Kesalahan yang terjadi pada dua manusia yang saling mencintai. Hubungan keduanya yang sudah tidak direstui. Mungkin karena tidak memiliki status sosial yang setara. Alina hanya gadis biasa yang duduk di bangku SMA dan menggunakan beasiswa dan sementara Fathan anak seorang pengusaha kaya raya dan juga seorang ibu yang bekerja dalam dunia entertainment.
Fathan dan Alina terjebak dalam hubungan gairah yang akhirnya menjadi skandal dan siapa yang dirugikan dalam hal itu.
Alina harus menerima nasibnya yang masih duduk di bangku SMA dan mengandung akibat kesalahan fatal yang dia lakukan bersama dengan kakak kelasnya yang juga menjadi pacarnya.
Karena hubungan yang tidak direstui itu yang ternyata membawa Fathan pergi dari Alina.
Bagaimana Alina menjalani kehidupannya dengan janin yang ada di dalam kandungannya.
Lalu apakah mereka dipertemukan kembali?
Jangan lupa untuk mengikuti cerita Saya dari awal sampai akhir dan follow akun Instagram saya .
ainunnharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35 Dia Alina.
Alina yang pulang kerumah yang terlihat begitu lelah yang langsung duduk di sofa.
"Kamu pulang larut apa kamu lembur?" tanya Ratih.
"Iya Ma, pekerjaan begitu banyak karena aku double pekerjaan," jawab Alina dengan sangat lelah sampai suaranya juga serak dan mata yang sangat berat.
"Apa Keenan sudah tidur?" tanya Alina.
"Baru saja tidur. Dia agak cepat tidur karena besok ujian," jawab Ratih.
"Kamu mau makan?" tanya Ratih.
"Aku mau bersih-bersih dulu dan nanti baru makan," jawab Alina yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan Mila hanya menghela nafas saja.
Alina yang tidak ke kamarnya melainkan ke kamar putranya. Alina menghela nafas yang melihat putranya yang sudah terlelap tidur itu.
Alina yang langsung menghampiri ranjang Keenan dengan mengusap rambut Keenan. Alina yang duduk di samping Keenan dengan mencium lembut kening Keenan.
"Maafkan Mama sayang. Jika mama sering meninggalkan kamu dan sering pulang larut malam, sehingga kita jarang bertemu," Alina terkadang pasti merasa bersalah pada Keenan.
"Mama sayang sama kamu. Kamu doain Mama terus ya, biar Mama semakin banyak rezeki biar Keenan bisa sekolah di tempat yang bagus," ucap Alina.
Alina menyelimuti Keenan dan meninggalkan kamar Keenan yang tidak ingin mengganggu tidur putranya itu. Sebagai single mom kadang-kadang membuat Alina memang dipenuhi rasa bersalah. Walau memiliki ibu yang menjaga Keenan. Tetapi Alina tetap saja terkadang kepikiran dengan Keenan dan apalagi Keenan juga sering ditinggal oleh ibunya.
******
Alina pagi ini seperti biasa melakukan shooting di SMA Harapan Bangsa. Alina yang terlihat duduk di kursi sutradara dengan memakai kacamata yang membaca naskah, Alina yang melihat naskah itu dengan sangat serius.
"Panas sekali!" keluhnya yang mengipas-ngipas wajahnya menggunakan tangan. Rambutnya yang di gerai langsung di kepang 2. Kemudian dia kembali fokus membaca naskah itu.
Di sisi lain, mobil Fathan yang berhenti di parkiran SMA Harapan Bangsa. Pintu mobil dengan model digeser itu langsung terbuka dan Fathan yang langsung keluar dari mobil yang kemudian disusul Boni asistennya.
"Kata Nyonya Monica syutingnya di tempat ini dan biasanya jam segini Nona Alina sudah ada di sini," ucap Boni memberikan informasi.
Fathan hanya menganggukkan kepala yang melanjutkan langkahnya. Sampai Fathan akhirnya sudah berada di lokasi syuting di lapangan SMA tersebut. Kepala Fathan mencari-cari Alina dengan berkeliling. Entah apa tujuan Fathan sampai menemui Alina secara langsung.
"Di sana!" tunjuk Boni dengan kemayu yang membuat arah mata Fathan melihat ke arah Alina.
Fathan terdiam tanpa melangkah yang mana Boni sudah melangkah terlebih dahulu menghampiri Alina. Fathan melihat serius ke arah Alina yang tiba-tiba membuat dia diam mematung dan jantungnya berdebar begitu kencang, menatap begitu sangat teliti wanita yang sangat serius membaca naskah itu.
"Alina..." lirih Fathan.
Karena menggunakan kacamata dengan rambut yang di kepang seperti itu, membuat Fathan mengingat sesuatu. Kepala Fathan berkeliling yang baru menyadari, jika dia sedang berada di SMA Harapan Bangsa yang 8 tahun lalu dia bersekolah di sana.
Fathan bisa-bisanya tidak sadar jika dia adalah alumni dari SMA tersebut dan melihat Alina dengan jelas berpenampilan seperti itu mengingatkan Fathan pada sesuatu hal
Fathan rasanya ingin berhenti bernafas, ketika menyadari jika wanita yang beberapa hari ini sering bertemu dengan dia adalah wanita yang pernah dikenalnya. Alina merupakan adik kelasnya yang sering dijahili kakak-kakak senior dan Fathan yang pasang badan membela Alina.
Fathan mungkin tidak mengenali Alina karena sudah begitu lama ditambah lagi penampilan Alina yang berbeda 180 derajat, wanita berkulit putih itu semakin tinggi walau tidak setinggi dia, dia juga tidak memakai kacamata lagi dan juga rambut yang tidak dikepang dua. Alina sudah jelas-jelas jauh dari kata culun dan terlebih terlihat menjadi wanita karir yang sangat tegas dan memiliki wajah jutek.
"Ini tidak mungkin!" ucapnya yang masih merasa tidak percaya.
Dia memang tidak mungkin melupakan Alina dan hanya saja tidak mengenali Alina dan sekarang sudah nyata di depannya bahwa Alina yang dulu adalah Alina yang sekarang dia temui.
"Bos kenapa malah bengong di sini?" Fathan membuyarkan lamunannya, ketika Boni harus kembali ke belakang karena melihat bosnya masih tetap berdiri.
"Bos!" Boni yang kembali menegur.
"Oh tidak!" Fathan kembali melihat ke Alina yang ternyata Alina sudah melepas kacamata itu dan juga rambut yang di sanggul cepol dan Alina yang bekerja menyutradarai adegan yang sudah take.
"Ayo bos!" ajak Boni yang menarik tangan Fathan dan Fathan mengikut saja dengan mata yang terus melihat ke arah Alina. Dia masih terlihat begitu terkejut dan masih tidak percaya.
"Oke cut!" teriak Alina.
"Oke-oke, kita break sebentar untuk melanjutkan sin berikutnya!" titah kru yang memberikan arahan.
Alina menghela nafas yang berdiri dari tempat duduknya dan menuju meja yang mengambil minuman dan nasi kotak. Ini memang jam istirahat makan siang dan waktunya untuk mengisi perut setelah bekerja seharian.
Saat Alina berjalan untuk mencari tempat duduk, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat sepasang kaki berdiri di hadapannya yang membuat kepala Alina terangkat perlahan.
Fathan yang berdiri di sana dengan menatap Alina dengan tatapan yang sangat berbeda. Fathan seperti ingin memastikan apakah benar Alina yang dihadapannya adalah Alina yang dulu pernah mengisi kehidupannya.
Walau penampilan itu berbeda, tapi ternyata ada satu yang menjadi ciri khas Alina yaitu tatapan matanya yang sangat indah dan Fathan tidak ragu lagi jika wanita cantik di hadapannya itu adalah kekasihnya.
"Kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Alina. Fathan masih diam.
Bukan hanya wajah yang berbeda. Tetapi suara Alina juga tampak berbeda. Jika dulu Alina kalau bertemu dengannya pasti berbicara terbata-bata dan sekarang lebih ketus yang memang membuat wanita itu berubah 180 derajat.
"Ada dengannya? apa dia tidur berjalan dan tidak sadarkan diri, hanya bengong saja," batin Alina kebingungan.
"Kau ada keperluan padaku?" tanya Alina lagi. Fathan tetap saja diam.
Alina menghela nafas dan lebih baik pergi untuk mengisi perut dari pada membuang tenaga bertanya terus yang tidak dijawab sama sekali. Dia sangat lapar sekali.
"Alina!" suara berat itu mampu menghentikan langkah Alina.
"Ada apa?" tanya Aruna tanpa membalikan tubuh yang masih terlihat biasa saja seperti Alina yang sekarang.
Alina tidak mendengarkan suara apapun, "aneh!" gumam Alina yang kembali melanjutkan langkah yang tidak peduli dengan Fathan.
"Kau benar-benar tidak mengenalku?" langkah Alina kembali terhenti.
"Atau kamu berpura-pura tidak mengenalku?"
Deg!
Jantung Alina berdebar begitu kencang, kata-kata yang keluar dari mulut Fathan sudah tidak biasanya dan itu bukan lagi Fathan sebagai aktris dan yang mempunyai urusan dengan dia.
Alina yang berusaha untuk tenang dengan menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan lalu membalikkan tubuh. Ternyata sama dengan Fathan yang juga sudah berbalik badan dengan mereka berdua saling berhadapan.
2 bola mata yang indah itu saling menatap dengan penuh arti, melihat Alina dengan jelas membuatnya mengingat bagaimana pertama kali dia menemui gadis itu saat di gerbang sekolah. Banyak kenangan mereka bersama yang tidak mungkin terlupakan dan apalagi kaki mereka sekarang berpijak pada tempat yang penuh dengan kenangan itu.
Bersambung.....
kadang aruna kadang alina
lieur thor
km mau jd wanita baik jmn sekarang gk akn menang krn yg menang yg punya uang banyak. km punya apa. ternyata sekolah mu pun yg biayai ibu Fathan bukan beasiswa.
kl Alina teges hrse waktu Fathan ada di rumah kasihkan semua itu biar tau kelakuan ibunya.
trus sekarang mau apa, apa yg bisa km lakukan Alina kl km terusin bkn km yg hancur tp ibumu dan usahanya trus anakmu. krn km gk punya bekingan yg kuat.
sdng Fathan gk bisa di andalkan sm sekali. laki gk punya power
penyelidikan kmarin gk ada kabar.
ttg kebakaran saja gk dpt hasil, pa lagi mau mnyelediki soal Alina.
lelaki macam Fathan mn bisa berbuat sesuatu. di tambh anak mami pula.
ketemu anak kandung saja getaran hatinya gk ada.
apa dia pria baik tentu saja bukan. krn kl punya hati baik pasti merasakan getaran pas ketemu anaknya.
o iya lupa dia saja anak mami, apa yg mau diandalkan dng lelaki yg cm ngetek ma maminya.
ibarat kata Fathan itu masih netek ma maknya. masih dewasa kenan drpd Fathan.
Fathan punya apa gk punya apa apa, kekuasaan juga punya mak nya dia cm mokondo lah ibaratnya. mnyelediki hidup Alina dan kebakaran itu saja gk ada hasil kn 🤣🤣🤣🤣🤣
bhkan katanya mnyelediki Alina dan kebakaran itu tp mana hsil nya. gk ada kn.
mknya Fathan bukan ayah idaman, lagian kl nikah ma Fathan hidup akan di setir mertua iuhh amit amit bnget.
kl CEO pinter di dunia nyata krn apa otaknya di pake.
mkne artis kl dah gk main film akn miskin. contoh Fathan ini kl gk main film bisa apa dia, hidup juga di setir ibu nya kan.
Semoga penulis mmberi Alina jodoh yg pinter.
Fathan terlalu bnyak ngempeng ibunya jd nya bloon bhkan kejadian masa lalu pun tak tau. tak ada niatan mnyelediki.
ah sudah lah smp bab ini Alina yg ttp bodoh dan Fathan yg bloon.
wes jd cerita cm jalan di tempat saja. gk ada peningkatan. kurasa pembaca akn bosan krn tiap episode cm gini gini saja.