Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
di hadang
*****
Masih di kota Johor, Dewa bangun kesiangan saat jam didinding susah menujukan jam 9 pagi. Setelah melepaskan selang infus oleh suster yang membantunya semalam Dewa langsung menyelesaikan administrasinya, tidak lupa dia memberikan Tips Kepada suster Rieke yang membantunya, walaupun ada drama penolakan dari suster itu, tapi karena dewa terus memaksanya diapun menerima dengan terpaksa juga.
Dewa meninggalkan klinik, menunggangi motornya menelusuri jalan di tengah kota Johor untuk mencari tempat makan. Tidak lama dia menemukan restoran cepat saji, Dia memasuki restoran itu lalu memesan makanan. Setelah makan dia segera keluar dari kota Johor menuju timur kearah kabinnya.
Setelah meninggalkan kota Johor dewa memacu motornya sedikit pelan karena dia masih merasakan ngilu dibahunya. Disebuah jalan yang sepi motor Dewa disalip oleh lima motor sport yang ngebut dan hampir menyenggol sisi kanan motornya untung Dewa sigap membanting stir motornya kekiri. Motor sport dengan CC 800 itu mengeber didepan dewa sebelum mereka menancap gas meinggalkan Dewa.
Disebuah tikungan didepannya Dewa kaget karena dua buah motor melintang dijalanan menghalangi jalan. Dewa cepat bereakti menginjak rem kaki lalu mencekram rem tangan....."ceetttttt" bunyi ban motor yang direm tiba-tiba.
Dengan tenang Dewa menetralkan motornya lalu membuka kaca helm melihat lima orang didepannya yang memgang tongkat bisbol ditangan.
"Turun dari motormu...dasar bajingan kamu hampir menabrakku dijalan tadi" seru seorang pengendara itu.
Dewa mencium bau-bau tidak beres didepannya. "Kamu harus ganti rugi karena teman saya psikologinya terganggu karena ulah kamu..." Kata salah seorang pengendara yang memakai jaket kuning.
Dengan tenang Dewa turun dari motornya mengambil kunci kontak motornya lalu memasukan kedalam saku.
"Apa yang kalian inginkan...."sahut Dewa dengan suara yang tenang namun mengintimidasi. "Kalian hampir menabrakku dari belakang tapi kalian menyalahkan saya..., katakan apa yang kalian inginkan saya sedang terburu-buru...."kata dewa sambil meletakan helm dimotornya.
Melihat ekspresi Dewa yang tenang pemotor itu mulai waspada, kenapa orang ini tidak merasa takut? Guman si jaket kuning dalam hati.
"Jangan banyak tanya berikan kami uang 300 dolar untuk menganti kerugian psikologi teman saya..." Kata Kevin yang sebagai ketua geng motor itu. Kevin biasa melakukan hal yang begitu sudah berulang kali, di kota Johor mereka dikenal sebagai geng motor yang banyak memalak orang dijalanan, mereka sangat arogan.
Dewa tetap tenang dia melihat kelima geng motor tersebut yang memukul tongkat bisbol ditangan mereka.
"Saya tidak punya uang sebanyak itu, kalau kalian Mau disaku saya hanya ada 10 dolar, kalau tidak mau biarkan saya lewat kalian silahkan melanjutkan perjalanan kalian...."....tegas Dewa sambil merogoh saku celananya mengambil 10 dolar yang ada.
"Berengsek cari mati....hajar bajingan ini biar ditau siapa kita...."seru kevin kepada teman-temannya.
Keempat teman kevin maju mengepung Dewa, dengan tenang Dewa melihat mereka satu persatu. Si jaket kuning mengayunkan tongkat kekepala Dewa, Dewa hanya melihat sekilas tanpa menghindar Dewa dengan cepat mengayunkan kakinya kearah perut si jaket kuning sebelum tongkatnya menyentuh kepala Dewa. Dia terlempar sejauh lima meter kebelakang, Pria tersebut pingsan karena kepalanya terbentur aspal. Melihat itu ketiga temannya langsung maju menyerang Dewa dengan tongkat ditangan mereka...."buk ....buk...buk..." Ketiga orang tersebut terlempar jatuh ketanah sambil memegang dada mereka yang terkena tendang keras Dewa. Ketiganya tidak bisa bangun lagi...mereka merintih kesakitan. Melihat hal itu Kevin yang berdiri tidak jauh dari mereka dari tadi segera maju...."berengsek kupatahkan kaki dan tanganmu bajingan...." Sambil berteriak kevin maju mengayunkan tongkat ditangannya tapi Dewa yang tenang dengan cepat menghindari tongkat tersebut lalu menangkap pergelangan tangan Kevin...."krek...bunyi tulang patah. Dewa mematahkan tangan kiri Kevin lalu menendangnya hingga dia mundur beberapa langkah. Tidak terima dengan itu Kevin mengeluarkan pisau dari punggungnya, melompat kearah Dewa dengan pisau ditangan Kevin mencoba menusuk perut Dewa..."sret...sret...sret..." Bunyi pisau yang mengenai jaket Dewa. Dewa mundur beberapa langkah karena sabetan pisau tadi mengenai lengannya yang membuat lengan Dewa tergores. Melihat itu dia tidak bisa menahan diri lagi. Dewa maju mendekati kevin dengan gerakan cepat dia memukul dada kevin mengunakan tangan kirinya. Kevin mundur beberapa langkah tapi dewa belum selesai dengan sedikit menunduk dewa menggerakan kakinya menyapu kedua kaki kevin dengan gerakan melingkar. Kevin jatuh keaspal, wajahnya panik dia tidak menyangka Dewa seorang ahli bela diri.
Tidak membuang kesempatan dewa menyingkirkan pisau yang terjatuh kesamping dia mendekat kearah Kevin lalu menginjak kaki kanan Kevin...."krek...." Kaki kanan Kevin patah saat itu juga, terdengar teriakan dan sumpah serapah dari mulut Kevin. "Dengar dan ingat ini dengan baik....ini sebuah peringatan bagimu dan antek-antek bodohmu itu...jika bertemu lagi dimasa depan saya pastikan kalian tidak akan bernafas lagi"...suara Dewa yang penuh wibawa berhasil membuat Kevin ketakutan mukanya langsung pucat. Dia Psikopat pikir Kevin..."Buk...."sebuah tinju dari Dewa menghantam dagu kevin yang membuatnya pingsan seketika.
Dewa kemudian berbalik menuju motornya, menaiki motor itu, sebelum memasang helmnya dia memerintahkan anak buah Kevin...."bawa temanmu kerumah sakit kalau mau hidup...jangan bikin masalah lagi".... Tanpa mendengar jawaban dari teman-teman kevin Dewa memacu motornya meninggalkan tempat itu.
.....
Agak jauh dari tempat itu Dewa merasakan perih ditangannya, dia melihat sekilas luka yang ada dilengannya. Dia menahan perih sambil memacu motornya karena tinggal beberapa meter lagi jalan setapak menuju kabinnya sudah terlihat. Dia kemudian berbelok menuju kabinnya.
Sesampainya di kabin Dewa segera melepaskan jaket dan baju yang dipakainya, dia mengambil kotak obat untuk mengobati tangannya dengan obat yang ada.
Setelah itu dia membaringkan tubuhnya ditempat tidur dalam kabin tersebut.
*****
Dikota Mandar di perumahan X Vanda yang hari itu sedang libur, dia keluar dari dalam rumahnya sambil membawa sebuah wadah untuk menyiram bunga. Beberpa hari lalu Vanda membeli pot bunga untuk ditaruh didepan rumahnya karena Vanda sangat menyukai bunga, apalagi kalau bunga mawar merah. Didepannya ada beberapa pot yang ditanami bunga mawar merah dan beberapa jenis bunga lainnya.
Disela-sela dia menyiram bunga Vanda sempat menoleh kearah rumah Dewa...."apa dia pindah rumah?" guman Vanda. Muncul pikiran dalam hatinya kalau Dewa pindah rumah, mengingat kata-kata Dewa sebelumnya mengenai pekerjaan mereka yang membutuhkan privasi. Pikiran itu diperkuat juga saat dia bertemu Dude dirumah sakit kemarin. Dia merasa Dude sengaja menghindarinya waktu itu.
Vanda mulai merasa tidak enak karena memikirkan kejadian itu.
Yang sebenarnya Orang tua Vanda sengaja mengirimnya ke kota Mandar agar masalah yang menimpa dia sebelumnya di kota Palapa tidak membebaninya. Vanda seorang anak tunggal dia hanya hidup bersama Ayahnya yang bertugas di kepolisian di kota Palapa, sedangkan ibunya sudah meninggal waktu Vanda masih duduk dibangku SMP. Karena desakan dari Ayahnya yang membuat Vanda pindah ke Mandar. Rumah yang dia tempati sekarang juga itu pilih oleh kerabat ayahnya yang ada dikota Mandar. Vanda hanya mengikuti kehendak Ayahnya walaupun dia merasa berat meninggalkan ayahnya sendiri di Palapa.
Setelah menyiram bunga Vanda berencana untuk pergi ke mall untuk sekedar refreshing. Di Mandar Vanda hanya memiliki seorang Teman bernama Teta, mereka sama-sama tamat dari kampus yang sama, mereka mulai bersahabat ketika mulai masuk perguruan tinggi.
Teta bekerja disebuah perusahan kosmetik yang ternama di Mandar. Dia lalu menghubungi temannya itu mengajaknya untuk jalan-jalan di Mall.
.......
(BERSAMBUNG)