NovelToon NovelToon
Agen Harper: Operasi Mexico

Agen Harper: Operasi Mexico

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Chicklit
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Elsa safitri

Zoe Harper, seorang agen rahasia elit dari Norwegia, menerima misi rahasia dari mentornya, Johan Jensen, untuk mencuri "Scriptum Mortis", sebuah buku rahasia yang berisi informasi tentang operasi kartel terbesar di Meksiko. Buku tersebut berada di tangan Axel von Bergen, seorang pengusaha kaya dan berpengaruh.

Namun, misi ini diwarnai dengan kehadiran Axelrod River (Maverick), pemimpin kartel berbahaya yang menguasai jalanan Meksiko. Axelrod River dikenal sebagai pria yang kejam, cerdas dan memiliki jaringan yang luas. Mentor Zoe memperingatkan bahwa Axelrod River adalah musuh yang tidak terduga dan harus diwaspadai.

Dengan kecerdasan, keberanian dan kemampuan analisis yang tajam, Zoe harus menghadapi Axelrod River dan mengungkap kebenaran tentang buku tersebut. Sementara itu, dia juga harus menghadapi konflik internal tentang motifnya sendiri dan moralitas misinya.

Apakah Zoe berhasil menyelesaikan misinya dan mengungkap kebenaran tentang "Scriptum Mortis"?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Axelrod River?

Dia pergi dengan tangan hampa, meninggalkan segalanya di balik puing-puing tempat tinggalnya yang telah musnah. Ponsel, laptop, dan semua keperluan lainnya hangus terbakar, membuatnya kesulitan menghubungi Johan untuk memberitahu apa yang telah terjadi padanya.

Saat dia melihat apartemennya yang terbakar dari bawah, pandangannya tertuju pada Maverick yang sedang berbicara dengan seorang polisi. Wajah Maverick tampak dingin dan tidak berubah. Namun, saat dia menoleh ke arah Zoe, ekspresi wajahnya seolah-olah berubah menjadi lebih lembut dan peduli. Zoe berlari mendekat, dan dengan suara yang tercampur antara lega dan khawatir, dia berseru, "Maverick!"

Maverick segera mendekat, matanya memandang Zoe dengan ekspresi yang penuh kepedulian. "Apa kau baik-baik saja? Itu kamarmu kan, yang terbakar?"

"Iya, tapi aku baik-baik saja."

Maverick menatap Zoe dalam waktu yang cukup lama, sebelum berakhir memeluknya erat. Raut wajahnya tidak berubah, masih terlihat khawatir dan peduli. "Syukurlah tidak terjadi apapun padamu."

Zoe membalas pelukan Maverick dengan hangat, seperti seorang senior yang menenangkan junironya yang tengah khawatir. Setelah dia mengusap punggung Maverick beberapa kali, dia menjauhkan pria besar itu dari tubuhnya dan memandangnya dengan rasa ingin tahu. "Ngomong-ngomong, Maverick. Bagaimana kamu bisa tahu disini ada kebakaran?"

"Aku berniat untuk menemuimu, tapi saat aku tiba, aku terkejut melihat api yang menjalar dari lantai kamarmu."

Maverick menjawab tanpa ragu. Sementara itu, Zoe terlihat kebingungan mencari sesuatu. Dia menggigit kuku jari jemarinya dengan kuat, seolah mendapat sebuah ingatan buruk. Melihat hal itu, Maverick mendekatinya dan meraih tangannya.

"Kau bisa terluka."

Zoe menoleh. Dia tampak terkejut, namun masih setia membisu. Lalu, tiba-tiba dalam kepalanya terbesit sebuah pemikiran yang cukup membuat dia takut.

Pemikiran tentang Axelrod River yang tidak pernah dia lihat, padahal setiap kejanggalan yang terjadi padanya adalah ulah pria itu. Lalu kenapa? Kenapa sosoknya tidak pernah dia lihat selain di pesta malam itu? Apakah benar semua kejanggalan yang menimpanya adalah ulah dari Axelrod River, atau seseorang yang lain? Jika demikian, dia harus mencari tahu lebih banyak dan waspada dengan segala hal di masa depan.

Saat dia terus berpikir dengan keras, Maverick tiba-tiba menepuk pundaknya. "Apa yang kau pikirkan?"

Zoe terkejut dan kembali menatap mata pekat pria itu. Dia masih setia membisu, sampai Maverick kembali bertanya, "Zoe, ada apa?"

Zoe menghela nafas panjang lalu menjauhkan tangan Maverick dari pundaknya. Dia berjalan menjauh dari gedung apartemen, berkelana tanpa tujuan, melewati kerumunan orang yang berkumpul di satu titik.

Sementara itu, Maverick memperhatikannya dalam jarak. Dia tidak menyusul atau berniat mencari tahu apa yang gadis itu pikirkan. Dia hanya berdiri mematung dan menyorokan matanya yang tajam tanpa cahaya ke arah Zoe.

"Jadi kau sadar, ya?"

Dengan seringai angkuhnya yang mengerikan, pria itu bergumam. Suaranya yang berat dan dingin terdengar penuh ancaman. Dia lalu mulai merogoh saku mantelnya, mengeluarkan sebuah ponsel dan menghubungi seseorang.

"ya, tuan muda?"

"Datanglah ke gedung apartemen xx sekarang juga. Gunakan mobil milikku, dan bawakan aku beberapa revolver."

"Baik, tuan muda. Saya akan segera kesana."

Maverick menutup panggilan dengan cepat, lalu berlari untuk menyusul Zoe. Gadis itu berjalan sangat cepat sampai Maverick membutuhkan usaha untuk bisa mencapainya.

*

*

*

Saat mereka menyusuri jalanan, sebuah mobil hitam terlihat dari kejauhan. Maverick menyipitkan matanya, lalu berdiri di belakang Zoe dengan alasan kakinya yang mulai pegal.

"Maverick, kau baik-baik saja?"

Zoe menoleh ke belakang untuk melihat kondisi Maverick yang tiba-tiba saja berjongkok. Sementa itu, Maverick menanggapinya dengan tawa kecil yang terdengar cukup menggemaskan.

"Kakiku sakit. Mungkin karena luka kemarin."

Mendengar jawaban itu, Zoe mengikutinya dengan berjongkok di tanah. Rambutnya yang terurai kini tampak menutupi wajahnya yang seindah rembulan. Saat dia menyelipkan rambutnya yang menutupi pandangan ke sela-sela telinga, Maverick memperhatikannya dalam diam.

"Sudah jelas kakimu sedang terluka, kenapa kau malah memakai sepatu? Apa kau tidak punya sendal di rumah? Dasar bodoh. Buka sepatumu sekarang."

Namun, alih-alih mendengarkan Zoe dan membuka sepatu, Maverick malah merogoh sebuah pistol kecil dari dalam mantelnya dan mulai menembak mobil hitam yang tadi terlihat dari kejauhan.

Bang!

Zoe terkejut lalu menoleh ke belakang. Saat dia hendak mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, Maverick lebih dulu menariknya ke samping. Lalu, pria itu bangkit dan menarik tangan Zoe untuk segera pergi dari tempat itu.

"Tunggu, Maverick. Apa yang terjadi?"

"Zoe, apa kau tidak lihat siapa yang berada di dalam mobil? Itu Axelrod River!"

"Apa?!" Zoe berseru tidak percaya. Dia kembali menoleh untuk melihat sosok di dalam mobil tersebut, dan ternyata benar. Pria yang keluar dari mobil itu adalah pria yang dia lihat di pesta pertunangan anak kedua Axel Von Bergen.

Pria yang di katakan adalah anak ketiga dari keluarga Bergen, Axelrod River. Namun, saat ini wajahnya tampak bingung. Dia tidak terlihat seperti seorang pemimpin kartel di jalanan Meksiko. Sebaliknya, dia terlihat seperti seorang pria lemah lembut yang tidak tahu apa-apa.

"Zoe, lihat! Dia membawa dua revolver! Ayo lari!"

Sambil mencoba menarik tangan Zoe lebih kuat, Maverick berseru. Namun, alih-alih mendengarkan Maverick dan menjauh dari pandangan Axelrod River, Zoe malah berlari mendekat ke arahnya. Dia bahkan tidak membawa satupun senjata. Dia hanya mengandalkan kemampuan bela diri yang di asah dengan hati-hati dan sempurna.

Sementara itu, pria yang di duga Axelrod River sebenarnya adalah Sebastian. Salah satu anak buah Maverick yang juga bertugas membantu keluarga Bergen sebagai Butler.

Bingung melihat seorang wanita yang tiba-tiba mendekat, Sebastian menatap ke arah Maverick untuk mencari jawaban. Namun, pria licik itu malah menarik bibir ke samping dan membuat sebuah raut wajah puas.

1
Lusie
akhirnya up lagi thorrr /Sob/ up terus dongk thorr aku penasaran banget GMN Zoe nanti tau kalo Maverick itu sebenarnya si Axelrod river/Frown/
yoruuu: maaf ya, otor siap deh update terus/Angry/
total 1 replies
Lusie
licik bgt si Maverick! ngeri ngeri
Lusie
jangan mau Zoe!!
Lusie
/Gosh//Gosh/
Lusie
Maverick Maverick mulutmu itu loh
Lusie
menarik aku mampir thor
yoruuu: makasih udh mampir yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!