Dibalik Pengalaman Pertama

Dibalik Pengalaman Pertama

Lambang Bunga Lily

Bunga Lily dianggap sebagai bunga tradisional untuk pernikahan karena melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan dalam pernikahan. Itulah harapan seorang yang melahirkan Lili didunia ini, berharap kelak anaknya menjadi wanita sukses, mendapatkan pasangan hidup pria yang baik dan bertanggung jawab. Tidak seperti Ibunya ditinggal Suaminya begitu saja demi perempuan lain. Ibu Lili menjadi seorang single parent dan harus menafkahi Lili seorang diri.

Lili Gadis berambut lurus, perawakan wanita berwajah manis dan kulit sawo matang. Sore ini Ia berada dikamar Ibunya, Lili duduk dimeja make up Ibunya, memandang wajahnya sendiri dikaca, nampak wajah Lili mirip dengan Ibunya. Sudah sebesar ini Ibunya tidak pernah memberi tahu seperti apa wajah Ayahnya, Lili juga sudah tidak peduli dan tidak penasaran dengan Pria tak punya hati itu. Kalaupun bertemu dengan Ayahnya, dipikirannya Lili tidak akan mau bertemu batang hidungnya. Lili nampak begitu dendam kesumat dengan Ayahnya.

Ia kala itu mulai mengoles make up, memperias wajahnya agar cantik. Saat itulah Ibu masuk ke kamarnya dan melangkah menuju ke Lili, Ibunya memeluk anak gadisnya dari belakang.

"Mau dipoles apapun anak gadis Ibu tetap cantik. Cepatlah berdandan, sudah ditunggu Tante Dewi didepan." Ucap Ibu dengan nada yang halus dan menenangkan.

"Ia Buk, ini udah selesai kok." Jawab Lili yang sudah menghentikan bersoleknya. Ia lalu berdiri dari duduknya, memamerkan gaun warna biru laut karya Ibunya yang dibuat Khusus untuk Lili.

"Bagus Ma, aku suka gaun ini." Ungkap Lili yang bangga dengan Gaun buatan Ibunya.

"Ia dong. Ibu." Senyum kecil Ibu. "Ayo Berangkat." Ucap Ibu, lalu tangan Ibu meraih tangan kanan Lili dan mengajaknya keluar rumah menuju ke mobil yang sejak tadi parkir menunggu.

Sesampainya didekat Mobil, Tante Dewi dan Anak Gadisnya bernama Susan sebaya dengan Lili menyapa dari dalam mobil dekat jendela. Mereka menyanjung Gaun indah Lili.

Lili dan Ibu masuk ke dalam mobil. Sang Sopir melakukan mobilnya menuju ke acara pernikahan Anak dari sahabat Ibu.

Didalam Mobil Tante Dewi dan Ibu saling mengobrol. Sementara Lili dan Susan juga mengobrol tentang kegiatan masing-masing.

Sebuah rumah mewah diperumahan elit, terlihat rumah besar khusus orang kaya berduit, Rumah bertingkat Tiga, halaman luas dan harganya ratusan milliar. Kata Ibu ini rumahnya temannya bernama Tante Ruth. Tante Ruth menikah dengan pengusaha batu bara terkenal dinegeri ini, seorang yang masuk menjadi salah satu pengusaha terkaya dinegeri ini. Jadi Ibu Lili bisa dapat banyak koneksi bisnis, usaha butiknya bisa sebesar sekarang ini berkat Tante Ruth yang mempromosikan Gaun hingga banyak dibeli orang-orang kaya disetiap acara.

Mobil yang ditumpangi Lili dan lainnya sudah sampai didepan jalanan parkir sementara depan pintu masuk rumah. Lili dan lainnya keluar dari mobil, mereka melangkah masuk bersama masuk kedalam rumah itu.

Didalam pesta itu begitu meriah dan mewah, semua berbondong-bondong membawa gaun terbaiknya, membawa barang-barang branded dan saling pamer kesuksesan satu sama lain. Ibu dan Tante Dewi dipanggil dari kejauhan oleh grup sosialitanya, sementara Susan mengajak Lili ke kelompok anak muda sebayanya. Disitulah awal pertama Lili gabung dan ikut pesta mewah.

Lili sudah gabung dikelompok elit ini, Susan memperkenalkan dirinya pada semua temannya disitu, menjelaskan bisnis apa yang dilakukan Ibunya. Tapi ada salah satu Gadis teman Susan yang menanyakan Ayahnya bisnis apa? disitulah Lili merasa kurang nyaman. Susan melihat Ekspresi wajah Lili merasa tidak enak dan mencoba untuk membuat teman Susan diam.

Namun Lili akhirnya tak merasa keberatan dan menjawabnya dengan sejujur-jujurya. "Ayahku kabur dan memilih Wanita lain saat aku dilahirkan." Senyum kecil Lili.

Lalu semua kelompok Pemuda elit terkaget semua wajahnya, mereka merasa tak enak mendengarnya. Begitupun dengan Susan dan Temannya yang dikenal namanya Erin. Susan lalumencubit Erin dan memberikan ekspresi wajah kesal, memberikan Kode untuk Erin segera minta maaf.

"Lili, aku minta maaf ya, seharusnya aku nggak tanya soal itu." Ucap Erin penuh penyesalan.

"Nggak apa-apa Rin. Santai Aja." Jawab Lili dengan senyum kecilnya.

Susan tersenyum dan akhirnya mereka melanjutkan obrolan lainnya dan minum bersama.

Alunan musik Pesta Kini berubah jadi slow mellow namun nikmat untuk didengar. Saat itulah Susan dibisiki dikupingnya oleh Susan.

"Li, Kau tahu nama Rama Sebastian Handoko, dia dambaan banyak gadis kalo ada pesta seperti ini. Lihat Gadis-gadis disini datang hanya untuk melihat Rama. Termasuk aku juga." Ucap Susan sambil tertawa kekeh. Lalu kembali minum wine digelasnya.

"Aku nggak tahu dia siapa? nggak penting sih." Jawab Lili, lalu mengkerutkan dahinya karena mendengar nama Pria sok tampan itu.

"Masak nggak tahu si. Lili-Lili Cupu kali kau." Ucap Susan meremehkan Lili. Susan tertawa terkekeh-kekeh mendengar jawaban Lili.

Lili mendengar mulut Susan bicara, merasa gedek dan bete. Lili lalu menolehkan pandangannya kearah lainnya untuk melihat pesta malam ini.

Beberapa puluh menit berlalu, pesta semakin tenang. Hingga akhirnya gemuruh suara para Gadis mulai riuh. Semua mata tertuju pada sesosok Pria yang berjalan keluar dari dalam rumah menuju ke area dekat kolam renang. Para Gadis itu histeris dan teriak memanggil nama Rama. sampai puluhan kali. Susan yang disebelah Lili juga histeris dan teriak tak terkendali. Susan dengan memaksa membawa Lili untuk melihat lebih dekat Rama.

Ketika sudah lumayan dekat dengan Rama, para gadis itu memanggil-manggil nama Rama kecuali Lili. Lili hanya diam dan memandang erat wajah Rama. Rama yang berjalan santai dengan gaya jas biru laut dan setelah Berwibawa, tak sengaja melihat Lili dengan terheran. Rama melihat gadis lainnya sangat histeris memanggilnya, sementara Lili tidak memanggil namanya. Rama dan Lili ketika itu saling tatap menatap satu sama lain, keduanya saling merasa heran dengan kejadian ini.

Rama lalu tersadar karena teman tongkrongannya memanggil beberapa kali untuk segera gabung kelompoknya. Saat itulah para gadis yang histeris dibubarkan dan suasana acara kembali tenang.

Saat itulah Lili merasa ada yang aneh saat menatap kearah Rama, seperti ada gejolak dihatinya, nggak mungkin masak ini yang dinamakan cinta. Sementara Rama juga merasakan getaran dihatinya. Keduanya mencoba mengabaikan perasaan itu dan menepisnya sejauh mungkin.

Susan dan Erin yang masih histeris dan kesal karena dibubarkan oleh satpam, mereka saling mengumpat dan tak terima. Beberapa kali ada kata-kata "Andai aku bisa menjadi pacar Rama, pasti hidupku sempurna." Ucap Susan. "Aku Juga pengen punya anak keturunan dari Rama." Ungkap Erin. Susan yang mendengar perkataan halu Erin, segera Susan menepuk bibir Erin sambil berkata "Halu kau ya. Aku yang pantas dengannya bukan kau." Ucap Susan dengan brutalnya.

Erin tak terima lalu membalas menepuk bibir Susan. Akhirnya mereka membuat drama pertengkaran perkara rebutan Rama. Sontak Lili memisahkan keduanya sebelum jambak-jambakan, Lili membawa Susan ke tempat lain agar pisah dengan Erin.

*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!