NovelToon NovelToon
Anak Pembantu Hamil Anak Duda Kaya

Anak Pembantu Hamil Anak Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fitren

Kedua orangtuanya Clara meninggal, ayahnya meninggal karna sakit-sakitan. Setelah dua bulan kepergian ayahnya, Ibunya Clara pun meninggal dunia karna sakit kanker. Karna kedua orangtuanya meninggal Clara harus menggantikan kedua orangtuanya bekerja sebagai pembantu, namun saat Clara sedang menunggu bus di halte untuk pergi ke rumah tujuannya, tiba-tiba Clara diculik dan dibawa ke sebuah hotel hingga dirinya diperkosa oleh orang tak di kenal hingga hamil diluar nikah.

Saat tau dirinya hamil, Clara mencari pekerjaan lain dan tidak jadi ke rumah bos orang tuanya. Di sana Clara bertemu dengan seorang pria tampan yang akan menjadi majikannya, namun banyak keanehan dengan sikap tuan majikannya terhadap dirinya, majikannya seperti tengah menyembunyikan sesuatu darinya.


Rahasia apakah yang disembunyikan tuannya Clara?
Akankah Clara bakal bertemu dengan pria yang telah memperk*sanya? Dan apakah setelah bertemu dengan pria itu, Clara akan pergi jauh dari pria itu dengan membawa anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sah

Clara menatap jari manisnya yang saat ini sudah terpasang cincin berlian yang begitu mahal. Yah, tepatnya hari ini ia sudah sah menjadi istri dari Devan. Entahlah, perasaan Clara saat ini campur aduk antara merasa senang tapi juga ada rasa sedihnya.

Clara saat ini tengah duduk di sebuah sofa yang terletak di gedung pernikahannya setelah melakukan sesi foto-foto dengan Devan. Walapun menikah tanpa adanya cinta, tapi harus tetap ada foto kenangan pernikahan karena itu adalah hal yang sangat penting, Clara sendiri yang meminta untuk mengabadikan momen pernikahannya.

Pernikahan Clara diadakan dengan sangat tertutup. Tamu undangan tidak ada satu pun hanya sekertaris Devan dan teman Devan lalu yang menjadi walinya Clara yaitu wali hakim yang menjadi saksi pernikahan mereka.

"*Bapak, Ibu. Sekarang Clara sudah menikah, ya walaupun tanpa adanya cinta. Doain Clara ya disana, semoga Clara kuat menjalankan pernikahan ini dan kita seiringnya waktu bisa saling mencintai*," batin Clara dengan menahan air matanya.

Clara melirik Devan yang sedang menatapnya.

"Sekarang kita kembali ke hotel untuk berganti pakaian."

Clara mengangguk pelan, Devan kemudian berjalan mendekati Clara.

"Kamu sudah tau kan, kamu harus sembunyikan pernikahan ini dari mamah, dan ayah saya, kamu paham kan?"

Clara mengangguk lagi, Clara tau dia menikah diam-diam dan Mira tidak boleh tau tentang pernikahan ini. Termasuk ayah Devan yang Clara belum pernah ketemu.

"Ehem bos selamat ya." ucap Rio.

Rio tiba-tiba datang entah darimana bersama dengan Rey. Mereka menyalami Clara dan juga Devan.

"Terima kasih, kalian ingin pulang?" tanya Devan.

"Iya bos, kan pekerja bos banyak banget yang harus saya handel karena bos mau honeymoon, eh bukan honeymoon tapi babymoon," jawab Rio sembari cengengesan.

"Bagus, nanti akan saya gaji kamu Rio sepuluh kali lipat."

"Hehehe terima kasih bos." kekeh Rio tersenyum bahagia.

"Ya udah gua juga mau pulang, semoga pernikahan kalian bahagia sampai akhir hayat dan baby kalian juga sehat-sehat," ucap Rey.

"Aamiin, makasih om," ucap Clara.

"Iya Clara sama-sama," balas Rey tersenyum tipis.

"Ya sudah kami pulang dulu bos, selamat malam pertama jangan lupa pakai obat kuat bos," celetuk Rio setelah itu langsung berlari pergi sebelum Devan menghajarnya.

"Ck Lo pikir gua perlu obat kuat, bahkan gua bisa membuat wanita di depan gua ini pingsan karena keenakan," batin Devan dengan senyum devil nya.

Devan dan Clara sampai di mansion jam tiga sore setelah tadi istirahat di hotel untuk mandi dan berganti pakaian.

Saat mereka berdua memasuki mansion megah ia melihat Mira akan berjalan keluar dengan membawa sebuah koper.

"Loh mamah mau kemana?" tanya Devan.

"Devan, papah kamu tadi nelepon mamah katanya ada acara di Singapura malam ini, jadi mamah akan berangkat sekarang sama papah."

"Memangnya acaranya penting mah?" tanya Devan.

"Penting sekali nak. Ya udah mamah tinggal ya ini sudah hampir telat. Oh ya Clara, saya berangkat ya, saya titip Devan sama kamu, dan kamu juga harus jaga baik-baik kandungan kamu ya nak?" pesan Mira.

"Iya nyonya," balas Clara.

Mira tersenyum kemudian ia pergi dari rumah.

"*Kesempatan yang sangat baik untuk gua melakukan malam pertama malam ini*," batin Devan tersenyum miring.

Devan menatap Clara, wanita dengan perut buncitnya itu tampak sangat cantik hari ini menggunakan gaun khusus ibu hamil yang ada ikat pinggangnya di belakang. Rasanya ia tidak sabar ingin melihat isi di dalam gaun itu.

"Bagaimana hem? Di mansion ini tidak ada orang lagi, apakah kamu siap untuk melayani aku sebagai suami kamu. Kamu tau kan jika istri tidak mau melayani suami akan mendapatkan dosa."

"Em iya mas aku tahu."

Clara mengubah panggilannya pada Devan karena rasanya tidak pantas memanggil suaminya sendiri dengan panggilan tuan.

Begitu pun dengan Deva, pria itu juga mengubah panggilan untuk dirinya dengan aku bukan saya lagi di depan Clara, karena pasti akan terasa canggung nanti jika mereka bercinta.

Devan tersenyum kecil ia suka dengan panggilan Clara yang memanggilnya mas.

"Kamu boleh memanggil aku dengan embel-embel itu, tapi jika ada ibu saya kamu harus panggil aku tuan seperti biasa."

"Baik mas."

"Mas, nanti dulu ya? Aku lapar," ucap Clara yang mampu menghentikan langkah Devan yang akan menuju ke arahnya.

"Ya sudah kamu mau makan apa biar aku buatkan, tapi harus makanan yang cepat dan bergizi."

"Mie instan boleh?" tanya Clara dengan wajah polosnya.

"Astagah, itu tidak sehat Clara? Yang lain saja."

"Mau telur dadar aja mas."

"Baiklah. Kamu tunggu saja di ruang makan biar aku buatkan terlebih dahulu." Devan kemudian pergi menuju dapur, sedangkan Clara memilih duduk di kursi meja makan menanti makanan yang sedang di buat oleh suaminya saat ini.

Clara baru tau ternyata Devan pintar juga memasak.

***

Devan menatap jengah kepada Clara yang sedang menikmati makanan yang dibuatnya. Devan sudah menunggu Clara makan sekitar 40 menitan. Sudah terlalu lama ia menunggu kapan dirinya akan memulai melakukan ritual malamnya.

"Cepatlah makannya!" perintah Devan. Ini bukanlah makanan pertama yang Clara makan, tapi sudah yang ketiga kalinya, Devan juga heran kenapa istrinya itu bisa makan sebanyak itu.

"Pokoknya ini yang terakhir ya?"

Clara mengangguk dengan mulut penuh dengan nasi dan omelet yang di buat Devan, telur dadar ini sungguh enak membuat Clara rasanya tak mau berhenti memakanya.

Clara langsung teringat sesuatu ia menatap Devan dengan wajah bersalah. "Mas mau?" tanyanya.

"Sudah telat. Tinggal satu potong kamu tawarkan ke aku," ucap Devan dengan wajah kesal.

"Maaf mas," ucap Clara sembari tersenyum manis, Devan yang melihat senyum Clara berusaha mengalihkan pandangannya dari wajah Clara.

Clara melanjutkan makannya lagi yang tinggal dua suapan lagi.

Setelah selesai makan, Clara bersender di kursi meja makan sembari mengelus perutnya yang terasa begah.

"Kenapa?" tanya Devan yang baru saja dari dapur mengambil minuman bersoda untuk dirinya sendiri.

"Begah mas."

"Sudah aku peringatkan kan dari tadi jangan makan berlebihan, apa akibatnya jadi seperti ini kan? Terus bagaimana sekarang?"

Clara menggeleng sambil pandangan matanya melihat botol yang sedang di pegang oleh Devan, Clara meneguk ludahnya sendiri saat melihat Devan meminum air berwarna hitam itu yang terlihat menyegarkan.

"Mas aku boleh minta?" celetuk Clara.

Uhuk...

Devan yang sedang minum terbatuk membuat rasa sakit di hidungnya, apa ia tidak salah dengar Clara meminta minuman bersoda ini.

"Ibu hamil nggak boleh minum seperti ini, Clara!"

"Tapi aku pengen mas," ucap Clara dengan wajah sedihnya.

"Jika dia menangis bisa semakin lama aku melakukan malam pertama ku, mungkin sedikit saja nggak apa-apa kali ya," batin Clara.

"Ya sudah tapi cuma satu sendok teh saja, mengerti?"

Clara tersenyum senang ia menanti Devan yang sedang menuangkan minuman itu ke sendok teh yang amat kecil itu.

"Ini."

Clara membuka mulutnya dan meneguk minuman itu dalam satu tegukan, walaupun rasanya ia masih kurang tapi Clara juga menghawatirkan kandungannya.

***

Saat ini pengan baru itu sudah berada dikamar milik Devan.

"Bisa kita mulai sekarang?" tanya Devan sembari menatap intens wajah Clara.

Clara mengangguk dengan pipi bersemu merah. Tidak ada keterpaksaan dalam hatinya saat ini, karena tugasnya memang melayani suaminya.

"Tapi sebentar mas aku mau sikat gigi dulu," ucap Clara lalu pergi ke kamarnya. Ia harus dalam keadaan bersih supaya suaminya merasa nyaman dengannya.

Devan memilih duduk di kursi meja makan menunggu Clara.

Tak beberapa lama Clara menghampiri Devan, dengan sigap Devan mendekati Clara dan menggendongnya ala bridal style menuju ke kamarnya, Clara hanya bisa menyembunyikan wajahnya di dada bidang kekar Devan karena ia merasa malu.

1
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
dasar devan manusia plin plan....

jangan nyesel ya nanti ketika Clara udah nyerah dan memilih untuk mundur... Clara berserta anak anak akan pergi meninggalkan kamu ....

gerammmm deh pengen mukul tuh kepala devan... egois banget,,,


buat kaka author semangat....
ditunggu kelanjutan nya...
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
nah loh mama nya udah curiga...

pasti bapaknya juga udah tau tuh bahwa yang dikandung Clara cucu kandung nya juga
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
loe egoissss banget devan...
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
semoga devan suatu saat nyesel... atas perbuatan nya sama clara.... dan bucin
Cucu Suryamah
lanjut
Yessica Gutierrez Mamani
Empati kuat!
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Saya tidak sabar untuk melihat kelanjutannya, semangat ya author!
Fuji Fitri: Terimakasih banyak udah baca novel aku, besok bakal up lagi ya kak😊🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!