NovelToon NovelToon
MENGAMBIL KEMBALI

MENGAMBIL KEMBALI

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Berbaikan / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir
Popularitas:667
Nilai: 5
Nama Author: Vandelist

Segalanya yang telah ia hasilkan dengan susah payah dan kerja keras. lenyap begitu saja. kerja keras dan masa muda yang ia tinggalkan dalam menghasilkan, harus berakhir sia-sia karena orang serakah.borang yang berada di dekatnya dan orang yang ia percayai, malah mengkhianatinya dan mengambil semua hasil jerih payahnya.

Ia pun mulai membentuk sebuah tim untuk menjalankan rencana. dan mengajak beberapa orang yang dipilihnya untuk menjalankan dengan menjanjikan beberapa hal pada mereka. Setelah itu, mengambil paksa harta yng dikumpulkan nya dari mereka.

"Aku akan mengambil semuanya dari mereka, tanpa menyisakan sedikitpun!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vandelist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Berada di tempat ini, di mana ia pernah merasakan suka cita bersama seseorang yang membawa kebahagiaan dalam hidupnya.

Tempat ini dulunya penuh dengan anak-anak jalanan yang terlantar—wajah-wajah kecil yang pernah ia temui. Bersama seseorang itu, ia membangun tempat ini dengan hati yang tulus dan sukacita, setiap sudutnya dipenuhi dengan kenangan manis dan senyum kebahagiaan. Serta rasa syukur di setiap hati mereka.

Memori tentang tempat ini begitu kuat, mengalir di setiap ruangnya, menyimpan jejak rasa syukur dan dedikasi. Tak ada hal yang lebih berarti dalam hidupnya sebelum ia mendirikan tempat ini.

Pertemuannya dengan seseorang yang baik hati, yang mampu memberinya kebahagiaan dan kebebasan yang selama ini ia harapkan, menjadi titik balik dalam hidupnya. Ia mencurahkan seluruh ketulusan dan kasih sayangnya—untuk orang itu, dan untuk tempat ini.

Tempat ini, bisa dibilang adalah tempat dimana ia menenangkan diri dari segala hiruk pikuk yang selalu mendera tubuhnya, pikirannya.. serta mentalnya. Tempat ini juga, bisa dibilang tempat dimana ia selalu bisa merasakan kehangatan yang tak terhingga. Ketika di rumah tak ada kenyamanan.

Tempat inilah, yang membuatnya merasakan kebahagiaan tak terkira dalam hidupnya. Bermain bersama mereka yang berlarian kesana kemari, serta tempat dimana dirinya merasakan hal yang sangat berarti dalam hidupnya. Ketika dunia tidak pernah ada yang memihaknya.

Sangat menyenangkan dan juga menenangkan.

Namun, ketika ia pernah berjanji pada seseorang itu. Dia melakukan pengingkaran karena ketakutan yang tak bisa dihilangkannya sampai sekarang. Orangtuanya, terlalu kuat dalam mengendalikan dirinya hingga ia tidak bisa menepati janjinya pada orang itu.

Dirinya melakukan ingkar janji pada seseorang itu, karena banyak orang yang berlindung dibalik punggungnya dan menggantungkan dirinya. Jika ia tidak memihak pada orangtuanya, maka akan banyak korban yang harus berakhir dengan kematian. Jika dirinya tetap bersama orang itu. Walaupun harus berakhir dengan kekecewaan.

Dia tak punya pilihan selain kembali ke rutinitas awalnya sebelum bertemu dengan seseorang itu. Rutinitas dimana ia akan menjadi barang dagangan untuk orangtuanya. Dan diperjualkan pada kolega-kolega nya.

“Kak Aurel!”panggil anak kecil yang mengenalinya.

Aurel tersenyum mendengar suara beberapa anak kecil yang menyadari keberadaannya. Anak-anak panti yang ia asuh di tempat ini dengan penuh rasa tulus dan juga cinta. Hal yang tak pernah ada dalam benaknya.

Aurel menghampiri kepala pengasuh panti ini. Orang kepercayaan yang ia amanah kan untuk menjadi kepala panti ini.

“Pagi Bu Har”sapa Aurel pada kepala panti yang sedang mengajari anak-anak berhitung.

“Eh mbak Aurel udah datang to ternyata”ujar Budhe. “Udah lama nggak lihat mbak Aurel datang, sampai pangling Budhe.”

Budhe berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Aurel yang berdiri di dekat mereka. Mereka memeluk satu sama lain layaknya saudara lama yang tak pernah bertemu. Aurel sangat merindukan pelukan hangat dari Budhenya ini. Sudah lama ia tidak berkunjung ke tempat ini karena kesibukan sehari-hari.

“Huhuhu Aurel rindu bangat sama Budhe.”

“Budhe juga, lama banget kamu ndak kesini.”

“Mau gimana lagi Budhe, kerjaan aku selalu menumpuk. Ketika udah selesai semua, bertambah lagi sampai menggunung. Akhirnya harus nyelesain dalam waktu lama lagi.”

“Pekerjaan kamu memang berat-berat ya, padahal Budhe nggak ngerasain. Tapi kalau dengar keluhan kamu rasanya Budhe nggak bakalan sanggup buat ngerjain semuanya.”

“Yah namanya juga kewajiban yang harus segera diselesaikan. Makanya harus diutamakan agar nggak menjadi tanggungjawab lebih besar lagi.”

Alasan yang klise sebenarnya, ia selalu mengucapkan kata itu ketika ditanya mengapa sudah lama tak datang kemari. Begitu banyak masalah yang terjadi dalam kesehariannya, dia tak mungkin akan bercerita tentang masalahnya pada Budhenya ini.

Lebih tepatnya Aurel tak ingin membuat khawatir Budhe nya dengan permasalahan yang terjadi dengannya. Jika Budhe nya tahu, maka akan sangat panjang urusannya.

“Budhe panti aman kan?”tanya Aurel yang duduk di dapur panti asuhan.

“Aman kok, kan ada Pakdhe yang jagain tempat ini”saut Pakdhe yang baru datang dengan membawa celurit.

Ia menolehkan pandangannya ke arah Pakdhe yang baru saja datang. Dia menyapa Pakdhe dengan wajah bahagia.

“Kamu udah lama nggak datang ke sini Aurel? Kemana saja?”tanya Pakdhe yang sedang mencuci tangannya.

“Ada pekerjaan Pakdhe, dan menumpuk makanya lama nggak ke sini nya,”jawab Aurel dengan memakan yang disuguhkan Budhenya.

“Jangan terlalu lelah bekerja, nanti tubuhmu nggak kuat sakit lagi. Tubuh itu juga butuh istirahat, jangan dibiasakan untuk bekerja terlalu lelah,”pesan Pakdhe yang duduk di depannya.

“Siap Pakdhe”jawab Aurel dengan nada semangat.

Mereka pun mengobrol dengan berbagai topik untuk dibicarakan. Terutama tentang kenyamanan anak-anak di sini, Pakdhe dan Budhe bercerita banyak hal tentang anak-anak yang sudah melanjutkan sekolahnya di perguruan tinggi. Bahkan ada yang bersekolah di salah satu universitas di negeri Paman Sam untuk menuntut ilmu ke jenjang selanjutnya.

Ia benar-benar bangga akan hal ini, dia memberikan semua kasih sayangnya di tempat ini. Dan memberikan semua hal yang materi dari tabungannya di tempat ini.

Karena dengan itu, dia bisa memenuhi janjinya yang selama ini di ingkari. Dan juga sembari menunggu seseorang itu dengan sabar.

“Oh iya Pakdhe, apa dia sudah ke sini lagi?”tanya Aurel dengan tangan yang terus mengambil gorengan di meja.

Berada disini, ia merasakan kehangatan tentang keluarga. Hal yang tak pernah ada dalam hidupnya.

Pakdhe menjawabnya dengan gelengan kepala pelan. Aurel menatap tersenyum tipis melihat hal itu.

μμ

“Pokoknya nanti di sini harus menjadi dapur bagi anak-anak, apalagi tempat ini luas.”

“Kenapa nggak dijadiin kamar aja, bukannya lebih bagus ketika dijadiin itu. Apalagi tempat ini luas, dengan pemandangan yang bagus di luar sana.”

“Nggak. Aku nggak setuju, di sebelah sini kan dekat dengan pemukiman. Takutnya kalau dijadiin kamar pasti akan ada yang komplen. Apalagi ini anak-anak, pastinya warga yang tinggal di sebelah sini akan melayangkan protes sama kita karena terganggu dengan suara anak-anak yang bermain.”

“Benar juga, kok kamu pinter sih?”

“Emangnya selama ini aku nggak pinter apa?”tanyanya nyalang pada orang itu.

Dia tertawa kecil dengan ekspresi Aurel yang menatapnya nyalang. “Pinter kok, cuman sedikit ceroboh aja”ujarnya dengan nada jengkel.

Aurel mendengus dengan ujarannya “nyebelin banget kamu!”jawabnya dengan galak.

Dia merangkul pundak Aurel dan mengajaknya ke pinggiran tempat ini. Memandang pemandangan indah dengan damai, berdua dengan kekasih hati yang akan selalu berada di sisinya. Adalah hal yang selalu di do’akannya setiap saat.

“Aku nggak nyangka bakalan ngerasain hal kayak gini dalam hidupku. Apalagi dengan orang yang benar-benar memandangku tanpa melihat masa lalu. Dan menghargaiku”ungkap Aurel.

Orang itu tersenyum mendengar ungkapan wanitanya, ia tidak tahu seberapa buruk hidupnya wanita itu. Namun ia bisa merasakan bahwa wanitanya begitu tersiksa dengan kehidupannya. “Banyak kok yang peduli padamu, hanya saja kamu belum menemukan orang itu. Contohnya aku peduli padamu, ditambah lagi cinta banget sama kamu”ucapnya dengan nada pede.

Aurel menyikut perutnya dan berdecih. Selama berada di samping pria itu, banyak hal yang membuatnya benar-benar jengkel dengan sifatnya. Terutama dengan sifat pedenya yang berlebihan. Menurutnya.

~~•

Sepenggal kenangan yang lewat dalam lamunannya ketika mengingat seseorang itu.

Disinilah, mereka pernah bercanda ria sebelum terbangunnya panti ini. Menentukan dimana saja tempat yang harus digunakan, dan menentukan dimana tempat untuk bermain para anak-anak. Serta menentukan dimana tempat tinggal yang akan mereka diami untuk menjadi pemilik panti asuhan ini.

Begitu banyak memori kenangan yang terpatri dalam otaknya dan banyak hal terjadi ketika melewatinya dengan sangat bahagia. Hal yang selalu menjadi motivasinya dalam menjalani hidup penuh luka ini. Membuatnya terkadang ingin menyerah untuk bertahan.

Menyedihkan. Adalah penggambaran untuk kehidupannya saat ini dan sebelum bertemu dengan seseorang itu. Dalam jangka pendek, ia baru benar-benar merasakan hal baru dalam hidup ketika bersama dengan pria itu.

Pria yang pernah menjadi suaminya untuk kedua kali ketika dirinya dijual oleh orangtuanya.

Awalnya, tak ada harapan ketika dirinya dinikahkan lagi setelah bercerai dari suami pertama. Dikarenakan kontraknya sudah selesai,dan ia harus kembali ke keluarganya lagi. Dan melanjutkan hidup yang penuh dengan penjara kejam. Yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.

“Lama ya nunggunya?”ujar seorang pria yang memecahkan lamunannya. Pria itu, yang menjanjikannya dan juga memberinya sebuah kebebasan padanya. Yang beberapa lalu mengajaknya untuk bergabung di sebuah tim. Entah tim apa yang dimaksud. Bahkan saat itu dirinya belum berkenalan satu sama lain.

“Maaf sudah buat lo nunggu lama”ucap pria itu.

Aurel tersenyum tipis “nggak masalah”jawabnya.

“Oh iya, btw kita belum kenalan sejak pertama kali bertemu. Nama gue Fyneen. Dan lo nggak usah nyebut nama karena gue udah tahu nama lo duluan.”

Beruntungnya Aurel belum berucap satu kata setelah Fyneen memperkenalkan dirinya. Seorang pria dengan nama Fyneen dan mulut jengkelnya itu. Ia menghembuskan napasnya kasar dengan kelakuan pria itu.

“Tempat ini,”pandangannya yang terus berputar di area ini “menenangkan juga ya, pantes lo pengen ngelindungi daerah ini.”

Yang diucapkan Fyneen, benar adanya. Daerah ini adalah daerah yang paling strategis daripada tempat lain. Akses jalan yang memadai, serta pemandangan yang disuguhkan begitu memanjakan mata. Membuat beberapa orang yang ingin mendirikan penginapan di daerah ini berbondong-bondong berebut. Termasuk dirinya dan pria itu.

“Pasti merjuangin tempat ini butuh biaya besar, dan juga butuh mental yang kuat buat dapetinnya.”

“Benar. Tapi lebih banyak butuh mental karena harus menghadapi cukong-cukong rakus.”

“Wah, pantes lo pertahanin nih tempat kayak mau perang. Sampek harus relain diri lo berkorban lagi setelah dapat kebebasan.”

Aurel menaikkan alisnya dan menatap Fyneen dengan tatapan bingung.

“Nggak usah heran gue tahu dari mana, tapi yang jelas sebelum ketemu lo. Gue cari tahu banyak tentang lo dan juga orang-orang yang pernah berhubungan dengan lo,”Fyneen menatap tajam ke arah depan “gue nggak nyangka aja lo bisa ninggalin orang yang lo sayang demi orangtua laknat itu.”

“Lo nggak tahu apa-apa tentang hidup gue!”sentak Aurel.

“Apa yang gue nggak tahu tentang lo? Bahkan gue juga tahu siapa orang yang selalu menjadi alasan lo buat pertahanin tempat ini!”

“Lo cuma tahu sebagiannya, dan lo nggak berhak menilai gue kenapa gue lebih milih orangtua gue!”

Fyneen menghembuskan napasnya kasar. “Wanita ini benar-benar sesuai deskripsi tu orang”batin Fyneen yang sebal Denna keras kepala Aurel.

“Terserah dah, apa kata lo. Gue juga cuma orang asing yang pengen ngajak lo masuk ke sebuah tim.”

“Lo nggak tahu alasan gue kenapa milih ortu gue, lo nggak tahu mengapa gue rela buat ngelepasin kebebasan gue, dan lo nggak tahu apapun yang terjadi sama gue,” ia menarik napasnya untuk mengatur pernapasannya setelah berbicara cepat “Lo nggak tahu banyak halangan yang harus tidak terjadi jika gue milih ortu gue”lanjutnya dalam hati.

Aurel memejamkan matanya, meresapi angin yang berhembus melewati dirinya dengan pelan. Dan suara hewan kecil yang menenangkan pikirannya.

Kehidupan yang bagai burung sangkar, memang akan sulit untuk melawan tuan nya jika sudah ada ancaman dari pihak tuannya. Dan ia sebagai burung itu, tak bisa berkutit untuk sekedar bergerak leluasa dalam menjalankan kehidupan normalnya.

Semua hal yang diucapkan tuannya harus ia patuhi dan turuti agar tidak terluka. Apalagi ada orang yang harus dilindungi nya. Membuatnya sulit untuk bergerak leluasa dalam kehidupannya. Seringkali ia berpikir bahwa dia bukanlah anak kandung mereka. Karena dirinya benar-benar diperlakukan seperti barang. Bahkan barang mewah lebih berharga bagi mereka daripada dirinya.

“Entah kehidupan apa yang elo jalani seperti apa, gue nggak peduli. Cuman miris aja lo lebih milih balik ke neraka daripada kebebasan yang seharusnya lo harepin dari dulu”cakap Fyneen dengan mengambil minuman kelapa yang dipesannya.

“Kalau gue bisa milih juga gue bakalan milih sesuai keinginan. Tapi ada beberapa hal yang buat gue sulit untuk memilih, dan gue nggak bisa ngedepanin kesenangan gue”jawab Aurel. Dia benar-benar tidak bisa, sangat tidak bisa untuk mengedepankan kepentingan nya. Akan banyak korban yang mereka lakukan jika ia memilih kesenangan nya.

“Terserah dah,”ucap Fyneen final dan memberikan sebuah tas hitam kecil untuk wanita itu “nih, alat yang akan lo komunikasikan dengan yang lain. Dengan syarat lo harus ngikutin arahan dari orang yang gue berikan kartu pada Lo waktu itu.”

“Lo bakalan ngelaksanain janji lo waktu itu kan?”

“Tentu, gue nggak pernah ingkar janji. Kalau gitu gue pergi dulu”pamitnya pada Aurel dan berlalu meninggalkan wanita itu sendirian.

Aurel menatap tas itu dengan intens. Dia benar-benar akan melakukan pembebasan lagi terhadap dirinya. Entah sampai kapan, tapi yang jelas ia berharap akan selamanya. Dan tidak perlu kembali lagi. Dia ingin bersenang-senang, dia ingin mewujudkan impiannya, dia ingin melakukan kehidupan semaunya.

Sementara Fyneen, setelah kembali ke mobilnya. Ia mengambil ponselnya yang sejak tadi menyala.

“Udah dengar secara langsung kan lo.”

“Iya, makasih Fyn.”

1
QueenRaa🌺
Keren ceritanya kak✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!