NovelToon NovelToon
MARRIED TO MY DEBT MAN

MARRIED TO MY DEBT MAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lina Hwang

Seorang gadis tampak kaget melihat kedua orang tuanya bersimbah darah dihadapan seorang pria yang dengan santainya menatap kearah sang mayat kedua orang tua sang gadis tersebut. Sang pria mengatakan pada gadis tersebut kedua orang tuanya memiliki hutang dan jaminannya adalah si gadis tersebut. Sang Pria tau kondisi sang gadis susah menawarkan sang Gadis untuk menikah dengan pria tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 34

Hari itu di kantor, S.Coups duduk di kursinya yang besar dengan tumpukan berkas yang belum juga selesai. Ruangan kantor yang luas dan minimalis itu tampak sepi, hanya terdengar suara ketikan keyboard dari Mingyu yang duduk di depan komputernya. Mingyu, yang sudah menjadi sekretaris S.Coups selama beberapa tahun, selalu tampak tenang dan penuh perhatian, mengimbanginya yang terkenal dengan sikap dingin dan keras. Mereka berdua sudah saling mengenal sangat baik, bahkan hubungan mereka sudah jauh lebih dari sekedar kerja sama profesional. Namun, hari itu, Mingyu merasakan ada yang berbeda.

S.Coups tampak tidak fokus, matanya kosong, dan tangannya sesekali bergerak dengan gelisah di atas meja. Mingyu sudah cukup mengenal S.Coups untuk mengetahui bahwa dia sedang memikirkan sesuatu yang sangat mengganggu. Sesekali, S.Coups melirik ke arah Nayeon yang sedang sibuk bekerja, namun tidak mengucapkan sepatah kata pun. Mingyu merasa ada ketegangan di udara, seolah-olah ada sesuatu yang tak terucapkan antara mereka.

"Mingyu ah " suara S.Coups akhirnya memecah keheningan, membuat Mingyu menoleh.

"Ya, Tuan?" jawab Mingyu.

Sejak beberapa hari terakhir, dia merasa ada yang aneh dengan sikap S.Coups, meskipun pria itu tetap menjaga penampilannya. Mingyu sudah terbiasa dengan perubahan mood S.Coups, namun kali ini dia bisa merasakan bahwa ada yang lebih dari sekedar stres pekerjaan.

"Ada perkembangan terbaru tentang proyek yang kita diskusikan?" tanya S.Coups tanpa menoleh, suaranya datar namun tetap memerintah, seperti biasanya.

Mingyu mengangguk dan meletakkan pena di atas meja, meraih dokumen yang sudah disiapkan.

"Ini, Tuan. Semua data yang Anda butuhkan ada di sini" ucap Mingyu sambil menyerahkan dokumen yang sudah terorganisir dengan rapi.

"Tapi jika Anda ingin sesuatu yang lebih, saya bisa melanjutkannya lebih jauh." ucap Mingyu

S.Coups memeriksa dokumen itu sekilas, lalu mengangguk pelan.

"Bagus. Selesaikan semuanya hari ini. Aku tidak ingin ada yang tertunda," ucap S.Coups lalu kembali sibuk dengan pikirannya sendiri.

Namun, Mingyu menatap S.Coups dengan heran. Meskipun S.Coups jarang menunjukkan ekspresinya, Mingyu sudah cukup mengenalnya untuk tahu bahwa ada yang sedang mengganggu pria itu. Beberapa kali ia berusaha untuk bertanya lebih lanjut, tetapi S.Coups selalu menghindar.

"Apa tuan benar-benar baik-baik saja?" tanya Mingyu

"Kamu terlihat sangat terbebani hari ini." ucap Mingyu

S.Coups menatapnya sejenak, seolah-olah berusaha menyembunyikan sesuatu yang lebih dalam dari Nayeon.

"Aku sedang banyak pikiran, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jawab S.Coups tapi nada suaranya terdengar sedikit lebih berat.

Mingyu menghela napas dan menundukkan kepala, merasa bahwa S.Coups sedang berusaha menutupi sesuatu yang lebih dalam. Tetapi dia tahu bahwa tidak akan mudah untuk mengorek lebih jauh, apalagi dengan sikap S.Coups yang sangat tertutup. "Baiklah," jawabnya pelan. "Kalau ada yang kamu butuhkan, beri tahu aku."

S.Coups mengangguk singkat dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Namun, Mingyu tetap mencemaskan kondisi S.Coups yang terlihat tidak stabil akhir-akhir ini.

Hari semakin larut, dan jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. S.Coups memutuskan untuk pergi. Ruangan kantor yang biasanya terasa sepi kini terasa lebih sunyi dari biasanya. Pikirannya terus dihantui oleh pertemuan dengan Lee Young beberapa hari yang lalu. Kata-kata Lee Young yang penuh tekad masih terngiang-ngiang di telinganya. Ia tidak bisa begitu saja membiarkannya pergi tanpa memberi pelajaran, namun entah mengapa, kali ini dia merasa cemas, sedikit bingung.

Mingyu yang sudah cukup lama mengenal kebiasaan S.Coups, mendekatinya.

"Tuan, apakah Anda ingin pergi untuk sedikit bersantai?" tanya Mingyu.

"Mungkin pergi ke klub atau bar seperti biasa? Itu biasanya membantu Anda merasa lebih baik." ucap Mingyu

S.Coups menatap Mingyu sejenak, lalu mengalihkan pandangannya.

"Aku... merasa tidak bisa fokus," jawab S.Coups dengan suara serak, menunjukkan bahwa dia sedang tidak dalam kondisi terbaiknya.

Mingyu mengerti betul bahwa kadang-kadang, S.Coups membutuhkan waktu untuk menenangkan diri setelah menghadapi masalah yang mengganggunya.

"Kalau begitu, pergilah tuan" ucap Mingyu

"Tapi jangan terlalu lama, oke? Kamu butuh waktu untuk menenangkan diri, aku tahu itu." ucap Mingyu

S.Coups mengangguk pelan, lalu berdiri dari kursinya. Ia meraih jaketnya dan meninggalkan kantor, menuju klub yang sudah menjadi pelarian baginya setiap kali ia merasa tertekan. Di klub, ia berharap bisa melepaskan ketegangan yang mengganggu pikirannya. Beberapa jam di tempat itu bisa membuatnya melupakan segala beban dan masalah yang sedang menghimpitnya.

Di klub, musik yang keras dan keramaian yang hingar-bingar seolah menghapuskan semua pemikiran yang mengganggu. Setelah beberapa gelas alkohol, pikirannya menjadi lebih ringan, dan ketegangan di tubuhnya mulai berkurang. Ia bisa merasakan sedikit kebebasan, meskipun hanya untuk sementara.

Sementara itu, di rumah, Lee Young baru saja menyelesaikan makan malamnya. Malam itu terasa sangat sepi. Sejak kejadian beberapa hari lalu, Lee Young terus dihantui oleh ancaman S.Coups yang membuat hatinya gelisah. Namun, meskipun takut, ia tetap bertekad untuk tidak menyerah. Tekadnya untuk mengubah nasib dan tidak menjadi pion dalam permainan orang lain semakin kuat.

Lee Young menatap kaca besar di depannya, merenung. Ia memikirkan kembali setiap kata S.Coups yang penuh ancaman. Seharusnya, ia takut. Namun, entah mengapa, tekadnya malah semakin membara. Ia tahu, hidupnya tidak bisa terus-menerus berada dalam bayang-bayang orang lain. Kini, saatnya ia menentukan jalan hidupnya sendiri, meskipun harus menghadapi segala konsekuensinya.

Tiba-tiba, pintu depan terbuka dengan keras, dan suara langkah kaki yang berat dan terhuyung-huyung terdengar. Lee Young terkejut dan segera berdiri, menuju pintu untuk memeriksa siapa yang datang. Betapa terkejutnya dia ketika melihat S.Coups berdiri di depan pintu, wajahnya yang biasanya tegas kini tampak kacau. Aroma alkohol yang kuat tercium dari tubuhnya, dan matanya yang setengah terpejam menunjukkan bahwa dia sudah terlalu banyak minum.

"S.Coups?" panggil Lee Young namun masih berusaha menjaga ketenangannya.

"Kenapa kamu pulang seperti ini? Kamu mabuk." tannya Lee Young

S.Coups hanya menatapnya kosong, tidak berkata apa-apa. Suaranya serak dan tidak jelas ketika dia mencoba berbicara.

"Aku... cuma ingin... tidur," jawab S.Coups suaranya gemetar dan tubuhnya tampak goyah.

Lee Young merasa cemas, tetapi tidak bisa mengabaikan pria itu begitu saja. Ia tahu bahwa meskipun S.Coups sering kali keras dan tak tergoyahkan, ada saat-saat ketika dia juga lemah dan rentan. Dengan perlahan, Lee Young menggenggam lengan S.Coups dan membantunya untuk masuk ke dalam rumah.

"Kamu mabuk. Kamu harus tidur," ucap Lee Young pelan, mencoba menenangkan suasana.

S.Coups yang kini berada dalam keadaan setengah sadar itu terdiam, tetapi tubuhnya semakin lemas. Lee Young memandu langkahnya ke kamar tidur, lalu membaringkannya di tempat tidur. Ketika dia berusaha untuk membenarkan posisi S.Coups agar lebih nyaman, tiba-tiba tubuh S.Coups menariknya tanpa peringatan. Lee Young terkejut dan kehilangan keseimbangan, akhirnya jatuh ke atas tubuh S.Coups.

Dalam keadaan mabuk dan bingung, S.Coups menatapnya dengan mata yang tidak sepenuhnya sadar.

"Kamu... siapa?" suara S.Coups parau, hampir tidak bisa dipahami.

Lee Young berusaha bangkit, namun tangan S.Coups memegang erat pinggangnya, mencegahnya untuk bergerak.

"S-Coups, apa yang kamu lakukan?" tanya Lee Young gemetar, berusaha menenangkan dirinya. Namun, ketegangan di tubuhnya semakin meningkat, dan ia merasa ada sesuatu yang tidak bisa ia kendalikan.

Dalam keadaan bingung dan mabuk, S.Coups menariknya lebih dekat, membuat tubuh mereka semakin dekat. Suasana menjadi semakin tegang, dan Lee Young merasakan ketidaknyamanan yang luar biasa. Dengan satu gerakan cepat, S.Coups memeluknya lebih erat, dan tubuh mereka begitu dekat, semakin sulit untuk melepaskan diri. Lee Young mencoba berontak, namun S.Coups yang tampaknya tidak sepenuhnya sadar, tidak memberinya kesempatan untuk melarikan diri.

Malam itu, semuanya berubah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!