Menceritakan seorang laki-laki dingin yang jatuh cinta terhadap seorang wanita…….
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hotler Siagian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Turun!" bentak Salah satu dari mereka yang membawa tembak dan bertubuh besar
"Mau apa kalian!" bentak Yasha yang langsung berubah total menjadi sangar
"Kalian sudah memenjarakan teman, kami! Kami tidak terima!" Bentak pria berkulit gelap, bertubuh tinggi dan lencir yang juga membawa senapan di tangan kanannya
Alika multi berkeringat dingin, teringat masalahnya kemarin yang dikepung beberapa preman yang hampir membahayakan nyawanya.
(Apa ini Ada kaitannya dengan masalahku kemarin?) , batin Alika menerka-nerka
" C... Calvin, aku takut" bisik Alika yang reflek meremas tangan Calvin
"Jangan takut, saya di sini" Jawab Calvin yang langsung merangkul bahu Alika yang mulai bergetar
Calvin menoleh ke belakang. Memberi Yasha isyarat untuk turun lebih dulu
"Kamu jangan gegabah, kita bersama Alika dan Dio" ujar Calvin serius
"Iya, Bos" jawab Yasha yang langsung turun dari mobil Calvin untuk berjaga dan menelfon bodyguard-bodyguard Calvin yang selalu stand by didekat area pintu masuk hutan untuk datang.
"Kita semuanya turun sekarang, Alika dan Dio tetap di belakang saya bersama Yasha" ujar Calvin memperingatkan
"Tapi, kamu sendirian. Jangan, Bahaya! " kukuh Alika tidak mau melepaskan genggaman tangan Calvin
Akhirnya, Calvin tidak memiliki pilihan lain.
Calvin maju mendekati mereka, sambil tetap menggandeng tangan Alika yang ada dibelakang
"Teman-teman kamu saya penjarakan karena sudah membahayakan wanita saya!" balas Calvin ganas
"Mereka yang dari awal mulai dan bertindak mencari masalah!" lanjutnya
"Beruntung kalian masih saya penjarakan! Belum saya habisi!" bentak Calvin marah mengingat kejadian yang menimpa Alika kemarin
"Wanita itu, tidak hanya memenjarakan kelompok kami. Tapi juga merusak nama baik kelompok kami, Kau tahu?!" marah orang bertubuh gemuk itu tidak terima dengan suara besarnya yang menggelegar
Terkejut. Alika mengingat orang itu, dia adalah salah satu dari preman-preman yang hampir mencelakai Alika kemarin
Alika teringat dengan video yang disebarkannya di sosial media dan stasiun TV
(Pasti karena itu) batin Alika yakin
Alika lantas memberanikan diri,
"Bukan saya yang merusak nama baik kelompok kalian. Tapi, justru kalian yang merusak nama kalian sendiri. Sudah tahu, mabuk-mabukan dan pesta narkoba dilarang karena membahayakan diri dan juga orang lain, kenapa masih kalian lakukan?!" jawab Alika marah tanpa melepas genggaman tangan Calvin
Alika menatap raut wajah pria bertubuh tinggi dempal yang memimpin kelompok itu, seperti tidak bisa menahan amarah. "Bunuh wanita itu!" perintah Pria bertubuh tinggi dempal itu
Alika mengeratkan genggaman tangannya pada Calvin karena ketakutan. Calvin maju. "Kalian berani maju satu langkah, saya bunuh kalian semua!" ancam Calvin pada pria di hadapannya tajam
Pria yang ada dibelakang sendiri mulai membidikkan senapannya kearah Alika,
DORRRRRRRR!!!
KWAKKKK
KWAKKKK
KWAKKKK
Suara tembakan itu menggema keras di seluruh penjuru hutan.
Calvin cepat meraih tubuh Alika
BRUKKKK
"Awhhhssss"
Alika membuka matanya perlahan, Calvin berada diatas tubuhnya
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Calvin
"Aku ngga apa-apa, Vin"
Calvin membantu Alika berdiri
"Vin, tangan kamu berdarah!" pekik Alika panik melihat lengan kanan Calvin
"Luka kecil, Alika. Jangan khawatir" jawab Calvin singkat dan tetap waspada dengan preman-preman yang ada dihadapan mereka.
Lalu, Calvin juga membantu Dio yang tiarap di tanah berdiri di sebelah Alika
"Kamu tidak apa-apa, Dio?" tanya Calvin
"Aman, Vin. Tapi, tolong hati-hati mereka bawa senjata" ujar Dio serius
"Pasti" jawab Calvin singkat
Calvin berbalik kearah preman-preman itu agar Alika bisa melihat.
Malah, pria yang tadi melayangkan tembakan kearah Alika-lah yang terluka dengan darah yang mengucur di dadanya
Alika melihat pistol ditangan kiri Calvin
(Calvin menembak orang itu)
Lumuran darah yang mengalir di dada preman itu, membuat Alika berkeringat dingin dan ingin muntah. Calvin lalu memeluk Alika dengan tubuh besarnya, membelakangi preman-preman itu agar Alika berhenti melihat.
"BERHENTI!" Teriak kepala desa Kosarek
Dari arah belakang, datang seluruh bodyguard Calvin bersama dengan seluruh warga Kosarek termasuk Bu Cit
Melihat jumlah kelompok mereka yang kalah jumlah, dikepung dengan beberapa bodyguard Calvin. Mereka semua berusaha lari
"URUSAN KITA BELUM SELESAI DENGAN KALIAN BERDUA!" Teriak pria bertubuh dempal itu yang tidak terima saat kedua tangannya dikunci oleh 2 bodyguard Calvin
Calvin semakin mengepalkan tangannya keras, dengan tangan satunya yang masih memeluk Alika erat.
"JANGAN BIARKAN MEREKA LEPAS!!!" Teriak Calvin kepada seluruh bodyguardnya. Calvin memberikan Alika pada Yasha dan Dio.
Lalu, Calvin berjalan menuju pria bertubuh dempal itu, dan menggebukinya habis-habisan dengan tangan kosong
BUGHHHHHHH
BUGHHHHHH
BUGHHHHH
BUGHHHHHH
"TERUSKAN!!! KELOMPOK KAMI AKAN TETAP ADA! DAN KAMI TIDAK AKAN MEMBIARKAN KALIAN SEMUA ORANG-ORANG KOSAREK TENANG!" teriak pria bertubuh dempal itu semakin membuat Calvin marah meskipun darah sudah bercucuran dari mulutnya
Alika, Dio, Bu Cit dan warga-warga yang lain berusaha menarik dan menghentikan Calvin
"Sudah, Vin... Sudah" ujar Alika sambil berusaha menarik Calvin dibantu dengan Dio
"Vin... sadar! Sudah! Dia bisa mati!" saut Dio menimpali. Tapi, Calvin tetap menghajar pemimpin preman itu dengan membabi buta.
"Lepas! Dia memang harus mati!" jawab Calvin yang tidak mau berhenti memukuli pria itu
"Calvin, sudah. Kita serahkan ini semua ke polisi" ujar Bu Cit yang ikut membantu menarik Calvin bersama warga-warga yang lain
Kekuatan Calvin begitu besar, bahkan beberapa orang masih tidak mampu menarik Calvin kebelakang
(Kamu akan dihukum kalau sampai dia mati, Vin. Aku ga akan biarin itu terjadi) batin Alika
"CALVIN" Teriak Alika yang langsung memeluk Calvin dari samping
Calvin akhirnya berhenti dan mundur
"Tenang, Nak Calvin. Pak Kades sudah lapor polisi" ujar Bu Cit sambil menenangkan Calvin
"Polisi disini tidak ada yang becus, percuma saja kalian lapor!" marah Calvin
"Hahahaha, Kamu hanya tamu disini. Kamu tidak akan bisa apa-apa!" ledek pria bertubuh besar itu
Kampung Kosarek ini memang sudah banyak menerima ketidakadilan baik dari aparat penegak hukum dan juga pemerintah seperti polisi dan gubernur kota. Bisa dilihat dari perkembangan infrastruktur, pendidikan, dan juga ekonomi yang jauh lebih terpuruk daripada warga-warga dari distrik yang lain.
Calvin mengalihkan pandangannya muak
"Bawa mereka pergi dari hadapan saya, Penjarakan mereka dengan tuntutan seumur hidup karena mencoba melakukan pembunuhan!" perintah Calvin kepada seluruh bodyguardnya
"Dan jangan pergi sebelum mereka benar-benar tersiksa! " tegas Calvin sambil berusaha menormalkan nafasnya yang memburu menatap preman didepannya
"Baik, Bos!" jawab Yasha yang lalu diikuti oleh rekan-rekannya yang lain
Setelah mereka semua pergi, Alika mengusap punggung Calvin menenangkan.
"Kemarin malam, saya sudah memenjarakan mereka. Bahkan, tadi pagi saya juga baru selesai mengurus mereka di kepolisian. Tapi, rupanya gubernur kota ini lebih berpihak kepada mereka. Kalau tidak, kenapa mereka bisa lepas semudah itu" kesal Calvin saat menceritakan hal itu ke Bu Cit dan warga-warga sekitar
"Ketidakadilan itu sebenarnya hanya satu dari sebagian besar. Memang dari dulu warga kami selalu mendapat perbedaan perlakuan dari Gubernur kota. Karena pemilihan sepihak, pemimpin kota ini juga cenderung memihak. Sehingga hanya menguntungkan distrik yang berada dipihaknya" jawab Bu Cit
"Sayangnya. Kami sering tidak berada di pihaknya" lanjut Bu Cit
Calvin terkejut,
"Kalian tau? kebanyakan perang antara suku disini juga terjadi karena hal ini. Saya hanya berharap hal itu tidak terjadi kembali" ujar Bu Cit memberi tahu Calvin
Mungkin juga memberi peringatan, agar Calvin tidak terlalu gegabah menghakimi
"Saya tau apa yang harus saya lakukan" jawab Calvin serius menanggapi
Continue