NovelToon NovelToon
Li Shen Sang Penghancur

Li Shen Sang Penghancur

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:18.1k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Li Shen, murid berusia 17 tahun dari Sekte Naga Langit, hidup dengan dantian yang rusak, membuatnya kesulitan berkultivasi. Meski memiliki tekad yang besar, dia terus menjadi sasaran bully di sekte karena kelemahannya. Suatu hari, , Li Shen malah diusir karena dianggap tidak berguna. Terbuang dan sendirian, dia harus bertahan hidup di dunia yang keras, mencari cara untuk menyembuhkan dantian-nya dan membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar seorang yang terbuang. Bisakah Li Shen bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan menuju kekuatan yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chp 19

Di dalam aula utama markas Sekte Serigala Putih yang hampir runtuh, suasana mencekam terasa berat. Luo Tian, patriark sekte, berdiri di ujung ruangan dengan tombak hitam pekat di tangannya. Aura emas gelap menyelimuti tubuhnya, memancarkan kekuatan yang membuat udara di sekitarnya bergetar.

Li Shen berdiri beberapa meter darinya, tubuhnya penuh debu dan bercak darah, tetapi sorot matanya tidak goyah sedikit pun. Pedangnya yang mulai retak tetap ia genggam dengan mantap.

"Beraninya kau membunuh para tetuaku, menghancurkan markasku, dan merusak kehormatan Sekte Serigala Putih!" seru Luo Tian, suaranya seperti guntur, mengguncang dinding yang sudah hampir runtuh.

Li Shen tersenyum tipis, tidak gentar sedikit pun. "Kehormatan? Semua yang kau lakukan hanyalah tirani. Hari ini, aku akan mengakhiri semuanya."

Luo Tian mengangkat tombaknya tinggi-tinggi, energi hitam membubung dari ujung tombak itu. "Aku adalah Luo Tian, Patriark Sekte Serigala Putih. Bocah sepertimu tidak pantas berbicara besar di hadapanku!"

Dalam sekejap, Luo Tian melesat ke arah Li Shen, tombaknya menusuk dengan kecepatan luar biasa, meninggalkan jejak bayangan hitam di udara. "BOOM!" Ledakan energi terjadi saat Li Shen mengangkat pedangnya untuk menangkis. Getaran dari benturan itu membuat sisa-sisa dinding aula runtuh, meninggalkan keduanya di bawah langit malam.

Li Shen terdorong mundur beberapa langkah, tetapi segera melesat kembali dengan kecepatan yang menyaingi kilat. Dengan gerakan cepat, ia melancarkan [Teknik Naga Penghancur Langit], pedangnya memancarkan cahaya biru keemasan yang membelah udara.

Luo Tian mengelak dengan lincah, terbang ke udara. Kini mereka bertarung di atas markas sekte yang hampir rata dengan tanah. Kecepatan mereka bergerak begitu cepat hingga hanya terlihat kilatan cahaya di langit, setiap benturan menciptakan gelombang energi yang menghancurkan puncak gunung di bawah mereka.

"Kau memang berbakat, bocah. Tapi bakat saja tidak cukup untuk mengalahkanku!" Luo Tian tertawa dingin. Dengan satu gerakan, ia meluncurkan "Tombak Serigala Gelap", energi berbentuk serigala raksasa yang melesat ke arah Li Shen dengan suara gemuruh.

Li Shen segera merentangkan tangannya, memancarkan energi naga dari dalam tubuhnya. Aura emas yang melingkupinya membentuk perisai besar yang melindunginya dari serangan itu. "Hanya sampai di sini kemampuanmu?" Li Shen mengejek. Dengan satu serangan balik, ia menghancurkan serigala energi itu, membuat Luo Tian tertegun.

"Apa?! Kau..." Luo Tian menggeram, tetapi Li Shen tidak memberinya waktu untuk bernapas. Ia melesat maju, menyerang tanpa henti dengan serangan pedang yang dipenuhi aura naga.

"BOOM! BOOM! BOOM!"

Benturan senjata mereka menciptakan ledakan dahsyat yang mengguncang gunung di sekitar mereka. Puncak-puncak gunung mulai runtuh, menciptakan jurang besar di bawah mereka.

Luo Tian, yang mulai terdesak, mengerahkan seluruh kekuatannya. Dengan satu gerakan, ia melompat ke udara, mengangkat tombaknya tinggi-tinggi. **"Kau telah membuatku marah, bocah! Terima ini, Tarian Serigala Penghancur Dunia!"

Dari tombaknya, muncul puluhan bayangan serigala hitam yang meluncur ke arah Li Shen, membawa aura kematian yang luar biasa pekat.

Li Shen menggertakkan giginya, tetapi tidak mundur. "Saatnya mengakhirimu, Luo Tian!" Dengan teriakan penuh tekad, ia mengerahkan seluruh energi naga yang telah ia serap. Tubuhnya bersinar terang, membentuk bayangan naga emas besar di belakangnya.

"Naga Surgawi Penghancur Dunia!" teriaknya.

Pedangnya meluncur ke arah Luo Tian, membawa energi yang begitu besar hingga gunung-gunung di sekitar mereka retak dan meledak. Serangan itu menghancurkan semua serigala bayangan Luo Tian dan menghantam tubuh patriark sekte itu langsung.

"Tidak mungkin! Aku... Aku tidak bisa kalah!" Luo Tian berteriak, tetapi tubuhnya terselimuti oleh cahaya naga yang menghancurkan segalanya.

"BOOOOOOOM!"

Ledakan energi yang begitu besar terjadi, menghancurkan seluruh markas Sekte Serigala Putih dan bahkan sebagian gunung di sekitarnya. Ketika debu mereda, Li Shen berdiri di tengah kawah besar yang terbentuk dari pertempuran itu. Tubuhnya penuh luka, darah mengalir dari sudut bibirnya, tetapi ia tetap berdiri tegak.

Di sekelilingnya, tidak ada yang tersisa dari Luo Tian, hanya debu yang terbawa angin malam.

Li Shen menghela napas panjang, menatap ke arah bulan yang bersinar redup di langit. "Sekte Serigala Putih... akhirnya runtuh," gumamnya.

Ketika debu pertempuran perlahan menghilang, sinar bulan kembali menerangi medan yang telah berubah menjadi kawah besar akibat dahsyatnya bentrokan. Li Shen berdiri di tengah kawah itu, tubuhnya berlumuran darah dan napasnya berat, tetapi auranya tetap tak tergoyahkan.

Sorak-sorai tiba-tiba meledak dari arah gerbang markas Sekte Serigala Putih. Para pendekar dari Klan Feng dan sekutu mereka, yang sebelumnya bertarung mati-matian melawan pasukan sekte, kini menyadari bahwa pertempuran telah selesai.

"Kita menang! Li Shen mengalahkan Patriark Luo Tian!" teriak seseorang, memecah keheningan yang tersisa.

Sorakan itu menyebar seperti api liar. Para pendekar yang sebelumnya kelelahan kini bersorak dengan penuh semangat. Beberapa bahkan berlutut, seolah menyaksikan kehadiran seorang pahlawan yang baru saja membalikkan takdir.

"Hidup Li Shen! Hidup pahlawan kita!" teriakan-teriakan menggema di seluruh penjuru.

Feng Han, yang sebelumnya terluka parah, disangga oleh dua pendekar Klan Feng lainnya. Meski tubuhnya terasa lemah, matanya penuh dengan kebanggaan dan rasa syukur. "Anak itu... dia benar-benar melakukannya," gumamnya dengan suara bergetar.

Di sisinya, Feng Lian, meskipun wajahnya pucat dan napasnya berat, tidak dapat menyembunyikan kekagumannya. Matanya menatap Li Shen dari kejauhan, penuh dengan kekaguman dan rasa hormat. "Dia seperti... bukan manusia biasa," katanya pelan, tetapi jelas terdengar oleh Feng Han.

"Bukan hanya pahlawan kita, Lian," jawab Feng Han sambil tersenyum tipis. "Dia adalah harapan baru bagi Kota Guangling."

Li Shen perlahan berjalan keluar dari kawah, setiap langkahnya disambut oleh sorak-sorai yang semakin membahana. Para pendekar dari Klan Feng menghampirinya, tetapi tidak ada yang berani terlalu dekat. Aura yang masih menyelimuti tubuh Li Shen terasa seperti kekuatan tak terjangkau.

Ketika akhirnya Li Shen berdiri di depan Feng Han dan Feng Lian, sorakan itu mencapai puncaknya. Feng Han mencoba berdiri lebih tegak, meski tubuhnya terasa lemah. "Li Shen," katanya, suaranya penuh dengan rasa hormat. "Kami berhutang nyawa dan kehormatan padamu. Kau telah menyelamatkan Klan Feng dan Kota Guangling."

Li Shen mengangguk pelan, tatapannya tegas. "Aku hanya memastikan tirani berakhir di tempat ini. Klan Feng, kota ini... semuanya pantas mendapatkan kedamaian."

Feng Lian, meski biasanya dingin dan penuh perhitungan, tidak dapat menyembunyikan rasa kagumnya. Dengan langkah kecil, ia mendekati Li Shen, menatapnya dengan serius. "Li Shen... kau luar biasa. Kau bukan hanya sekadar pendekar kuat. Kau adalah simbol harapan bagi kami semua."

Li Shen tersenyum tipis, sedikit lelah, tetapi tidak kehilangan karismanya. "Kalian berdua sudah berjuang keras. Ini kemenangan kita bersama."

Saat sorak-sorai mereda dan para pendekar Klan Feng meninggalkan reruntuhan markas Sekte Serigala Putih, Li Shen tetap berada di tempat itu. Wajahnya dingin namun penuh tekad, matanya menelusuri setiap sudut yang tersisa dari markas tersebut. Dia tahu bahwa di balik kemegahan sekte tiran ini pasti tersimpan harta yang tak ternilai.

Setelah memastikan tidak ada orang lain yang memperhatikan, Li Shen menyusuri lorong-lorong reruntuhan, hingga akhirnya menemukan sebuah pintu besar yang terbuat dari baja tebal. Ada simbol serigala putih yang terukir di pintu itu. Dengan dorongan energinya, pintu itu terbuka dengan gemuruh berat.

Di baliknya, sebuah ruangan bawah tanah yang penuh dengan kekayaan terhampar di hadapannya. Di tengah ruangan, sebuah brankas besar berdiri kokoh, tampak tak tersentuh oleh pertempuran. Li Shen mendekatinya, mengamati mekanisme penguncian yang rumit.

"Tampaknya mereka tidak hanya ahli dalam menindas orang, tetapi juga dalam menyimpan hasil jarahannya," gumamnya dengan nada sinis.

Dengan tenaga dalamnya yang besar, Li Shen menghancurkan kunci brankas tersebut. Pintu brankas terbuka, memperlihatkan tumpukan koin emas yang berkilauan. "Seribu koin emas," bisiknya sambil tersenyum kecil. "Ini akan sangat berguna."

Selain koin emas, Li Shen juga menemukan beberapa kotak kayu yang berisi pil-pil energi tingkat rendah. "Meskipun tidak terlalu berharga untukku, pil-pil ini masih berguna dalam situasi tertentu." Dia memasukkan semua pil itu ke dalam kantong penyimpanannya.

Namun, yang paling menarik perhatiannya adalah sebuah pedang yang tergeletak di atas dudukan emas di sudut ruangan. Pedang itu bersinar dengan kilauan perak, dan ukiran naga kecil menghiasi gagangnya. Saat Li Shen mengangkat pedang itu, dia merasakan aliran energi tajam yang memancar darinya.

"Pedang ini... tidak buruk," ucapnya sambil menghunus pedang tersebut. Pedang itu terasa seimbang dan kuat, jauh lebih baik dibandingkan pedangnya yang telah hancur dalam pertempuran. Dengan satu ayunan ringan, dia merasakan bagaimana pedang itu menyatu dengan energinya. "Sepertinya ini takdirku untuk menemukanmu."

Setelah memastikan tidak ada lagi yang bisa diambil, Li Shen meninggalkan ruangan itu dengan semua harta rampasannya. Dia berjalan perlahan, meski tubuhnya terasa berat akibat luka-luka yang ia derita.

Malam itu juga, dia mendatangi seorang tabib terkenal di Kota Guangling. Tabib itu, seorang pria tua dengan janggut panjang putih, terkejut melihat Li Shen yang penuh luka tetapi tetap memiliki aura kuat.

"Nak, kau butuh istirahat total. Luka-lukamu cukup parah," kata tabib itu sambil mempersiapkan ramuan dan jarum akupuntur.

"Lakukan yang terbaik, Kakek. Aku hanya ingin segera pulih," jawab Li Shen sambil menyerahkan beberapa koin emas sebagai pembayaran.

Tabib itu segera bekerja, membersihkan luka-luka Li Shen, memberikan ramuan penyembuhan, dan mengatur aliran energinya dengan akupuntur. Malam itu, Li Shen beristirahat di rumah tabib tersebut, memulihkan tubuhnya. "Ahhh, akhirnya," gumamnya sambil memejamkan mata.

-------

Dua hari setelah pengobatan intensif di rumah tabib, Li Shen akhirnya pulih sepenuhnya. Tubuhnya kembali bugar, dan energinya terasa lebih mengalir dari sebelumnya. Namun, bukannya langsung fokus pada latihan atau perencanaan baru, Li Shen justru memutuskan untuk bersantai.

"Sudah lama aku tidak menikmati hidup," gumamnya sambil meregangkan tubuh. "Waktunya menikmati hasil jerih payahku."

Pagi itu, Li Shen berjalan santai menuju pusat kota Guangling, tempat keramaian dan berbagai toko mewah berjejer. Begitu dia tiba di sebuah toko pakaian yang terkenal, sang penjaga toko langsung menyambut dengan senyum lebar.

"Tuan, apa yang bisa kami bantu?" tanyanya penuh semangat, terutama setelah melihat kantong koin emas yang tergantung di pinggang Li Shen.

"Bawakan aku pakaian terbaik yang kalian punya. Jangan pedulikan harganya," jawab Li Shen sambil duduk santai di kursi yang disediakan.

Dalam waktu singkat, para pelayan toko membawa berbagai pakaian mewah dari kain sutra terbaik, dihiasi bordiran emas dan perak. Li Shen mencoba beberapa, hingga akhirnya memilih jubah hitam dengan aksen naga emas di bagian punggungnya.

"Bagus. Ambil yang ini. Dan bungkus juga semua yang tadi aku coba," ujarnya dengan santai.

Para pelayan terkejut, tetapi tentu saja tidak menolak. Dengan senyum penuh kemenangan, Li Shen keluar dari toko dengan membawa beberapa kantong besar pakaian baru.

Tidak berhenti di situ, Li Shen melanjutkan "petualangan belanja"nya dengan membeli berbagai barang mewah. Mulai dari perhiasan, sepatu kulit langka, hingga senjata kecil yang tampak keren meskipun sebenarnya tidak terlalu berguna baginya.

"Hidup itu singkat. Kalau punya uang, pakai saja," katanya sambil tertawa puas.

Malamnya, Li Shen memutuskan untuk mengakhiri harinya dengan gaya paling mewah. Dia pergi ke tempat hiburan malam paling terkenal di kota, sebuah tempat yang dipenuhi musik meriah, lampu-lampu gemerlap, dan aroma anggur mahal. Para penjaga pintu tertegun saat melihat Li Shen datang dengan pakaian mewah dan aura percaya diri yang luar biasa.

"Aku ingin kamar terbaik, makanan terbaik, dan... wanita tercantik di tempat ini," katanya sambil meletakkan beberapa koin emas di meja resepsionis.

Tak butuh waktu lama, Li Shen dibawa ke sebuah ruangan VIP yang mewah. Di sana, dia disambut oleh wanita yang disebut-sebut sebagai bunga malam Kota Guangling—seorang wanita cantik dengan rambut panjang hitam, mata tajam, dan senyuman memikat.

"Tuan, malam ini adalah milikmu," katanya sambil mendekati Li Shen dengan langkah anggun.

Li Shen tersenyum sambil menuangkan anggur ke gelasnya. "Tentu saja. Jangan khawatir, aku tidak akan pelit."

Malam itu, Li Shen menghabiskan waktu dengan penuh kemewahan, anggur terbaik, dan hiburan yang membuatnya benar-benar melupakan semua pertempuran dan beban yang dia pikul selama ini. Di luar, Kota Guangling masih ramai membicarakan tentang peperangan yang menghancurkan Sekte Serigala Putih. Tapi di dalam ruangan itu, Li Shen hanya peduli pada satu hal: menikmati hidupnya sepenuhnya.

"Kadang-kadang," gumamnya sambil tersenyum tipis, "menjadi orang kaya itu menyenangkan juga."

1
Abi
kereen
إندر فرتما
tapi sayangnya MC gak jadi alkemis
Aswindra Gani
pake bahasa indo aja lah... jngn di vampur2
Dante-kun: Nanti di chp 12 keatas udah pake bahasa indonesia bang teknik teknik serangan nya
total 1 replies
Abi
mantap, tetap semangat thor
Abi
Biasa
Abi
Buruk
Abi
up
إندر فرتما
mantap Thor
Mazz Tama
waktu nya seraaaaaaaannnnnnggggg
Mazz Tama
waktu nya pembantaiiiiian
Mazz Tama
bantaiiiii
Mazz Tama
lanjut
Mazz Tama
bantaaaaiiiiiii Thor
Mazz Tama
Thor mending di ganti nama jurus nya jangan pake bahasa inggris
Mazz Tama
seru thor lanjut
Mazz Tama
sipp Thor lanjut lah /Smirk/
Dante-kun: 😁😁😇 Hehe makasi bang udah suport, moga sedikit terhibur.
total 1 replies
Mazz Tama
lanjut thor
Mazz Tama
penasaran Thor lanjut
Mazz Tama
menarik alur cerita nya
Iwa Kakap
ini cerita china apa barat thorr..
gq nyqmbung bahasa bart nya..
pantas ga ada yg baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!