NovelToon NovelToon
Istri Pilihan CEO

Istri Pilihan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Icha mawik

Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Shakala Fathan Elgio Genova, berusaha untuk memperjuangkan cintanya pada Zakira. Gadis manis yang ia temui tanpa sengaja di perusahaannya. Zakira adalah salah satu karyawan di perusahaannya.
Namun, sayangnya saat ia mengutarakan niatnya untuknya melamar gadis itu. Terjadi kesalahpahaman, antara Fathan dan Mamanya. Nyonya Yulia, yang adalah Mamanya Fathan. Malah melamar Nabila, yang tidak lain sepupu dari Zakira. Nyonya Yulia, memang hanya mengenal sosok Nabila, putri Kanayah dan Jhonatan. Mereka adalah rekan bisnis dan keluarga mereka memang sangat dekat.
Nyonya Yulia juga mengenal dengan baik keluarga bakal calon besannya. Akan tetapi, ia tidak pernah tahu, kalau keluarga itu memiliki dua orang anak perempuan. Terjadi perdebatan sengit, antara Fathan dan sang Mama yang telah melakukan kesalahan.
Nabila yang sudah lama menyukai Fathan, menyambut dengan gembira. Sedangkan Zakira, hanya bisa merelakan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha mawik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 3.

"Zaki!" gumam Fathan, mengingat pemuda yang sering mengantar dan menjemput Zakira ke kantor.

Fathan mengenal Zaki, sebab keduanya pernah belajar di satu sekolah. Fathan adalah senior Zaki saat itu. Zaki memang lumayan terkenal karena sifatnya yang supel dan mudah bergaul. Sebaliknya, Fathan adalah pribadi yang tertutup dan terkesan cuek serta sombong. Sebenarnya, Fathan bukanlah sosok yang sombong. Namun, pembawaan dirinya yang senang menyendiri dan enggan bergaul dengan yang lain. Menjadikan predikat itu melekat pada diri Fathan.

Fathan tersadar dari lamunannya, ia menegakkan tubuhnya.

"Siapa dia? Mengapa dia bisa sedekat itu pada Zaki?" Fathan bermonolog sendiri.

Saat Fathan sibuk dengan pikirannya, asistennya masuk dan memberi laporan.

"Ada apa?" tanya Fathan.

"Ada meeting sebentar lagi, klien dan malam nanti. Akan ada jamuan makan malam di hotel Arkiandra," jawab Soni, asisten Fathan.

Pemuda itu mengangguk dan segera beranjak.

Sementara di bawah, Risma terlihat sedang berdiri mematung dengan wajah sedih. Hari ini gadis itu datang sedikit terlambat. Ia dimarahi habis-habisan oleh Sandra, sekretaris Fathan.

"Apa kamu pikir, ini kantor milik keluarga kamu? Jadi, kamu bisa seenaknya datang terlambat?" umpat Sandra.

Risma hanya bisa menundukkan kepalanya, ia tidak berani menjawab apalagi menatap wajah Sandra yang selama ini terkenal judes dan galak pada sesama karyawan. Sandra bisa bersikap seperti itu, lantaran Rusdi manager perusahaan ini adalah Kakaknya. Rusdi lah yang merekomendasikan Sandra agar bisa menjadi sekretaris Fathan.

Dengan wewenang yang dimilikinya, Sandra dengan semaunya berbuat sesuka hatinya pada karyawan lain, termasuk Risma dan Zakira. Kali ini Risma korbannya. Gadis itu hanya bisa diam, tanpa melawan.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi Fathan dan asistennya melihat serta semuanya.

"Siapa dia?" tanya Fathan.

"Sandra ... sekretaris Anda yang baru," jawab Soni.

Fathan mengernyitkan dahinya. "Sejak kapan?"

"Beberapa hari, sebelum kedatangan Anda," jawabnya.

"Siapa yang merekomendasikan dia?" Fathan kembali bertanya.

"Rusdi," jawab Soni singkat.

Kedua masih mengamati dan menyimak kejadian yang ada dihadapan mereka dari kejauhan.

"Dia adalah adik iparnya Rusdi," lanjut Soni.

Fathan mengangguk pelan, kemudian kembali fokus ke depan. Hingga matanya menangkap sosok yang ia pikirkan sejak tadi. Zakira. Gadis itu muncul dan langsung menyita perhatian Fathan. Terlihat Zakira tampak melawan Sandra untuk membela temannya.

"Udahlah, kan tadi Risma udah bilang. Kalau, dia terlambat karena ojek yang dia tumpangi bannya bocor," jelas Zakira.

"Gak bisa gitu, dong. Nanti, kalau sampai pak Fathan tau, kalau ada karyawannya yang gak taat peraturan. Siapa yang bakal disalahkan? Pasti aku, kan?" sahut Sandra dengan pedenya.

Beberapa diantara dari mereka saling pandang dan menahan senyum saat mendengar ucapan Sandra.

"Pak Fathan gak bakal tau, kalau gak ada mulut ember dan muka tembok mengadu. Lagi pula, ini untuk pertama kalinya dia terlambat. Itu juga ada alasannya," sambar Aiko, salah satu staf.

"Apa kamu bilang? Kamu bilang aku muka tembok, mulut ember?" tanya Sandra tidak

terima.

"Aku gak bilang, tapi kalau kamu gak ngerasa, ya jangan marah," sahut Aiko lagi.

Fathan masih belum beranjak dari tempatnya. Jika saja, ia tidak diingatkan oleh Soni tentang bertemu kliennya. Mungkin, ia akan tetap berada di situ dan melihat sampai selesai.

"Ada apa ini?" Suara berat Fathan membubarkan kerumunan.

"Selamat pagi, Pak!" ucap mereka serentak.

Fathan hanya mengangguk, sebagai jawaban.

"Selamat pagi, Pak!" Sandra tiba-tiba berjalan menghampiri Fathan.

"Maaf, Pak. Saya sedang menegur salah satu karyawan kita yang datang terlambat," jelas Sandra.

Hal itu membuat Zakira meradang, terlihat dari ekspresi mukanya yang memerah. Namun, hal itu membuat Fathan merasa, kalau Zakira semakin cantik.

Fathan melirik ke arah Soni, pria itu paham apa yang diinginkan bos-nya.

"Sandra, dimana berkas untuk meeting hari ini?" tanya Soni.

"Apa?" Mata Sandra membulat sempurna, ia lupa kalau belum mengerjakannya. Panik, keringat dingin mulai menghiasi wajah cantik yang full makeup itu.

"Hemm... itu, itu...." Sandra mulai gusar, sebab ia belum mengerjakan tugasnya.

"Itu? Itu, apa?" sela Soni.

Fathan masih memperhatikan sembari melihat kedua tangannya ke dada. Sesekali mata Fathan menangkap wajah cantik Zakira.

"Apa kamu belum mengerjakannya?" tanya Soni lagi.

"Sudah, Pak!" jawab Sandra cepat.

"Kalau sudah, sekarang kamu bawa ke sini. Sebab, kami akan meeting," ucap Soni lagi.

Sandra tampak pucat, wajahnya semakin panik.

Untuk yang lain, kembali pada tugas kalian," ucap Soni membubarkan kerumunan. Terdengar bisik-bisik diantara mereka.

"Sibuk ngurusin urusan orang lain, tapi urusan sendiri gak dikerjain," rungut Zakira.

Gumaman Zakira terdengar ke telinga Fathan, pemuda itu reflek menoleh ke sumber suara. Zakira juga seketika menutup mulutnya, ia tersenyum sungkan sembari menggigit bibir.

"Maaf, Pak!" Tanpa ba-bi-bu lagi, ia segera meninggalkan tempatnya berdiri dan kembali ke meja resepsionis.

Fathan tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.

****

Sementara di tempat lain.

"Tante, cocoknya pakai baju apa, ya Nath?" Tanya Sukma, pada keponakannya Nathan yang tidak lain suami dari Kanayah.

"Terserah, Tante mau pakai baju apa. Asalkan sopan," sahut Nathan tanpa menoleh.

"Memangnya, Tante mau ke mana?" tanya Kanayah yang baru keluar dari kamar mandi.

"Makan malamlah," jawab Sukma.

"Makan malam? Sama siapa?" tanya Kanayah lagi.

"Sama kalian, makan malam di hotel Arkiandra," jawab Sukma dengan bangganya.

"Emang, Tante di undang?" lanjut Kanayah.

Seketika Sukma menoleh ke arah istri dari keponakannya itu.

"Kan, yang diundang kami dan yang akan pergi juga kami. Lagi pula, ini makan malam keluarga," beber Kanayah.

Sejak awal kedatangannya, Kanayah memang kurang menyukai Sukma. Tante dari suaminya itu, merupakan kakak tiri dari sang ibu mertua. Dia datang tanpa diundang kekediaman Nathan dan Kanayah kemudian memutuskan untuk menetap.

Semula, Kanayah menolak keras kehadirannya. Bukan tanpa sebab, Sukma adalah orang yang semula secara terang-terangan, menolak Nathan menikah dengan Kanayah. Sifatnya yang pandai bersilat lidah, membuat Kanayah selalu merasa jengkel.

Kanayah bukan tipikal orang yang selalu diam saja, jika diperlakukan dengan tidak baik. Hanya Kanayah yang berani menolak semua aturan yang dibuat Sukma, saat ia dan Nathan berkunjung ke rumah keluarga besar Nathan.

"Sayang!" Nathan menghampiri Kanayah.

"Aku bener, kan? Nabil aja, sebenarnya ogah-ogahan mau ikut. Aku harus memaksanya, sebab Opanya pengen ketemu," jelas Kanayah.

"Apa? Di sana, juga ada Tuan Kendra?" sela Sukma lagi.

"Kenapa? Apa itu salah? Makan malam diadakan di hotel milik mendiang Ummi saya, tentu aja Daddy saya harus hadir," potong Kanayah.

"Kalau gitu, Tante harus siap-siap sekarang." Sukma keluar dari kamar Nathan dan Kanayah menuju kamarnya.

"Kamu serius, mau ngajak dia?" Tanya Kanayah.

"Gimana lagi, Sayang? Tante Sukma ngotot pengen ikut," jawab Nathan merasa serba salah.

Kanayah memutar matanya malas, sembari mengembus napas kasar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!