Menikahi Kakak Sahabatku

"Kata siapa? Kamu masih bisa jalan kok," ucap Rafa.

"Aku tau Kak Rafa bilang kayak gitu cuma mau menghiburku. Kemungkinan aku bisa jalan itu kecil Kak," ucap Kiara dan tersenyum pada Rafa.

"Tapi, masih bisa. Gak ada yang gak mungkin di dunia ini, nanti kamu ikut terapi juga biar kakimu bisa jalan lagi. Memang butuh waktu, tapi hasilnya nanti akan kamu nikmati seumur hidup," ucap Rafa.

"Kalau Kak Rafa nyerah sama aku, aku gak masalah Kak. Mumpung hubungan ini belum jauh, jadi Kak Rafa bisa menyerah dan ninggalin aku, aku gak akan minta apapun dari Kak Rafa. Aku hanya berharap Kak Rafa bahagia," ucap Kiara.

Sebenarnya, saat semua orang sudah pulang, Kiara sempat mendengar Rafa yang tengah berbicara dengan Mama Natasha mengenai kaki Kiara yang kemungkinan akan sulit sembuh. Tentu saja Kiara sedih mendengarnya, tapi ia sudah bisa memprediksi terlebih dahulu bahkan selama di dalam kamar mandi Kiara juga berpikir untuk membebaskan Rafa, jika ia ingin menceraikannya dan mencari perempuan lain yang lebih baik dari Kiara apalagi hubungan mereka diawali dari sebuah kesalahpahaman.

Kiara tidak ingin Rafa terjebak dnegan dirinya yang serba kekurangan ini, bahkan Kiara merasa jika Rafa melanjutkan hubungan ini maka Rafa akan memiliki nasib sial.

"Apa maksudmu?" tanya Rafa.

"A-aku mau membebaskan Kak Rafa dari hubungan ini, aku gak mau Kak Rafa terjebak dnegan hubungan ini. Kak Rafa pria yang baik dan Kak Rafa pasti bisa mendapatkan perempuan yang lebih baik dan sebanding dengan Kak Rafa, bukannya aku yang jauh berbeda dengan Kak Rafa, Kia sadar Kak kalau kita gak akan bisa bersama," ucap Kiara.

"Kata siapa? kenapa kamu bisa mengatakan itu? apa maksudmu mengatakan itu semua? apa hakmu mengatakan itu? apa menurutmu hubungan kita ini cuma main-main" tanya Rafa yang terlihat begitu marah.

"Ma-maaf," ucap Kiara.

"Jawab pertanyaanku, apa menurutmu hubungan ini cuma main-main?" tanya Rafa.

"A-ku cuma gak mau Kak Rafa menyesal karena mendapatkan istri cacat kayak aku," ucap Kiara.

"Siapa yang menyesal? gak ada yang menyesal, justru dengan kamu mengatakan itu membuat aku menyesal dan merasa bersalah karena belum bisa jagain kamu, semua ini salahku karena aku belum bisa jadi suami yang bisa lindungi kamu. Aku udah pernah bilang bukan kalau hubungan ini, pernikahan ini itu bukan main-main, saat aku menikahimu maka semua yang terjadi adalah benar adanya, aku akan terima kamu apa adanya, aku mau menikah sekali seumur hidup dan aku gak akan meninggalkan kamu apapun yang terjadi sama kamu dan itu juga berlaku buat kamu, kamu gak akan ninggalin aku apapun yang terjadi sama aku, paham," ucap Rafa yang masih menahan emosinya.

"Paham, maaf Kak," ucap Kiara.

"Apa sebenarnya yang sedang kamu pikirkan? kamu seolah menganggap remeh pernikahan kita ini," tanya Rafa.

"A-aku cuma kasihan sama KK Rafa Karen mendapatkan perempuan kayak aku," ucap Kiara.

"Kayak kamu gimana maksudnya? emang kamu kenapa?" tanya Rafa.

"A-aku gak sempurna," ucap Kiara.

"Terus kamu pikir aku sempurna gitu?" tanya Rafa.

"Maksudnya, a-aku udah gak bisa jalan lagi dan Kak Rafa pasti malu punya istri kayak Kiara," ucap Kiara.

"Kata siapa kamu gak bisa jalan lagi? Kamu masih bisa jalan lagi, aku bakal temenin kamu buat terapi biar kamu bisa jalan lagi. Kita belum mencobanya dan kamu sudah menyimpulkan kali kamu gak bisa jalan, setidaknya berusaha dulu. Dokter itu cuma peramal medis, untuk selebihnya kita serahkan saja pada Tuhan, Tuhan yang bisa mengatur kamu bisa jalan lagi atau gak, yang penting kita berusaha," ucap Rafa.

Kiara hanya diam tanpa merespon apa yang dikatakan Rafa, jujur saja Kiara berharap rumahtangga mereka baik-baik saja hanya sja Kiara takut jika Rafa malu mempunyai istri seperti Kiara. Kiara memikirkan bagaimana orang lain memandang Rafa yang begitu tampan dan mapan itu memiliki istri cacat, namun dari cara Rafa berbicara Kiara begitu terharu karena Rafa mau mempertahankan hubungan rumahtangganya, tidak seperti Kiara yang sudah menyerah terlebih dahulu sebelum memulainya.

Ditengah diamnya Kiara, Rafa pun mendekat dan langsung memeluk Kiara. Ia berusaha menenangkan Kiara, ia tau jika pikiran Kiara saat ini sedang tidak baik-baik saja. Rafa tidak menyalahkan Kiara karena pikiran Kiara dari awal memang sudah berantakan dan ditambah semua ini tentu saja Kiara tidak baik-baik saja bahkan Rafa sudah meminta seorang psikolog untuk membantu Kiara.

"Udah ya kamu gak usah pikirin dulu semua ini karena yang harus kamu lakukan cuma istirahat biar kamu cepat sembuh. Tapi, yang pasti aku gak akan ceraikan kamu, aku akan tetap denganmu apapun situasinya dan apapun yang terjadi sama kamu, aku gak akan lepasin kamu," ucap Rafa dan menepuk-nepuk punggung Kiara agar Kiara merasa tenang.

Disisi lain, Kiara yang berada di pelukan Rafa pun begitu gugup. Bagimana tidak, ini adalah kedua kalinya mereka berpelukan, meskipun hanya pelukan biasa tetap saja Kiara gugupnya bukan main, mereka tidak pernah begitu dekat dan pelukan ini yang membuat mereka semakin dekat satu sama lain.

Setelah beberapa saat, Rafa pun melepaskan pelukannya lalu menatap Kiara, "Udah ya jangan mikir aneh-aneh lagi, sekarang kamu istirahat aja. Aku mau ke luar sebentar mau beli minum, nanti aku balik lagi kok, kalau ada apa-apa kamu bisa minta tolong suster, ini kamu bisa teken bel ini," ucap Rafa dan diangguki Kiara.

Rafa pun memutuskan untuk keluar dari kamar inap Kiara, Rafa sendiri memutuskan untuk pergi ke kantin dan membeli minuman. Setelah membayar Rafa berniat untuk kembali ke kamar inap Kiara, namun langkahnya terhenti ketika melihat seorang anak kecil yng menangis di taman.

Entah dorongan apa yang membuat Rafa akhirnya memutuskan untuk menghampiri anak tersebut, "Kenapa nangis disini?" tanya Rafa dengan begitu kaku.

"Tian jatuh, Om. Sakit banget hiks hiks hiks," ucap anak kecil tersebut yang bernama Tian.

"Sini, Om lihat kakinya," ucap Rafa dan melihat kakinya yang merah.

Rafa pun meniup dan mengusap kaki Tian seolah tengah melakukan pertunjukan sulap, "Udah sembuh kakinya," ucap Rafa.

"Iya, udah gak sakit lagi, Om. Makasih ya," ucap Tian.

"Sama-sama," ucap Rafa.

"Om pintar sembuhkan kaki Tian, kaki Tian udah gak sakit lagi. Om pasti Dokter kaki yang bisa sembuhkan semua kaki orang-orang," ucap Tian.

"Mana ada, Om gak bisa sembuhkan semua kaki orang, salah satunya kaki istri Om," ucap Rafa yang menatap sendu Tian.

.

.

.

Bersambung.....