Bagaimana rasanya kalau kamu mencintai seseorang yang tidak pernah menganggapmu ada, padahal kamu mencintainya dengan sangat tulus. Kecantikan Ara tidak bisa membuat hati Revan luluh.
Ara Anastasia selama beberapa bulan ini tanpa lelah mengejar cinta seorang Most Wanted sekaligus ketua OSIS di sekolahnya SMA Negeri Harapan 1 bernama Revan Prayoga. Tetapi sayangnya Revan sudah mempunyai gadis yang ia sukai bernama Angel.
Usaha Ara untuk bisa mendapatkan cinta Revan sia-sia ketika pria itu menyuruhnya berhenti mengejarnya. Ara yang merasa kalah dengan perasaannya sendiri akhirnya mengabulkan permintaan Revan dan mulai menjauh.
Tetapi setelah Ara menjauhi Revan selama beberapa waktu membuat cowok itu uring-uringan tidak jelas. Angel sang kekasih turut menjadi korban kekesalannya hanya karena Revan melihat Ara berpelukan dengan salah satu cowok populer dan sahabat baiknya sendiri.
"Gue bisa gila Ra, kalau Lo terus bersikap kayak gini!"
"Emang sikap Gue kenapa Van? ada yang salah?" Tanya Ara menaikkan sebelah alisnya.
"Jangan jauhin Gue dan jangan deket sama cowok lain!" Ara tertawa sinis.
"Lo lupa Van, Bukannya Lo sendiri yang nyuruh Gue buat ngejauhin Lo?"
Skakmatt! Revan tidak bisa menjawab.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 ( Jalan Untuk Membuka Hati )
Happy reading 😊
Revan menatap Ara yang masih sibuk mengunyah ciki-nya tanpa jeda. Sungguh Ara terlihat begitu cantik saat ini, tidak, bukan hanya saat ini, tapi Ara memang sudah cantik sejak lahir.
Perpaduan orang tua Ara yang asli Jawa, dan kulit putihnya yang bersih di wariskan dari neneknya yang asli orang Tiongkok. Wajah Ayunya yang tanpa make up itu terpancar begitu anggun, apalagi saat makan makanan ringan seperti ini dari arah samping.
Rambut di kucir kuda dengan poninya yang tidak terlalu tipis, memperlihatkan leher jenjangnya yang bisa membuat para pria bisa menelan saliva berkali-kali. Ara memang gadis yang sangat cantik dan menarik. Seksi sudah jelas, body langsing dengan dada yang bisa di katakan berukuran besar untuk gadis seusianya.
Kaki yang panjang membuat tubuhnya tampak tinggi, meskipun masih tinggi Revan dan Gilang, tetapi body Ara bisa di katakan body goals.
Revan mendesah kasar, mengamati Ara seperti ini bisa membuat sesuatu yang di bawah sana langsung menegang.
Cowok itu langsung menggelengkan kepalanya, menghilangkan pikiran mes*m yang bercokol di kepalanya saat ini. Bisa sedekat ini dengan Ara sudah mampu membuat otaknya geser sedikit, tetapi Revan sangat bersyukur, Ara mau memaafkannya lagi bahkan bisa dekat dengannya, walau hanya sekedar teman dan tidak lebih. Bagi Revan itu sudah cukup.
Revan juga tidak akan memaksa Ara untuk mencintai nya saat ini, bagi Revan sudah di izinkan bisa sedekat ini dengan Ara adalah sebuah anugerah.
Masalah cinta, Revan tetap akan memperjuangkan cintanya untuk Ara, rela melakukan apapun asalkan Ara tersenyum lebar. Biarlah lama kelamaan Ara mengerti kalau cinta Revan hanya untuk nya, bahkan dia rela menggunakan sisa hidupnya hanya untuk mengejar Ara.
Revan menghela napas, kalau saja dulu dia langsung menerima Ara untuk menjadi kekasihnya, Revan yakin saat ini mereka berdua sudah memadu kasih, saling berciuman atau mendengarkan curahan hati Ara sambil Revan memeluknya dari belakang dan Ara merebahkan kepalanya di dada bidang Revan.
Tapi meskipun begitu, Revan masih tahu batasan dan tidak lebih hanya akan mencium dan memeluk Ara.
"Van, gue mau di beliin kaya gini lagi, ya? ini ciki kenapa enak banget," ucap Ara sambil mengunyah makanan ringan yang di bawakan oleh Revan.
Membuat Cowok itu tersadar dari lamunannya.
"Itu ciki kiriman dari Jerman, di sini gak ada atau mungkin gue belum pernah lihat di jual di Indonesia. Tapi itu komposisinya halal kok." Ara membolak-balik bungkus ciki itu untuk membaca komposisinya.
"Kenapa belinya jauh banget, sampai Jerman? dasar orkay (orang kaya) anak sultan beli makanan ringan aja sampe jauh ke Negeri Jerman," cibir Ara sambil mengerucutkan bibirnya.
Revan merasa sangat gemas melihat Ara yang suka sekali mencebikkan bibirnya, terlihat sangat imut dan cantik, Revan menyukainya.
"Gue gak beli, tapi di kirim sama Oma Sarah, jadi ya terpaksa gue terima, masa di kembalikan lagi, gak sopan kan?" Ara mengangguk paham.
Gadis itu memang tahu kalau kakek dan nenek Revan menetap di Jerman sudah sangat lama, bahkan sebelum Revan di lahirkan.
Setelah itu tidak ada percakapan yang keluar dari dalam mulut mereka, karena Ara sibuk menguyah ciki sedangkan Revan sibuk mengamati Ara dari samping.
Sebenarnya Ara berusaha berdamai dengan keadaan, dia benar-benar sudah bisa memaafkan Revan sepenuh hati setelah kejadian di gudang waktu itu.
Hanya menerimanya sebagai sahabat, bukan menerimanya cintanya. Ya, Ara masih belum ingin membuka hatinya lagi, setelah merasakan cinta bertepuk sebelah tangan dan rasa sakit yang mungkin masih bersisa.
Dan Ara tahu setelah mereka melakukan belajar bersama selama dua Minggu ini, Revan sudah tidak pernah mengatakan cinta atau hal-hal yang mengarah pada perasaan itu.
Entahlah, mungkin Revan berusaha bersikap profesional atau memang perasan cowok itu sudah pudar.
Ah, Ara tidak peduli, dia hanya ingin fokus untuk mengejar cita-citanya yang ingin menjadi dokter seperti Adam ataupun Fitria.
Revan mengambil makanan ringan yang di bawa Ara tadi, sudah lebih dari tiga puluh menit mereka beristirahat.
"Van, kok diambil, sih?!" seru Ara tidak terima.
Revan melipat bagian atas makanan ringan itu dan memasukkan nya ke dalam kantong plastik. "Udah, Ra. Gak baik kalau banyak-banyak makan makanan ringan kek gini, sekarang kita mulai belajarnya, selesaiin dulu soal yang gue kasih tadi," ucap Revan membuka kembali buku tebalnya.
"Tapi gue gak bisa, Van," Ara mendudukan tubuhnya di samping Revan.
Rasanya Ara ingin menyudahi saja acara belajar bersama itu. Dia sudah tidak sanggup kalau harus berpikir lebih keras lagi soal hitung-hitungan.
"Ck, gitu aja nyerah, katanya pengen bisa," cibir Revan.
"Iya-iya, tapi ajarin donk," Revan tersenyum.
"Pasti gue ajari lo sampe bisa, gue akan sabar," sesabar gue nunggu lo buka hati lo lagi buat gue, Ra. Lanjut Revan dalam hatinya.
Akhirnya Ara mau mengerjakan soal yang di buat oleh Revan.
Meski banyak mengeluh tetapi Ara bisa menyelesaikan tugasnya dan mendapatkan nilai 90 dari Revan.
"Kita keluar, yuk! Kayaknya acara arisan Tante Fitri udah selesai deh," ucap Ara merenggang kan otot-ototnya.
"Ya udah, yuk gue traktir bakso di tempat biasa," Revan mengulurkan tangannya.
Dan tentu saja langsung di sambut Ara dengan mata yang berbinar.
"Tau aja kalau gue lagi pengen makan bakso," ucap Ara terkekeh.
Mereka pun keluar dari dalam kamar Ara dan turun ke bawah.
Ternyata memang arisan para ibu-ibu itu sudah selesai.
"Revan, kamu ternyata kamu di sini?" Revan dan Ara menoleh ke belakang.
Aulia dan Fitria datang ke arah mereka dengan tersenyum.
Deg!
Aulia menatap gadis yang berada di sebelah Revan dengan perasaan bahagia, ternyata dugaannya benar. Ara, gadis yang selama ini di carinya.
"Ara?"
Ara menatap Aulia dan tersenyum sopan.
"Bunda ternyata arisan di sini juga," ucap Revan.
"Wah, ternyata kamu memang Ara, gadis yang menolong Tante waktu itu!" seru Aulia mendatangi Ara dan langsung memeluk gadis itu.
Ara sedikit terkejut saat mendapatkan perlakuan seperti ini dari wanita yang di panggil Bunda oleh Revan.
"Iya Tante, apa kita pernah bertemu?"
"Ya Allah, Ara, jadi kamu lupa sama Tante?" Ara mengangguk ragu.
Revan dan Fitria semakin bingung dengan sikap Aulia.
"Memangnya Bunda kenal sama Ara?" Aulia tersenyum lebar.
"Ara, pernah menyelamatkan Bunda dari pencopet waktu itu, apa kamu tidak ingat, nak?" tanya Aulia beralih menatap Ara.
Ara terlihat sedikit berpikir, kemudian matanya melebar. "Oh, iya Tante, Ara ingat!"
Aulia memeluk Ara kembali.
Revan hanya bisa melongo melihat kedua wanita yang sangat berharga di hidupnya ternyata sudah saling mengenal.
'Ternyata jalan untuk membuka hatimu akan lebih mudah, Ara. Aku akan memperalat Bunda,' batin Revan menyeringai lebar.
Bersambung.
Parah kali Cere cuma Krena masalah yg sbenarnya gaada😭 rill miss komunikasi+salah paham ini sampe kandas prnikahaan🤦