NovelToon NovelToon
Mencari Kasih Sayang

Mencari Kasih Sayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:696
Nilai: 5
Nama Author: Rosi Yuningsih

Gadis muda, bernama[resa anggraini], yang haus kasih sayang dan perhatian,pertemuan dia dengan seseorang yang bernama [hari ramadhan],berusia 35 tahun mempersatukan dua insan itu dalam sebuah ikatan di usianya yang masih 18 tahun.Konflik muncul ketika [resa] berusaha menemukan kebahagiaan dan kasih sayang dalam pernikahan tersebut,berawal dari perkataan prontal gadis itu membawanya pada takdir yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosi Yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

babb 12

Satu minggu kemudian..tepat pukul 08:00 pagi, resa dan tina sedang membantu kakaknya,untuk memindahkan barang kerumah barunya..di tengah sibuknya kegiatan mereka.terlihat seseorang menghampiri nenek nur yang sedang duduk di atas kursi yang berada di teras depan rumahnya.

"Tumben teh dewi lewat sini?" gumam tina,menyipitkan mata.terlihat kerutan dari wajahnya dengan pikiran tanda tanya di benaknya.tetapi tangannya tak beralih memindahkan barang yang akan ia angkut kerumah kakaknya.

"pagi nek. Wati nya ada? " sapa dewi mengangguk dengan senyuman ramahnya.

"pagi neng. Wati sudah berangkat dari tadi.nenek kira dia berangkat bareng kamu kan biasanya?" ujar nenek nur dengan menyunggingkan senyum di bibinya.

"Enggak nek..soalnya udah tiga hari ini wati gak masuk kerja! makanya saya kesini"jelas dewi membuat nenek nur melebarkan kelopak matanya terkejut.

"Masa iya neng..padahal  tiap hari wati  selalu berangkat dari rumah! lalu perginya kemana kalau gak kerja? "

raut muka yang sudah tak mudah itu menyiratkan rasa khawatir kepada cucu kesayangannya.sedangkan tina yang mendengar perbincangan mereka menghentikan aktivitas nya sejenak.namun tak membuat dirinya kaget karena kejadian seperti bini sudah ia duga sebelumnya.

"udah gue tebak sih.kelakuannya gak pernah bener. malu maluin aja" gerutu tina dalam hati.

"Saya kira wati lagi sakit.soalnya gak ngabarin sama sekali,mau di telpon juga saya gak punya nomor HPnya.ini juga sekalian di suruh nanyain kabar wati sama yang punya toko" Jelas perempuan yang berpenampilan rapi mengenakan pakaian kekinian yang lagi tren di masanya.

"tuh kan.berulah lagi dia, udah di ingetin juga jangan bikin malu yang bawa" Gumam tina namun resa menyenggol lengan adiknya agar diam.

"engga ko..siapa tahu hari ini beneran berangkat kerja, nanti nenek tanya kalau watinya udah pulang."

"Ya sudah kalau begitu.., mari nek, tina,resa " Pamit wanita itu melenggang pergi dari kediaman nenek nur.

"Iya silakan" Jawab mereka bersama.

"Orang kaya dia mah gak bisa di harepin..kelakuannya na'uzubilah" gumam tina yang melangkah pergi meninggalkan kediamannya.

"Ada apa mak " Tanya komala yang menyadari kedatangan ibunya dan menyusul duduk di atas kursi yang ada di ruang tamu.

"Itu si wati,katanya sudah tiga hari gak masuk kerja.padahal dari rumah selalu berangkat.coba deh kamu telpon dia,ada di mana sekarang" jelas nenek nur terlihat guratan amarah dari wajah sepuhnya yang membuat komala bergegas mengambil gawai yang ia letakan di dalam kamar.

beberapa kali panggilannya tak di Jawab, komala mulai merasakan kegundahan. segelintir pertanyaan berseliweran di pikiran nya yang membuat kepalanya berdenyut.

Sedangkan di kediaman rima.rumah yang baru selesai di bangun itu terlihat sederhana,namun nyaman untuk di tempati.angin yang sejuk membuat  suasana kakak beradik merasa betah berlama-lama dikediaman itu.setelah selesai bebenah.ke empat kakak beradik itu duduk lesehan di atas karpet sambil berbincang.

"Teteh heran deh sama si wati.gak nyangka kelakuannya kaya gitu,teteh kira,keadaan kalian baik baik aja saat tinggal bareng mereka.kamu juga resa,masa diam aja sering di salahin mamah?kenapa gak pernah cerita sama teteh! kamu itu harus bisa membela diri agar tak mudah di tindas orang" Cecar rima, raut mukanya menyiratkan amarah yang membuncah.andai dia mengetahui kejadian yang menimpa adiknya, mungkin dia lah yang akan mebela ke 3 adiknya saat ada yang berprilaku tidak baik terhadap mereka.

"Iya teh rima.benar itu,teh resa sama s dian mah cuman diam aja,padahal sering di serang keadaan,tapi gak bisa nyerang balik. palingan bisanya nangis doang" Ejek tina ikut memanasi keadaan yang mulai terlihat tegang.

"Ck,mentang mentang kamu bisa ngelawan tin.kalau cuman bicara di belakang aja,teteh juga bisa tin.palingan telinganya mamah akan terasa panas sekarang,karena sedang kita ghibahin" dengus resa memicing ke arah adiknya yang sedang cengengesan.

Namun di tengah perbincangan mereka terdengar suara teriakan seseorang yang memanggil salah satu dari mereka.wanita paruh baya dengan penampilan syar'i dan suara khasnya yang memekik telinga.

"Rim.., rima" Teriak Romlah mendorong daun pintu agar terbuka lebar.

"Hadeuh,nambah satu lagi ini.siap siap tutup telinga dah. sebentar lagi bakalan ada ceramah dadakan.mana kaya TOA aja,suaranya menggema" Usil gadis ayu yang berwajah bulat dengan khas bulu matanya yang lentik itu menyambut kekehan ke 3 saudaranya.

"Iya nek.sini masuk " rima menyambut kedatangan nenek nya yang sudah berada di ambang pintu di susul oleh ke tiga adiknya yang bergantian menyalimi sang nenek dengan takzim.

"Itu,kamu beli paralon baru deh,buat aliran air gunung kerumah kamu.sekalian sama punya nenek di ganti,paralon yang lama udah usang.banyak sambungan jadi sering tersendat " Pinta Romlah sambil mengeluhkan keadaan yang sebenarnya tak mengganggu aliran air itu sama sekali.

"pake yang ada aja dulu nek. Aku baru pindahan loh ini.kalau sekarang,aku belum ada uang buat beli yang baru" usul rima dengan suara kesal yang tertahan.karena neneknya itu selalu mempermasalahkan hal sekecil apapun menjadi masalah besar yang akan terus di ungkit sebelum keinginannya terpenuhi.

"Kamu ini.kalau di bilangin suka membantah.itu buat keperluan kamu juga, jangan suka perhitungan sama orang tua,gak seberapa ini" dengus romlah tak menerima penolakan. padahal jelas dia tahu keadaan cucunya saat ini seperti apa.

"Iya nek.nanti deh,kalau udah ada uangnya baru beli.kalau sekarang belum bisa.karena kang artha nya juga belum mulai jualan lagi" jelas rima meminta pengertian sang nenek yang ternyata tak bisa mengerti keadaan cucunya.

"Halah alasan kamu aja itu. bilang aja gak mau nge modal sendiri" umpat romlah beranjak dari tempat duduknya, menghampiri cucu yang lainnya.rima mengekor dengan perasaan dongkol.

"Lagi pada ngumpul disini ternyata. kalian kemana aja ?sekarang jarang kerumah nenek.apa lagi kamu resa.mentang mentang sudah kerja,lupa sama nenek kamu.gak inget apa,dari kecil kalian nenek yang susah payah ngurusin"

Meraka berempat hanya saling lirik beradu pandang, merasa jengah dengan pembahasan yang menurut mereka sepele tapi selalu di besar besar kan sama neneknya.

"Yang benar saja.apa katanya,ngurusin.kalau nenek rukayah mah iya.lah dia,cuman omong doang"batin tina mengalihkan pandangan dari neneknya yang terlihat berpakaian rapih mengenakan gamis dan kerudung lebar yang menutupi sampai area bolongnya.

suara Adzan terdengar menyerukan ajakan sholat ashar.resa dan kedua adiknya berpamitsn pulang karena harus menjalankan kewajibannya,untuk menuntut ilmu di tempat pengajian seperti biasa.

Saat di perjalanan pulang.tina bercerita tentang keinginannya pada sang kakak yang berjalan di sampingnya.

"Teh.kayanya mingu depan aku mau kerja juga deh.soalnya,udah libur sekolah,tinggal menunggu kelulusan. nanti,aku tanya mbak dewi siapa tahu ada lowongan di Plaza"

ucap tina memberi tahukan maksudnya.

"Sebaiknya ngobrol dulu sama bapak tin.baiknya gimana! " perintah gadis yang berparas cantik itu mengulurkan tangan putihnya untuk mengelus pundak sang adik.

"Ah..iya teh,aku jadi inget si wati.ngomong ngomong,saat dia pulang pasti bakal di brondong banyak pertanyaan.terus di ceramahin" Girang tina saat mengingat sesuatu yang tiba tiba melintas dalam benaknya

"Hadeh un paedah banget kita gibahin orang terus tin ,kaya kita udah bener aja ya"

"Halah.gak asik banget teh resa mah  baru juga bahas dikit,udah ceramah aja " Delik tina namun tangannya merangkul sebelah tangsn resa yang menuntun sang adik di tangan yang satunya lagi. Sedangkan dian hanya terkekeh.mendengarkan celotehan ke dua kakaknya.

"Dian.kamu itu diem diemm bae.harus di ketok,baru bunyi" Ujar tina mencondongkan badannya karena terhalang oleh resa yang terapit kedua adiknya.

"Apanya yang di ketok teh? " Tanya dian mendongak, wajah polosnya terlihat jelas, sedangkan sang kakak hanya terkekeh saat melihat adik yang satunya mendelik karena ucapannya tak dimengerti oleh sang adik. "maksudnya.kamu harus di tanya dulu,baru bicara dian. Kalau nggak,ya seperti itu. kamu hanya diam menyimak aja" ucap tina menjelaskan.

"jangan pernah merasa sendiri yah, kamu punya kita.apapun dan kapan pun,kamu bisa cerita tentang keluh kesah kamu." timpal resa sambil menyunggingkan senyum di bibirnya.yang di respon

Dian dengan mengangguk. setibanya di rumah,mereka segera mandi bergantian,lalu berangkat ke pengajian bersama.disusul dengan wanti yang mengejar langkah mereka,karena tertinggal,sambil mulut yang kumat kamit menggerutu.

"Si wanti kenapa? kaya yang lagi baca mantra aja.kumat kamit begitu" usil tina, matanya memicing pada dia yang sedang berjalan tergesa menyusulnya.

"Kalau berani mah sini.dihadapan orangnya,kalau cuman ngomongin di belakang doang mah gak bikin aku ketar ketir" Sindir wanti saat samar samar mendengar namanya di sebutkan.

"Eh eh..kepedean banget kamu.bukannya situ yah yang hobi jelekin kita.lagian,situ komat kamit aja.bikin orang berpikiran jelek tau! " dengus tina meladeni ucapan wanti yang sudah menatap garang.

"Ck...apa sih,jangan usil deh.aku lagi ngapalin,buat setor hapalan tahfiz,belum lancar" Jelas wanti  yang akhirnya mengalah dan berjalan mendahului kakaknya, sambil menyeret dian agar mengikuti nya.

"Haduh gawat ini.teh gimana dong, aku lupa belum menhafak buat setoran tahfidz lagi. ini gara gara si kang nathan,yang bikin gabut. jadinya aku lupa menghapal buat setoran hari ini" Keluh tina merasa gusar.

"Sudah tau di jadiin bahan gabut.bukannya cabut,eh malah di ajakin ribut. Dari awal teteh udah peringati kamu tin." saut resa dan terKekeh melihat ekspresi adiknya yang malah terlihat menggemaskan saat pipinya menggembung karena cemberut.

"Ah..teteh mah,malah ngeledek lagi.alamat di setrap ini mah" Kesal tina sambil memukulkan buku yang di pegangnya pada gadis ber kerudung ungu muda yang selalu terlihat anggun saat di pandang.

Tanpa sepengetahuan keduanya,seseorang yang duduk di teras mesjid selalu menunggu hanya untuk sekedar melihat salah satu gadis yang telah menarik perhatiannya.

"Ku lihat senyum cantikmu yang menggoda.Ingin rasanya aku menyapa.Namun rasanya tak pantas diriku tuk dirinya.bagai sinaran pelangi,Penuh warna-warni menghiasi diri,Kamu membuat semua orang terpana.Melihat parasmu , senyummu sungguh aku mengagumi......Ya Tuhan.ku serahkan padamu.Ku doakan dia,di sepertiga malamku" Lamunan pria tersebut,saat gadis itu melewati dirinya.siapakah gerangan.gadis incarannya.....dan lamunannya buyar,saat mendengar De'heman seseorang. pemuda itu mengusap tengkuknya merasa malu.karena ketahuan telah menatap orang yang bukan mahramnya. lalu ia bangkit dari duduknya menghampiri sosok pria yang bertubuh tegak yang mengenakan koko dan sarung itu membuat orang segan namun menjadi panutan di kampungnya.

1
Lan Yumi
Dialognya keren abis. 💬
Yuningsih: terimakasihh masukannya.selamat membaca kk
total 1 replies
tasha angin
Jleb banget!
Yuningsih: Minta suport nya ka. supaya aku semangat up tiap hari
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!