Gara-gara mengerjai sistem, Gabrielle van Kohen dikerjai sistem!
Berawal dari ketidakpuasan, seorang penulis novel online mengacaukan format pesan pengajuan misi kepenulisan dan berakhir di dunia novel yang ditulisnya sendiri.
Nama tokoh: Jian Yue
Nama pena: Penulis Keparat
Judul buku: Almighty
Popularitas: Nol koma~
"INGIN POPULER TINGKAT DEWA? JADILAH AUTHOR DEWA!" ~Sistem Editor.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Gabrielle mengedikkan bahunya dan memelototi Bei Tang Moran. “Kau—”
“Jangan bilang kalau kau takut pada anak kecil?” desis Bei Tang Moran memotong perkataan Gabrielle. Seulas senyuman miring tersungging di sudut mulutnya.
“Takut?” Gabrielle balas mendesis. Tentu saja aku takut, katanya dalam hati. Zhu Jian Yu adalah tokoh utama. Pemilik hak istimewa tak bisa mati! Kalau aku yang mati bagaimana?
Tapi bukan itu yang keluar dari mulutnya!
“Kau benar-benar meremehkanku!” dengusnya sembari menepiskan tangan Bei Tang Moran yang masih melingkar di pinggangnya. Lalu buru-buru turun dari kudanya. Pura-pura berani!
Jangan tanya bagaimana caranya ia turun.
Itu hampir sama dengan cara tokoh utama jatuh tadi.
Hampir.
Tapi tak sampai tengkurap.
Bei Tang Moran yang dingin sampai menggigit bibir bawahnya menahan tawa. Begitu juga dengan kedua tokoh yang lainnya.
Berani sekali mereka mentertawakan Author! rutuk Gabrielle dalam hatinya.
Gabrielle menarik bangkit tubuhnya dan menepuk-nepukkan kedua telapak tangannya untuk menyingkirkan debu. Kemudian berkacak pinggang dan berdeham. “Bocah!” katanya pada Jian Yu. “Sejujurnya, aku tak ingin bertarung denganmu. Takut dikira menindas anak kecil!”
“Siapa yang anak kecil?” Di luar dugaannya, Jian Yu malah balas memprovokasi.
Wah! Gumam Gabrielle dalam hatinya. Aku hampir lupa kalau dia bocah tengik!
Meski digambarkan lemah di awal, memberontak adalah sifat dasar Jian Yu. Dia cenderung nakal dan tidak bisa diam. Itu sebabnya dia selalu terlihat berantakan. Mulut berandalannya tidak terkontrol. Tingkah lakunya membuat gerah para penghuni istana kekaisaran.
Menginjak usia tujuh belas tahun, dia sudah menyinggung banyak pihak yang lebih kuat.
Terakhir dia bahkan menyinggung sejumlah dewa.
“Betul-betul tokoh pengacau!” gumam Gabrielle sembari menutupi wajah dengan jemari tangannya dan menggeleng-geleng.
Liu Qingqiu tersenyum gelisah ke arah Bei Tang Moran.
Bei Tang Moran berdeham sambil menutupi mulutnya dengan kepalan tangan, nyaris tersedak air liurnya sendiri akibat menahan tawa. Kemudian bersedekap dan mendongakkan hidungnya. Menampakkan sikap angkuh khas aristokrat!
“Baiklah!” seloroh Gabrielle sembari memukulkan tinjunya ke telapak tangan. Lalu menggosok-gosok tinju itu sambil menggerak-gerakkan kepala ke sana-kemari untuk meregangkan otot lehernya. “Karena kau begitu percaya diri… maka aku tak akan segan,” katanya dengan sikap menantang.
Jian Yu memasang kuda-kuda. “Mohon arahannya,” katanya tak kalah menantang.
Liu Qingqiu membungkuk sekali lagi pada Bei Tang Moran, lalu menyingkir dari tempatnya dan menyisi.
Ya, Tuhan… Gabrielle meratap dalam hatinya. Kenapa aku begitu sial?!
Hanya pertarungan undian, katanya menyemangati diri. Tak mungkin sampai mati-matian, kan?
Lagi pula ini baru bab awal!
Kekuatan protagonis pria belum benar-benar bangkit. Dia bahkan belum menyadari ada atribut spiritual tertanam dalam dirinya.
Hindari saja bagian dada dan perutnya! Gabrielle mengingatkan dirinya. Kemudian menerjang ke arah Jian Yu.
Bersamaan dengan itu, Jian Yu melejit ke udara, menyapukan tendangan memutar.
WUUUSSSSHHH!
Gabrielle menangkisnya dengan lengannya dan seketika anak itu terpental hingga puluhan meter.
BRUAK!
Punggungnya membentur sebatang pohon hingga pohon itu patah dan tumbang.
“Gawat!” pekik Gabrielle terkejut. Tidak mengira kekuatannya bisa sebesar itu.
Bei Tang Moran dan Liu Qingqiu mengerjap dan terkesiap.
Gabrielle membolak-balik telapak tangannya dan mengamatinya dengan syok. Masih tak yakin dengan apa yang baru saja dilakukannya.
“Jian Yu!” Liu Qingqiu menghambur ke arah muridnya.
Anak laki-laki itu terpuruk dan terbatuk-batuk. Kemudian memuntahkan segumpal darah.
Dia tak apa-apa, kan? pikir Gabrielle cemas.
Tidak—dia tokoh utama! Sisi dirinya yang cuek menenangkannya.
“Aku tak apa-apa,” kata Jian Yu dengan suara tercekat. “Aku masih bisa bertarung!” tekadnya sambil memaksa dirinya bangkit dan berjalan dengan terhuyung.
Seharusnya aku tahu dia tipe orang yang tidak mengenal kata kalah, pikir Gabrielle. Kata menyerah tak pernah ada dalam kamusnya.
“Aku mengalah saja!” Gabrielle memotong cepat-cepat.
Anak laki-laki itu terperangah. Begitu juga dengan gurunya.
Gabrielle buru-buru berbalik dan menjauh. “Ambil saja Raja Hydra Gunung itu!” katanya sambil berlalu.
“Tapi—” Liu Qingqiu menyela terbata-bata.
Gabrielle mengerling melewati bahunya. “Raja Hydra Gunung tak cocok dengan garis keturunanku!” katanya beralasan. “Guruku hanya menggoda saja!” Ia menambahkan sembari mengibaskan sebelah tangannya acuh tak acuh.
Garis keturunan adalah bakat elemen atau sifat dasar kekuatan spiritual bawaan yang diwariskan dari leluhur secara turun temurun. Seperti elemen petir, elemen air, elemen api, elemen es, dan lain-lain.
Bakat elemen adalah pondasi kekuatan khas masing-masing orang.
Sejujurnya Gabrielle sendiri bahkan belum tahu apa bakat elemennya dalam cerita ini. Bagaimanapun keberadaannya tidak tercatat dalam cerita asli!
Tapi mengingat identitas barunya ditentukan otomatis menurut atribut spiritual yang dipilihnya, tentu garis keturunannya elemen petir. Namanya saja Phoenix Halilintar, kan?
Jadi, alasan tak cocok dengan garis keturunannya bukan sekadar upaya untuk menghindari pertarungan lanjutan, tapi memang benar-benar tak cocok.
Raja Hydra Gunung itu elemen api.
Gabrielle berhenti di dekat kepala kuda Bei Tang Moran dan mengelus leher kuda itu. Lalu mendongak menatap Bei Tang Moran.
Seulas senyuman samar tersungging di sudut mulut pria itu.
Dan Gabrielle tak tahu apa artinya. Itu tak ada dalam naskah aslinya!
“Kau meremehkanku!” Jian Yu meneriakinya. “Ayo bertarung lagi!” tantangnya merasa belum puas.
Lagi? pekik Gabrielle dalam hatinya. Bocah tengik ini…
“Jian Yu, jaga sikapmu!” Liu Qingqiu menegurnya. Lalu membungkuk ke arah Gabrielle. “Maaf, Nona! Jian Yu masih begitu muda. Kurang berpengalaman dan belum tahu aturan. Salahku tak mendidiknya dengan baik. Harap Nona memaklumi!”
“Aku masih bisa bertarung!” Jian Yu berkeras.
Beraninya dia memprovokasi Author! Geram Gabrielle dalam hatinya. Bukankah itu sama saja dengan menghujat Tuhan?
Gadis itu mengetatkan rahangnya dan menggertakkan gigi. Lalu berbalik, menghujamkan tatapan tajam pada Jian Yu. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya. Lalu berbalik dan bergegas menghampiri Jian Yu. Ia meraih setangkai ranting kering yang mencuat menghalangi jalannya, kemudian merenggut kerah baju Jian Yu, membungkukkannya dan memecut pantat bocah itu dengan ranting kering tadi.
“Lancang!” geram Gabrielle sembari memecutkan ranting itu di pantat Jian Yu, seperti ibu-ibu yang sedang menghukum anaknya yang nakal.
Liu Qingqiu tergagap-gagap.
“Beraninya berlagak di depan pencipta!” Gabrielle menambahkan sembari memecut pantat Jian Yu lagi. “Aku yang meremehkanmu, atau kau yang meremehkanku? Aku yang menciptakanmu! Apa kau tahu? Panggil aku Nenek!” cerocosnya tiada henti.
Sekonyong-konyong Gabrielle mendengar Bei Tang Moran berdesis menahan tawa.
Jian Yu terhuyung dan terbatuk-batuk. Lalu terpuruk dan jatuh berlutut.
Gabrielle melepaskannya dan berkacak pinggang. “Masih mau bertarung?” tantangnya sambil mendongakkan hidungnya.
Liu Qingqiu menghampiri muridnya dengan tergopoh-gopoh. “Sudahlah!” bujuknya.
Jian Yu terbatuk-batuk lagi, tapi memaksa dirinya bangkit.
“Masih tidak mau mengaku kalah?” Gabrielle memelototinya.
“Mohon ampuni kelancangan muridku!” Liu Qingqiu membungkuk dengan wajah memelas. “Aku akan menebusnya,” katanya. “Raja Hydra Gunung ini…”
“Bukankah sudah kuberikan pada kalian?” tukas Gabrielle cepat-cepat.
“Ini—” Liu Qingqiu tergagap-gagap.
“Sudah kubilang aku tak membutuhkannya!” Gabrielle menandaskan.
“Terima kasih atas kemurahan hati, Nona!” Liu Qingqiu membungkuk lagi. “Ke depannya, saya akan membalas kebaikan Anda!”
“Tidak perlu!” Gabrielle mengibaskan tangannya sambil berbalik. “Aku tak akan perhitungan dengan anak kecil!” dengusnya sambil mendelik pada Jian Yu.
Kali ini Jian Yu tidak membantah lagi. Ia memandangi punggung Gabrielle dengan ekspresi campuran antara kecewa dan penasaran.
“Tunggu!” Liu Qingqiu menghentikan Gabrielle. “Bolehkah saya tahu siapa nama Anda?” tanyanya dengan sopan.
Namaku?
Kenapa tak terpikirkan?!
😜😜😜
Semakin cantik, semakin berbahaya...!!!
Kecewa, ternyata masih "berpakaian"...
/Drool//Drool//Drool/
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🌟🌟🌟🌟
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
😅😅😅
🔥🔥🔥🔥🔥
Ternyata Dewa itu berasal dari TELUR, lalu menetas...!!!
😅😅😅
💥💥💥💥💥💥💥💥💥
😅😅😅
Saya dianggap "penjahat" , padahal "mereka" yang penjahat sesungguhnya...
😅😅😅
Seperti agak kenal...???
Siapa dia sebenarnya ???
Dia hanya TERPESONA ....!!!
Susah ngelewatin yang bening-bening...