Karyaku yang ke 15, ga kerasa ya... Alhamdulillah
Lanjutan cerita Laras ma Bintang, menceritakan kedua anak kembarnya. Si ceriwis Zara dan tentunya si pendiam Zayd, tak lupa dengan anak-anak dari saudara dan para sahabat Laras dan Bintang.
Di cerita ini ga lepas peran orang tuanya ya, karena peran Laras tentunya sangat penting untuk dunia Mafia nya.
Semoga karya ini, diterima dengan baik. Aamiin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aksi Zara dan Alat Buatan si Kembar
"Bagaimana?" tanya Laras, kini dia, Bintang dan Ajeng sedang ikut berjongkok dengan anak buah Laras. Mereka tengah sembunyi di balik semak, yang berjarak sekitar 70-80 m.
"Semuanya sudah berada di tempat masing-masing, hanya tinggal menunggu perintah." Laras melihat ke arah bangunan besar di depannya, ia memperhatikan sekitarnya
"Berapa orang yang turun?" tanyanya tanpa menoleh
"Seperti biasa, hanya 25 orang. Kita hanya menurunkan, orang-orang yang berkompeten. Orang-orang yang sama, yang siap mati untukmu Queen.
Laras menoleh, kedua matanya berkaca-kaca. Setiap kali membahas anak buahnya, ia memang selalu merasa mellow. Orang-orang yang dipertemukan, dalam keadaan berbeda. Namun sama-sama menderita, sehingga sempat memilih mati daripada hidup tak berguna.
Kini berkumpul menjadi satu, menjaga, melindungi dan selalu ada di garda paling depan untuknya. Dalam setiap masalah, meski nyawa taruhannya. Selain memiliki hutang budi pada Laras, mereka pun menyerahkan hidup dan matinya. Untuk melindungi, orang yang sudah memberikan kehidupan lebih layak.
"Apa Dean juga ikut? Bukankah anaknya sedang di rawat?" tanya Laras
Saat mengingat bila anak, dari salah satu anak buahnya harus melakukan perawatan di sebuah rumah sakit milik keluarganya.
"Kau pasti tau jawabannya Ras" Laras memejamkan kedua kelopak matanya, menetralkan nafasnya.
"Baiklah, ada berapa orang di dalam sa...
DUAAARRR
DEG
Semua orang melihat ke arah bangunan di depannya, salah satu sudut bangun meledak. Laras, Bintang dan Ajeng serentak melihat ke arah mobil.
Beberapa menit sebelum kejadian
"Ingat, jangan turun dari mobil. Lihat saja dari sini, kalo terjadi apa-apa. Segera hubungi polisi, paham?" kedua anaknya mengangguk
Sebenarnya Bintang tak percaya dengan kedua anaknya, terutama gadis kecilnya. Anaknya yang satu itu, selalu membuat kejutan.
"Iya yayah, tami atan diam di syini. Ta atan telual, janji" Bintang akhirnya mengangguk, ia pun mengunci pintu mobil.
Begitu Bintang menjauh, wajah Zara berubah dingin. Zayd sang adik, bahkan bergidik ngeri.
Kakaknya ini seperti orang berkepribadian banyak, terkadang tengil, terlihat anggun, yang paling menakutkan itu saat kakaknya tiba-tiba menjadi pendiam. Itu artinya, musibah untuk orang lain.
"Jay, apa tamu membawa tamela yan belbentut lalat itu?" tanya Zara, tanpa menoleh
Zara justru kini tengah sibuk, dengan tab miliknya. Ia juga sudah mengeluarkan satu bom, yang ia bawa dari rumah.
Tanpa menjawab, Zayd mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Zara segera mengambil benda kecil tersebut, ia sambungkan dengan tab nya. Kini di layar persegi panjang, yang seperti talenan itu. Sudah ada dua penampakan rekaman, yang satu tampilan dari kamera milik Zayd. Dan yang satunya, kamera dari bom buatannya.
Zara membuka jendela sedikit, ia pun menerbangkan alat ciptaan Zayd. Hal pertama yang Zara cari adalah, tempat penyimpanan senjata. Hal yang perlu di lumpuhkan pertama kali dari lawan, tentunya adalah alat perlindungan diri.
Kemera yang berbentuk lalat itu, terus bergerak sesuai arahan Zara. Dari satu ruangan ke ruangan lain, sampai Zara menemukan satu ruangan, yang di jaga cukup ketat. Di depan pintu ruangan tersebut, Zara melihat ada sekitar 5 orang menjaganya.
Alat itu pun masuk melalui celah ventilasi, di sana terpampang orang-orang yang tengah sibuk memasukkan senjata ke sebuah peti kayu. Zara tersenyum smirk, rupanya mereka juga akan melakukan penyelundupan senjata . Ehhh... Tunggu, Zara memperbesar gambar di layarnya.
Waaww... Tangkapan besar, tapi sayang sekali. Zara juga, akan menghancurkan benda haram tersebut. Ya, beberapa orang di sana juga. Tengah sibuk menyembunyikan obat-obatan terlarang dan juga sabu, kepada boneka-boneka beruang kecil.
Zara segera menerbangkan bom buatannya, ia mengendalikan dua benda kecil tersebut sekaligus. Alat Zayd kembali, namun tidak dengan alat Zara.
"Tatatan syelamat tindal balan halam.... "
Klik
DUAAAARRR
Zara dan Zayd saling tatap, mereka pun tersenyum dan bertepuk tangan.
"Tita besyhalil Jay" Zayd mengangguk
Ceklek
Zara dan Zayd langsung diam, mereka melihat siapa yang masuk ke dalam mobil.
"Itu pasti ulah kalian kan? Itu bom milikmu Zara." Zara tersenyum lebar, mendengar sang yayah bertanya
"Jala hana menhancultan gudan syenjata, di syana duda ada banat obat yan atan di syelunduptan. Meleta pasti setalan sedang menanis dalah, talena mata pencahaliana syudah telbatal hanus." jawab Zara bangga
"Yayah inda boleh malah, tadi yayah tan tuma bilan JANAN TELUAL. Jadi tami tidak melandal janji , talena tami meman inda telual. Iya tan Jay?" Zayd mengangguk
Bintang hendak menegur kembali, tapi yang di katakan putrinya tidaklah salah.
"Waahhh... Kalian hebat, bubun bangga. Tos dulu dong..." Zara dan Zayd bertepuk tangan, mereka pun melakukan tos dengan sang bubun.
"Sayang..." Bubun menatap tajam sang suami, Bintang yang hendak protes pun langsung diam.
"Karena kalian sudah membantu, dengan sangat epik nya. Karena sudah menghancurkan hal yang sangat penting dalam berperang. Jadi bubun minta sekarang, kalian benar-benar diam dan menurut. Tak boleh keluar mobil, atau pun melakukan hal lain. Sekarang, giliran orang-orang dewasa. Bubun, yayah, nenek dan yang lain, yang akan membereskan mereka semua. PAHAM?!" melihat wajah serius dan dingin dari bubunnya, Zara dan Zayd mengangguk setuju.
"Pakai ini" titah Laras, seraya memasangkan headphone di kepala kedua anaknya. Masing-masing satu, agar mereka tak mendengar kan kegaduhan yang akan terjadi di luar sana. Laras sengaja mengencangkan volume, hanya sebentar.
Sebelum memulai musik, Laras memberikan peringatan keras. Untuk tidak membukanya, Laras juga melarang kedua anaknya untuk mengintip ke jendela.
"Tidur yang nyenyak sayang, bubun janji takkan lama." Laras mencium kening kedua anaknya, begitu juga dengan Ajeng. Dia merasa bangga, dengan apa yang dilakukan oleh cucunya. Ajeng melakukan hal yang sama, ia mencium kening kedua cucunya.
Akhirnya Bintang pun, mengikuti istri dan mama mertua.
.
.
"Mereka semua sekarang tengah kelabakan, karena gudang senjata hancur dan beberapa anak buahnya mati di tempat. Putrimu benar-benar..." anak buah Laras, yang di panggil Meg hanya menggelengkan kepalanya. Ia tak tau hendak mengatakan apa lagi, speechless
Laras yang kembali ikut bergabung, ia hanya tersenyum sombong.
"Cepatlah buat yang seperti anak-anakku, sampai kapan mau sendiri. Lupakan dia, biarkan ia tenang dengan melihatmu bahagia." Meg hanya tersenyum, tanpa berucap apapun.
"Sekarang saatnya kita bergerak, perintah Dean untuk segera beraksi. Seperti biasa, lukai di bagian vitalnya. Jangan membunuh mereka, kecuali memang harus." lanjut Laras, ia tak ingin membahas masa lalu Meg.
.
.
DUAAARRR
Terdengar teriakan kesakitan di dalam sana, sedangkan anak buah yang di luar pintu pun terpental jauh. Membuat mereka, langsung tak sadarkan diri.
Orion dan Claudia yang masih tertidur, karena lelah setelah gulat di atas ranjang terkejut. Orion menghubungi anak buahnya..
'TUAN, MARKAS DI SERANG'
"SIAAAALLL" Orion segera turun dari ranjang, ia tergesa memakai pakaiannya. Claudia yakin yelah terjadi penyerangan di luar sana, yang jadi pertanyaan nya adalah SIAPA? DAN BAGAIMANA MEREKA BISA TAU, TEMPAT PERSEMBUNYIAN KLAN RED SCORPION?
...****************...
Jangan lupa like, komen, gift dan vote nya❤️❤️
...Happy Reading All...
lanjutttt,,,
mungkin ini dimaksud Zara kalau CIA lg hamil...semoga hamil baby twins atau triple...
jadi semakin dibuat penasaran...lanjut lagi Mak othor 😁😉
indigo mksdnya.....😁😁😁....