Kisah Dania yang bertahan dengan suami yang tak mencintainya. Dania bertahan karena cintanya pada Cilla anak dari suaminya. Akankah Pram membuka hati untuk Dania? Sanggupkah Dania bertahan? Atau Dania akan menyerah menjadi bunda pengganti bagi Cilla? Ikuti ceritanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Bunda Pengganti 06
"Selamat pagi, Pak. "
Pram mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang menyapa. Lalu Pram mengangguk kecil. Dan meninggalkan Dania sendiri di ruangan itu. Dania pu. semakin bingung. Tak lama tampak Nyonya Fatma datang dari arah Taman belakang sambil menggendong Cilla yang menangis.
Dania menghampiri Nyonya Fatma yang tampak menenangkan Cilla.
" Selamat pagi, Bu. Cilla kenapa?"
Cilla yang mendengar suara Dania langsung memutar badannya dan merentangkan tangannya kearah Dania.
" Cilla kenapa, Sayang. Kok nangis?"
Dania bertanya pada Cilla sambil menggendong balita itu. Dania terus saja menggendong balita cantik itu, sampai Cilla tenang dan tangisnya pun tak terdengar. Pram yang tak mendengar suara tangisan Cilla melihat dari lantai dua rumahnya. Ternyata Cilla sudah tenang dalam gendongan Dania. Lalu Dania membersihkan sisa air mata di wajah Cilla. Tanpa segan, Dania meminta izin pada Nyonya Fatma untuk memandikan Cilla.
" Bu, bolehkan Dani memandikan Nona Cilla?"
Nyonya Fatma tersenyum.
" Panggil Cilla aja, Dani. Tentu saja boleh. Tapi bagaimana dengan pakaian kamu nanti? Pasti akan basah dan kotor."
Kini Dania yang tersenyum lalu menatap wajah Cilla.
" Dani bawa ganti di mobil, Bu."
Lalu Dania pun menuntun Cilla untuk naik ke kamarnya. Sedangkan Pram hanya menyaksikan interaksi itu. Tanpa Pram sadari, Tuan Sofyan sudah ada di dekatnya.
" Kamu lihat sendiri, Pram. Cilla membutuhkan sosok ibu. Dan Papi rasa, Dania bisa di jadikan sebagai ibu Cilla. Dania merawat Cilla dengan telaten. Bahkan Papi bisa melihat sayang yang tulus di mata Dania."
" Kalau memang gadis itu bisa merawat dan mengasuh Cilla, lebih baik, aku membayarnya untuk menjadi pengasuh Cilla. Berapa pun bayarannya. Mama Cilla itu hanya Sabina, Pi."
Ucap Pram sambil berlalu, dan Tuan Sofyan pun hanya menghela nafasnya melihat putranya yang benar-benar sudah membeku.
Kini Cilla dan Dania tiba di lantai dua. Tanpa sengaja, tatapan Dania bertemu dengan tatapan Tuan Sofyan.
" Selamat pagi, Pak. Bagaimana keadaan Bapak? Apa sudah lebih baik?"
Tuan Sofyan tersenyum tipis.
" Keadaan ku sudah lebih baik Nia. Dan sepertinya besok aku sudah bisa kembali ke perusahaan."
Dania mengangguk, lalu tatapan Tuan Sofyan, mengarah ke tangan Cilla dan Dania. Tampak Cilla yang tak melepaskan gandengan tangannya.
" Cilla mau kemana?"
Tuan Sofyan bertanya sambil mensejajarkan tingginya dengan cucu kesayangannya ini.
" Cia, au andi, Opa."
" Saya mau memandikan Cilla dulu ya, Pak."
" Silahkan, Nia. Oiya, hari ini kamu tidak perlu ke kantor, semua berkas-berkas itu, akan di jemput oleh Sandy."
" Baik, Pak."
Cilla dan Dania pun masuk ke kamar Cilla. Dania menyiapkan segala keperluan Cilla. Di bantu oleh Mbok Sri. Mbok Sri memang sengaja di suruh oleh Nyonya Fatma untuk membantu Dania.
" Makasih ya, Mbok."
" Iya, Mbak. Kalau begitu, si mbok turun dulu ya. Mau ngelanjutin pekerjaan di belakang."
" Iya, mbok."
Lalu Dania memandikan Cilla dengan air hangat. Menyabuni dan membersihkan rambut Cilla. Rambut keriting itu tampak sangat mempesona di mata Dania.
Setelah selesai mandi, kini Dania memakaikan pakaian Cilla. Setelah Cilla wangi dan rapi, Dania membawa Cilla turun dari lantai dua rumah itu.
" Hm...cucu Oma wangi banget sih. Cium dulu donk."
Puji Nyonya Fatma. Sedangkan Cilla tampak tertawa mendengar perkataan Omanya.
" Dani, ayo kita sarapan dulu."
Nyonya Fatma meminta Dania untuk duduk di samping kursinya. Sedangkan Cilla tampak sudah duduk di baby chair nya.
" Ayo Nia, sarapan dulu."
Dania pun tampak segan. Namun dirinya tau betul, bahwa pimpinannya ini, tidak suka penolakan. Dania pun duduk. Lalu Mbok Sri membantu menyiapkan sarapan di piring masing-masing.
" Mbok, Dani biar ambil sendiri aja."
Tolak Dania secara halus. Dirinya merasa sangat sungkan, jika harus ikut di layani,sementara dirinya hanya bawahan.
Cilla tampak tak tenang saat di suapi oleh Mbok Sri. Bahkan Cilla beberapa kali membuang makanan yang masuk ke mulutnya. Dania yang melihat itu, berinisiatif meminta makanan Cilla, dan mulai menyuapi Cilla.
Dengan segala keahlian nya merayu, akhirnya Cilla memakan makanannya sampai habis. Lalu membersihkan sisa makanan yang masih ada di dekat bibir Cilla. Mereka semua menyaksikan bagaimana Dania dengan sabar mengurus Cilla.
" Nia..."
" Maukah kamu menjadi pengasuh untuk putriku, Dania."
Belum selesai ucapan Tuan Sofyan, Pram langsung memotong ucapan nya dan menawarkan pekerjaan seorang pengasuh bagi Dania.
Dania yang terkejut, menjatuhkan sendok yang saat ini di pegangnya.
" Maksud Anda, saya..."
" Iya, kamu jadi pengasuh Cilla. Cilla membutuhkan seorang pengasuh. Dan saya rasa, kamu cocok dengan Cilla. Jadi saya tanya kembali, apa kamu mau jadi pengasuhnya Cilla?"
" Pram, kamu apa-apa an. Dani kamu jadikan pengasuh Cilla. Dani itu sekretaris nya Papi, kamu. "
Nyonya Fatma merasa tak enak hati dengan ucapan Pram.
" Gak usah diambil hati ya, Dani. Pram sedang bercanda."
" Aku serius, Mi."
Suasana di ruang makan, mulai tidak baik. Tuan Sofyan menatap tajam pada Pram. Sedangkan Dania menundukkan pandangan.
" Lagian, posisinya kan sama saja, di perusahan Papi, dia sebagai bawahan Papi. Dan di rumah dia sebagai bawahan ku, Mi. Sama saja kan?
" Pram.."
" Tidak salah kan Pi, memang kenyataannya begitu. Dan apa gadis ini lupa, bahwa karna Papi lah, diri nya bisa mengenyam pendidikan tinggi dan bekerja di perusahaan Keluarga kita."
" Praaammm...."
Kali ini Nyonya Fatma yang berkata.
" Baik, Pak. Saya terima tawaran Bapak. Mulai hari ini saya akan menjadi pengasuh Nina Cilla, tapi saya juga minta, saya tetap bekerja di perusahaan."
" Terserah padamu, yang penting setiap pagi kau harus ada untuk mengurus Cilla."
Lalu Pram pergi dari meja makan. Sedangkan Nyonya Fatma dan Tuan Sofyan, menghela nafasnya.
" Dani, seharusnya kamu tidak perlu mengikuti apa kata, Pram. Kamu pasti kelelahan kalau harus berkerja dua pekerjaan sekaligus."
Nyonya Fatma menatap iba pada Dania. Namun, Dania menerbitkan senyum tipis untuk menenangkan hati Nyonya Fatma.
" Tidak apa, Bu. Dani akan berusaha membagi waktu dengan baik. Dan setelah ini Dani akan ke apartemen, untuk mengambil pakaian Dani."
Tuan Sofyan menatap Dani dengan tatapan iba. Sejak dulu, sebenarnya Tuan Sofyan sudah ingin menjodohkan Pram dengan Dania. Namun Pram dengan tegas menolak. Sejak saat itu, Pram menjadi tidak menyukai Dania.
Setelah selesai sarapan, kini Dani bergegas pergi ke apartemennya untuk mengambil beberapa keperluannya. Mulai hari ini, dirinya akan merangkap sebagai pengasuh Cilla. Walau dalam hati Dania, masih bingung dengan sikap Pram yang sejak dulu sepertinya tidak menyukai dirinya.
" Kamu harus kuat, Dani. Ingat kamu seperti ini karena kebaikan Tuan Sofyan."
Dani berkata dalam hati, demi menguatkan dirinya sendiri.
semoga ceritanya tidak mengecewakan