Dibuang Suami, Diratukan Adik Ipar

Sementara itu di tempat lain, saat ini Arvin dan Regina sedang berada di sebuah restoran kelas atas, mereka duduk di meja makan yang dekat jendela sambil menikmati pemandangan ke luar gedung. 

Tidak ada bintang malam hari itu, tetapi bintang yang hilang itu digantikan dengan cahaya lampu kota yang tampak indah di bawah jalanan sana. 

Arvin yang duduk di depan Regina tersenyum melihat Regina yang tampak menikmati pemandangan lalu perlahan-lahan mengeluarkan sebuah kotak dari sakunya dan meletakkannya tepat di hadapan Regina secara diam-diam. 

Regina sama sekali tidak menyadarinya, fokusnya hanya pada pemandangan luar biasa yang tersuguh di luar sana. 

Pelayan pun datang, membawa makanan pembuka untuk mereka membuat Regina akhirnya menarik pandangannya dan terkejut mendapati sebuah kotak berwarna hitam diletakkan di hadapannya. 

Selama beberapa detik, Regina terpaku melihat kotak itu sebelum akhirnya mengambilnya dan mengangkat kepala menatap Arvin, "Ini,,,"

"Bukalah," ucap Arvin dengan senyuman indah di wajahnya, Dia teringat Bagaimana Regina tempo hari mengatakan padanya untuk segera melingkarkan cincin di jari manisnya jika memang dia benar-benar mencintai Regina. 

Jantung Regina berpacu dengan kuat, dan perlahan-lahan membuka kotak tersebut. 

Sebuah cincin dengan berlian yang berukuran kecil di atasnya langsung memperlihatkan keindahannya. 

Biasanya para perempuan menyukai berlian yang besar, tetapi berbeda dengan Regina, ia lebih senang dengan sesuatu yang kecil dan mungil, ukuran yang pas akan membuat sesuatu menjadi terlihat lebih indah, dan saat ini ukuran berlian yang dipilih oleh Arvin benar-benar sesuai dengan seleranya. 

Pada saat Regina sibuk memperhatikan cincin pada kotak tersebut, Arvin dengan cepat berdiri mengambil buket bunga dari pelayan yang datang membawanya lalu berlutut menghadap Regina sambil menyerahkan buket bunga mawar merah itu. 

"Menikahlah denganku," ucap Arvin membuat Regina akhirnya mengalihkan pandangannya pada sang pria dan seketika pipinya menjadi merah padam karena tersipu akan kelakuan Arvin. 

"Baiklah," Regina mengangguk mengambil buket tersebut, Lalu menyerahkan kembali cincin di tangannya dan Arvin mengambil cincin tersebut lalu memasangkannya ke jari manis Regina. 

Setelah dipasangkan cincin, keduanya pun berdiri dan berpelukan dengan penuh cinta dan kebahagiaan. 

Sebuah ciuman mendarat di puncak kepala Regina diiringi tepuk tangan para karyawan restoran karena hari itu restoran tersebut memang dipesan khusus oleh Arvin sehingga pengunjung di tempat itu hanya ada mereka berdua. 

Namun meski para karyawan sudah diperingatkan untuk tidak mengambil gambar apapun, tapi ternyata ada seorang wartawan yang mengikuti mereka berdua dan dari gedung sebelah, wartawan tersebut pun merekam kejadian itu.  

Sang wartawan yang mendapat rekaman merasa begitu senang, akhirnya dia akan memiliki berita spektakuler yang akan ia terbitkan besok pagi dan akan mengguncangkan seluruh negara mereka. 

"Apakah ini Arvin atau Kevin? Sepertinya aku harus menyelidikinya dulu," ucap sang wartawan merah atau puas foto-foto pada kamera miliknya. 

Meski foto-fotonya tidak terlalu jelas karena terhalang oleh kaca pembatas restoran, namun dengan bantuan AI, dia bisa membuat orang yang ada di foto itu menjadi terlihat jelas. 

Pria itu segera meninggalkan kameranya di sana, membiarkan kamera terus merekam kejadian romantis di gedung seberang dan dia pergi ke gedung sebelah untuk mencari tahu siapa yang berada di tempat itu, Apakah Arvin atau Kevin. 

Siapapun diantara mereka, tetap akan menimbulkan berita spektakuler karena keduanya sangat terkenal di negara mereka sebagai anak dari gubernur ibukota yang menjadi saudara kembar semua laki-laki dan pria nomor satu di hati para perempuan.