Hanin, gadis yatim piatu tak berpendidikan tiba-tiba di jodohkan dengan seorang Pria mapan. Awal nya semua mengira calon Hanin adalah Pria miskin. Namun siapa sangka, mereka adalah orang kaya.
Hanin begitu di sayang oleh mertua dan juga ipar nya.
Tidak ada siapa pun yang boleh menyakiti Hanin. Tanpa mereka sadari, Hanin menyimpan rahasia di masa lalu nya.
Yang penasaran, cus langsung meluncur. Baca nya jangan di loncat ya. Nanti Author ya nggak semangat nulis.
Selamat membaca, ☺️☺️☺️☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Di sebuah rumah yang lumayan bagus di desa itu, seorang Pria Paruh Baya sedang di siksa di dalam sana.
Ia sudah tidak peduli jika ia harus ma-ti saat itu. Setidak nya, ia sudah memindahkan surat-surat berharga milik keponakan nya ke tempat aman.
Siapa lagi yang menyiksa nya kalau bukan orang-orang suruhan dari Abang Ipar nya itu. Om nya Hanin, Pak Rahmat, sekarang sedang berada dalam bahaya.
"Rahmat, harus nya kamu itu jadi suami yang baik untuk adik ku. Bukan malah membuat nya terluka. Apa kau tidak takut, keponakan mu itu akan aku celakai?" Ucap abang ipar nya itu.
"Aku sudah pasrah jika kau ingin menghabisi nyawa ku. Sekarang, aku sudah tidak takut lagi padamu. Keponakan ku sudah aman di kota. Suami jua kaya raya. Jadi, aku sudah tidak peduli. Harus nya, dari dulu aku menceraikan adik mu itu."
Brak..
Pak Rahmat di ten-dang hingga kursi yang ia duduki saat ini hancur bersamaan dengan jatuh nya tubuh itu.
Uhuk..
Darah segar pun keluar dari dalam mulut nya. Hanya karena ia memperingati istri nya, ia sampai di siksa seperti itu.
Maka dari itu, sejak dulu ia selalu diam saat Hanin di perlakukan semena-mena di rumah nya sendiri.
Setidak nya saat itu, ia masih bisa menolong dan melihat Hanin dari dekat. Rahmat tidak memiliki kuasa apapun. Ia juga tidak memiliki kekuatan maupun uang.
Mau lapor ke polisi? Bahkan hampir setengah kantor polisi mengenal Abang ipar nya. Rahmat yang orang desa itu, tidak bisa berkutik.
"Aku bahkan bisa mengejar nya hingga ke kota. Orang-orang ku ramai di sana."
"Silahkan kalau kau bisa. Sedikit saja kau lukai keponakan ku, adik tercinta mu akan jadi gembel." Ucap Pak Rahmat masih dengan senyum di wajah nya.
"Apa maksud mu?"
"Maksud ku? Kau bahkan tahu apa maksud ku. Selama ini, uang siapa yang dia pakai untuk foya-foya, kalau bukan uang milik keluarga kakak ku. Adik mu sungguh tidak tahu diri."
"Hey Rahmat! Apa kau mau ma-ti?"
"Hidup dan mati ku, bukan kau yang menentukan. Kau memang suka membunuh seseorang. Tapi kau, tidak bisa mencabut nyawa nya. Itu bukan tugas mu."
"Oh ya, kita lihat saja. Apakah kau akan mati jika aku menembak kepala mu?"
Pak Rahmat memejamkan mata nya. Pandangan kebahagiaan Hanin jelas terlihat di depan mata nya.
Ia tahu dari warga desa yang di undang ke sana. Pasti, keluarga suami nya akan menjaga Hanin dengan baik.
Biar lah ia mati. Setidak nya, untuk menebus dosanya yang dulu tidak sempat menolong Hanin. Pak Rahmat, ia sudah pasrah akan semua yang terjadi.
Dor..
Satu tembakan mengenai perut nya. Seperti nya, Abang Ipar nya meleset kali ini. Akan tetapi, tubuh Pak Rahmat langsung lemah dan ia kehilangan kesadaran nya.
Luka bekas pukulan sudah ia rasakan sejak tadi. Tubuh nya pun sudah tidak kuasa menahan segala nya.
"Ah, meleset. Ini karena tangan ku sudah lelah. Kalian, cepat buang tubuh nya di hutan. Biarkan binatang buas mempercepat kematian nya."
Pak Rahmat di buang ke dalam hutan saat itu juga. Tanpa diketahui oleh mereka semua yang ada di sana, ada beberapa orang yang melihat semua kejadian itu.
Mereka pun menyelamatkan Pak Rahmat dan membawa nya ke tempat yang aman. Setidak nya, Pak Rahmat akan menjadi saksi kunci atas segala yang terjadi pada Hanin di masa lalu.
Ya. Mereka adalah orang suruhan Opa dan Oma nya Hanin. Mereka sangat ramai tersebar di seluruh penjuru desa.
Mereka membagi tugas masing-masing. Dan tugas mereka, sedikit demi sedikit mengorek informasi masa lalu keluarga Hanin di desa itu.
Untung saja Pak Rahmat cepat ditemukan oleh mereka dan langsung di tangani. Nyawa beliau, masih lah tertolong.
*****
Di kediaman Oma dan Opa nya Hanin....
Suara dering ponsel membuat Opa nya cepat-cepat mengangkat ponsel tersebut. Walaupun beliau sudah menjadi kakek-kakek, tapi beliau masih tampak kuat dan tegas.
"Bagaimana? Ada berita apa?"
"Tuan, Om nya Nona Hanin kami temukan penuh luka. Sekarang akan kami bawa ke rumah sakit."
"Apa? Bagaimana bisa terjadi?"
Pria di seberang sana pun menceritakan apa yang terjadi dengan Om nya Hanin. Opa nya sungguh tidak menyangka akan seperti itu.
Opa nya bahkan mengira jika Om nya Hanin malah bersekongkol dengan istrinya. Akan tetapi, semua nya salah.
" Aku akan memimpin operasi nya. Dia harus selamat. Apapun yang terjadi."
Ponsel pun dimatikan. Opa langsung bersiap akan ke rumah sakit merek yang ada di sana. Bukan rumah sakit besar.
Hanya saja, rumah sakit itu adalah salah satu rumah sakit terbagus untuk saat ini. Dulu nya, rumah sakit itu di bangun untuk Hanan ayah nya Hanin.
Saat Hanan meninggal, Rama lah yang mengurus segalanya. Bahkan nama rumah sakit itu adalah nama Hanin sendiri.
"Kasih Hanin."
Begitu lah nama Rumah sakit milik keluarga Hanin yang sudah ada sejak dulu ia di lahirkan. Hadiah dari Opa dan Oma nya untuk kelahiran cucu pertama mereka.
"Ada apa suami ku? Ada apa dengan cucu kita?" Tanya Oma nya Hanin.
"Cucu kita baik-baik saja. Kamu jemput lah Hanin dan bawa ke sini. Bukan kah Hanin akan di obati di sini?"
"Oh ia. Aku hampir lupa."
"Aku ke rumah sakit dulu. Ada pasien mendadak."
"Tapi, bukan kah selama ini kamu sudah tidak pernah menangani pasien lagi?"
"Tapi yang ini, beda. Dia adalah satu-satunya kunci utama."
"Siapa?"
"Om nya Hanin." Ucap Opa nya.
"Kenapa kamu tidak membiarkan saja dia mati. Dia pun ikut berbohong pada kita beberapa tahun yang lalu."
"Istriku, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa lalu. Biarkan suami mu ini mengatasi segala hal tentang ini. Ingat. Jangan beritahu Hanin. Ia tidak boleh terguncang saat sedang dalam pengobatan kita."
"Baik, Suamiku."