Season kedua dari Batas Kesabaran Seorang Istri.
Galen Haidar Bramantyo, anak pertama dari pasangan Elgar dan Aluna. Sudah tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan. Ia mewarisi semua ketampanan dari ayahnya.
Namun ketampanan juga kekayaan dari keluarganya tidak sanggup menaklukkan hati seorang gadis. Teman masa kecilnya, Safira. Cintanya bertepuk sebelah tangan, karena Safira hanya menganggap dirinya hanya sebatas adik. Padahal umur mereka hanya terpaut beberapa bulan saja. Hal itu berhasil membuat Galen patah hati, hingga membuatnya tidak mau lagi mengenal kata cinta.
Adakan seorang gadis yang mampu menata hati si pangeran es itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian Yang Tersembunyi
Lucyana sudah berada di dalam kamar, merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, setengah tubuhnya tertutup oleh selimut, berulang kali mengganti posisi tidurnya, miring ke kanan terus berganti ke kiri. Sudah lebih dari satu jam Lucyana melakukan hal itu, tetapi matanya masih tetap terjaga. Hatinya gelisah memikirkan kejadian sebelumnya.
Kakak suka aku gak?
Lucyana merutuki kebodohannya sendiri, bagaimana bisa ia bertanya hal demikian. Belum lagi pertanyaan balik Galen yang membuatnya kehilangan semua kata-katanya.
Maunya gimana?
"Ck, kenapa aku harus bicara seperti itu?" Lucyana bangun dan mengambil posisi duduk.
Gadis itu menekuk kedua kakinya, menyembunyikan wajahnya di antara lutut. Lucyana tidak tahu apakah masih bisa berhadapan langsung laki-laki itu atau tidak. Merasa sangat frustrasi Lucyana kembali merebahkan tubuhnya menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, pasrah dengan keadaan.
Esok harinya Lucyana sengaja tidak membuatkan bekal untuk Galen, bahkan jam istirahat pun Lucyana sengaja tidak keluar kelas demi untuk menghindar dari laki-laki itu. Ia terlalu malu untuk berhadapan langsung dengan Galen karena kejadian semalam. Belum lagi berita menghebohkan di account base sekolah tentang kejadian kemarin, soal Galen yang bersimpuh di kakinya untuk mengikat tali sepatunya yang terlepas, juga ketika Galen membopong dirinya selepas kejadian di kolam renang. Lucyana menjadi takut untuk keluar kelas, jelas nanti dirinya akan menjadi bulan-bulanan oleh Kania and the gank. Kejadian kemarin cukup membuat Lucyana tidak ingin berhadapan langsung dengan Kania. Belum lagi tatapan semua orang yang bertemu dengannya begitu sinis. Mereka semua seperti menganggapnya seorang musuh.
"Siap-siap saja lo bakalan dimusuhin sama cewek-cewek di sekolah ini."
Lucyana menoleh mendapati Dio sang ketua kelas.
"Ke-napa begitu?" tanya Lucyana gagap.
"Karena lo bisa deket sama dua anak dari pemilik sekolah ini. Terutama idola mereka si Galen," jawab Dio.
"Cu-cuma karena itu mereka mau musuhin aku?" Kening Lucyana mengernyit bingung. "Masuk akal gak sih?"
Dio berpikir sejenak, "Emmmm, sebenarnya gak sih. Tapi bagi mereka itu ya masuk akal."
Eh?
"Secara Galen itu idola mereka, banyak yang ingin dekat dengannya tapi kayaknya susah banget. Jangankan untuk dekat, untuk dapetin nomor teleponnya saja susah banget," jelas Dio.
Mata Lucyana terbelalak dengan kedua alis ikut terangkat, ekspresinya berubah horor. Bagaimana jika mereka tahu jika dirinya memiliki nomor ponsel Galen, pastilah ponselnya akan menjadi rebutan semua gadis di sekolah ini.
"Ta-tapi itu bukan salah aku. Kenapa aku dimusuhin?" tanya Lucyana.
"Karena lo anak baru. Yang lama merasa tersaingi," jelas Dio. "Lebih baik lo hati-hati dari sekarang. Bisa-bisa lo kena bully bukan cuma sama si Kania itu, tetapi sama cewek satu sekolah yang mengatas namakan diri mereka sebagai fans fanatik Galen."
GLEK
Lucyana menelan salivanya sendiri untuk membasahi tenggorokannya yang terasa mengering.
"I-ya, terima kasih su-dah kasih ta-hu aku," ucap Lucyana gagap.
"Lagi sebenernya lo ada hubungan apa sih sama kak Galen …?"
Suasana tiba-tiba hening, tetapi wajah Dio terlihat tegang membuat Lucyana ikut menoleh ke arah yang Dio lihat. Napas Lucyana seolah tercekat melihat keberadaan Galen di ambang pintu. Jangan ditanya bagaimana ekspresi wajah Galen saat itu. Kemungkinan setan pun memilih untuk minggir.
Lucyana berdecak, melihat bagaimana penampilan Galen yang berantakan. Hal itu membuat Lucyana tidak bisa berpaling dari laki-laki itu.
"An, gue keluar dulu ya." Dio mendorong kursinya ke belakang lantas berdiri meninggalkan kelas. Ia tidak mau berurusan dengan Galen. Yang satu angkatan dengan Galen saja mereka tidak berani apa lagi dirinya yang merupakan juniornya.
"Permisi, Kak," ucup Dio dibalas dengkusan oleh Galen membuat Dio meringis.
Tatapan Galen kini mengarah pada Lucyana membuat napas gadis itu serasa terhenti.
"Hai, Kak." Lucyana menyapa Galen untuk sekedar berbasa-basi dengan laki-laki itu.
"Kenapa terus menghindar?" Galen berdiri setengah membungkuk tepat di hadapan Lucyana, bertumpu pada kedua tangannya yang ia letakan di atas meja.
"Emmm, itu ---?" Lucyana menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. "Sebenarnya --aku lupa buat bekel untuk Kakak. Aku bangun kesiangan."
"Pulang nanti ke apart!" perintah Galen. Setelah mengatakan hal itu Galen pergi dari kelas meninggalkan Lucyana yang masih terdiam dengan wajah bingung hingga bel tanda masuk berbunyi membuat Lucyana tersadar.
-
-
Sorenya Lucyana benar pergi ke apartemen Galen dengan menaiki taksi online. Jujur saja Lucyana masih malu untuk berhadapan langsung dengan Galen. Tetapi jika dirinya terus menghindar juga tidak akan baik.
TING
Satu pesan masuk ke dalam ponselnya. Pesan Dari Galen. Kening Lucyana mengerut membaca pesan itu. "Password apartemen?"
"Sudah sampai, Non," ucap sang sopir taksi.
"Eh, iya. Makasih ya, Pak," ucap Lucyana sebelum turun dari taksi online tersebut.
Lucyana masuk apartemen berjalan, menuju lift yang akan membawanya ke unit apartment yang Galen tinggali. Sampai di lantai yang ia tuju Lucyana keluar dari lift kembali mengayunkan langkah, kembali berhenti ketika sampai di depan pintu yang menjulang tinggi. Sesaat Lucyana memandang ragu pada pintu itu, sebelum mengulurkan tangannya mencoba memasukan empat angka yang Galen berikan lewat pesan.
Lucyana sempat terperangah ketika pintu apartment terbuka. Keningnya mengerut bingung lantaran Galen begitu percaya padanya dengan memberitahu password apartemen itu.
Lucyana lantas masuk, kembali menutup pintu setelah ia sudah berada di dalam.
"Baru datang?"
Lucyana menoleh dan terbengong melihat penampilan Galen. Laki-laki itu bertelanjang dada hanya memakai celana training berwarna hitam yang sangat pas di kakinya, menampakan dengan jelas tubuh tegap dan otot perut yang terbentuk dengan sempurna. Laki-laki itu berjalan menuruni anak tangga dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celana. Wajahnya terlihat segar dengan rambutnya yang setengah basah, sepertinya dia habis mandi.
Jantung Lucyana berdetak lebih cepat dari biasanya saat Galen berdiri hanya beberapa langkah di hadapannya.
"Kakak kenapa gak pake baju, hmmmp." Lucyana langsung membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangannya, membuat Galen terkekeh pelan.
"Jelasin ini apa?" Galen membuka ponselnya menunjukkan sebuah foto di mana dirinya sedang mengantarkan bunga pada customer.
Lucyana melihat gambarnya dan Galen secara bergantian lantas menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. "Itu … aku kerja sampingan di salah satu toko bunga. Aku butuh pemasukan."
Galen berdecak, kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana. "Kerja sama gue," ucap Galen.
Lucyana mendongak menatap langsung wajah Galen, "kerja sama Kakak? Ngapain?"
"Bikinin gue pasta, seminggu empat kali sampai akhir sekolah. Gue bayar lunas sekarang," jelas Galen.
"Hah? Kakak serius?"
"Keliatan gue bercanda?"
Lucyana meringis melihat ekspresi Galen, "Kalau kakak serius, aku terima. Tapi izinin aku tetap bekerja di florist ya. Aku suka kerjaan itu."
"Fokus sekolah, Ana."
"Hanya tiga hari dalam seminggu kok. Please."
Galen mendengkus melihat bagaimana Lucyana menunjukkan puppy eyes nya yang membuat dia tidak bisa menolaknya.
Tapi sejak kapan Galen bisa dikendalikan oleh gadis itu?
abis kamu fir ga ada kata ampun lagi dari keluarga galen
pengin baca safiraaa di hujat emak dan netizen yg dsanaaa
pengin liat safira dimaki2 emak nya
km kok hmmm nyebelin bgt
yok thor bisa yok double up lagi
jangan2 dia ngomong macem2 lagi sama ana
tiap chapter minim 3x baca
soale nagih bgt