ia kerjakan.Cia berjalan melintasi koridor namun naas seseorang menjegalnya hingga dirinya tersungkur.Hp dari saku bajunya terjatuh,terpampang sudah Hp mahal membuat semua orang melotot."Heh Upik !" Bentak Aqila,sedangkan Gisel mengambil hp Cia yang terjatuh.
"Gila HP nya mahal nih,jangan-jangan hasil nyolong!" Ucap Gisel membolak balik hp Cia.
Cia berdiri kemudian berusaha mengambil hpnya "Balikkan hp saya sel" Pintanya
"Dih enak aja,bilang dulu lo nyolong dari mana hp kaya gini ? Gila ya lo,kemarin duit sekarang hp.Wah bener-bener parah ni cewe!"
"Itu punya saya sel,tuduhan kamu tidak benar"
"Alah hari gini,mana ada maling ngaku!" bentak Aqila
"Beneran itu hp saya,tolong balikan sel " Pintanya memohon.
"Enak aja,kita gak sebodoh itu ya!Mana mungkin lah cewe miskin kaya lo bisa punya hp bagus dan mahal kaya gini.Atau gak lo beneran jadi ani-ani ya ?" Ucap Gisel membuat semua orang menatap jijik Cia.
Cia menggeleng kuat "Gak sel,itu fitnah.Itu beneran hp saya " Cia mencoba merebut hpnya namun sayang Gisel mengopernya pada Aqila.
"Lo mau hp nya ? Sini coba ambil "
Cia meraih hp di tangan Aqila namun belum sampai tangannya meraih hp,Aqila malah melepar hp nya kembali pada Gisel dan kemudian mendorong Cia sehingga Cia terjatuh,kening terbentur ujung dinding membuatnya terluka.Semua orang terkejut,begitu pula dengan Aqila dan Gisel namun sebisa mungkin Aqila terlihat biasa-biasa saja."Ya ampun La itu berdarah" Bisik Gisel.
"Udah biarin aja,kasih hp nya terus kita pergi" jawab Aqila.
"Nih hp lo! " Ucap Gisel kemudian pergi bersama Aqila.Semua orang langsung bubar meninggalkan Cia sendiri.
Cia merasakan sakit dan perih namun ia hiraukan,ia buru-buru memeriksa hp nya.Cia menghela napas berat terlihat beberapa goresan di hp sang kaka,cia harus bilang apa pada sang kaka.Masalah uang saja belum selesai sekarang di tambah hp nya,pasti keluarganya akan kecewa pada dirinya.
Seseorang datang menghampiri Cia dan berdiri tepat di depannya.Cia menatap sepasang sepatu basket yang terlihat begitu bagus dan mahal,kemudian pandangannya perlahan menatap ke arah atas.Seseorang dengan wajah tampan sedang menatap dingin Cia "Bangun gue antar lo ke UKS!" Ajak seorang cowo dengan nada dinginnya membuat Cia kebingungan."Lo budeg apa bego ? Cepet bangun!" Ujarnya lagi,membuat Cia tersadar kemudian berdiri."Ayo! Luka lo harus segera di obati" ujarnya,tangannya hendak menarik Cia namun Cia langsung menghindar.
"Saya bisa sendiri,terimakasih" Ucap Cia menunduk,kemudian Cia pergi meninggalkan cowo tersebut membuat cowo tersebut tersenyum smirk dan menatap Cia yang berjalan semakin menjauh darinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
jangan lama up nya kk /Drool/