Dunia Sakura atau kerap dipanggil Rara, hancur seketika saat video dia yang digerebek sedang tidur dengan bos nya tersebar. Tagar sleeping with my boss, langsung viral di dunia Maya.
Rara tak tahu kenapa malam itu dia bisa mabuk, padahal seingatnya tidak minum alkohol. Mungkinkah ada seseorang yang sengaja menjebaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Dista mende sah pelan saat melihat test pack di tangannya. Lagi dan lagi, benda kecil pipih itu menunjukkan garis satu. Entah sudah untuk keberapa kali dalam 4 bulan ini dia menggunakan benda tersebut untuk mengecek urinnya, dan hasilnya tetap sama, negatif.
"Gimana?" tanya Bu Mariam yang menunggu di kamar Dista. Segera dia hampiri menantunya tersebut lalu mengambil test pack di tangannya. "Negatif lagi," dia tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Sudah jalan 4 bulan pernikahan Dista dan Jovan, tapi menantu kesayangannya itu belum juga menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
"Masih baru 4 bulan, Mah," Dista coba menghibur mertuanya. "Masih terlalu awal. Diluaran sana, banyak loh, yang sudah nikah 7 atau bahkan 10 tahun baru garis dua."
"Nunggu 10 tahun, bisa-bisa si Rara sudah beranak 10," sahut Bu Mariam agak ngegas. Entahlah, dia kesal sekali setiap Dista menunjukkan test pack garis satu. Dia sudah ingin sekali menimang cucu, tapi cucu yang dia harap dari menantu kesayangan, malah tak kunjung terlihat hilalnya. Jovan adalah anak tunggal, harapan penerus keluarga satu-satunya.
"Mama kok banding-bandingin aku sama Rara sih?" Dista langsung kesal, dia menjauhi mertuanya, duduk di sisi ranjang dengan kedua lengan dilipat di dada. Nafasnya terlihat memburu dan bibirnya cemberut. Pagi ini Jovan tak ada karena sampai semalam, masih jatahnya Rara.
"Bukan bandingin, Dis," Bu Mariam mendekati Dista. "Masalahnya disini kamu ada saingan. Kalau sampai gak segera hamil, bisa-bisa kamu kalah saing sama Rara. Sekarang aja, Jovan terlihat nyaman banget sama Rara."
Dista meremat sprei, menyalurkan kekesalannya. Kenapa harus ada Rara diantara dia dan Jovan? Pernikahan, tak berjalan sesuai impiannya. Dia tak bisa bersama Jovan setiap hari, harus rela berbagi seminggu sekali dengan Rara. Tak jarang, dia menangis saat malam hari, Jovan sedang bersama Rara. Otaknya selalu travelling, membayangkan adegan panas yang dilakukan sang suami dengan madunya tersebut. Sekarang ditambah tekanan dari mertua, makin lengkap deritanya.
"Kamu siap-siap sekarang, Mama antar ke dokter."
"Dokter?" Dista mengerutkan kening. "Untuk apa, Mah?"
"Periksa kesehatan kamu. Rara cuma sekali lansung hamil loh, itu artinya Jovan tak ada masalah."
"Aku sehat kok, Mah," Dista agak tersinggung dengan itu. "Mama mau bilang aku mandul?" dia menatap mertuanya tak percaya.
"Mama gak bilang gitu, sayang," Bu Mariam mengusap bahu Dista. "Cuma periksa saja, takutnya ada Kista, atau miom. Kalau terdeteksi sejak awal, akan lebih mudah diatasi.
"Aku gak sakit," sangkal Dista sambil menepis tangan Bu Mariam yang ada di bahunya. "Aku hanya stress saja, makanya gak bisa hamil-hamil. Aku itu stress, Mah," Dista menunjuk dirinya sendiri dengan mata berkaca-kaca. "Aku stress gara-gara harus berbagi suami. Mama gak pernah ngerasain apa yang aku rasain," dia mulai menangis. "Mama gak pernah tahu gimana rasanya diposisi aku, dipoligami. Sakit, Mah, sakit! tekan Dista sambil mengusap dadanya. "Berbagi laki-laki yang kita cintai itu sangat menyakitkan. Saat suami kita bersama madu, otak kita akan travelling, membayangkan adegan panas mereka. Saat suami bersama kita, melihat tubuhnya, hati juga sakit karena tubuh itu baru saja dijamah wanita lain."
Dista mengeluarkan segala beban yang dia tanggung selama 4 bulan. Dia tak bisa berkeluh kesah pada mamanya, karena sebenarnya dari awal, wanita itu memintanya membatalkan pernikahan, tapi dia yang kekeh mau lanjut.
Dista menyeka air matanya, beranjak dari ranjang, mengambil tas dan kunci mobil lalu keluar. Dia bahkan tak ganti baju ataupun mandi dulu, masih dengan piyama semalam yang melekat di tubuhnya.
"Dis, kamu mau kemana?" Bu Mariam mengejarnya.
"Dista butuh menenangkan diri, Mah." Dista berjalan cepat menuruni tangga, keluar dan langsung masuk ke dalam mobil, meninggalkan rumah.
...----------------...
Sore hari saat pulang kerja, Jovan tak menemukan istrinya ada di rumah. Di telepon juga gak diangkat. Hingga saat makan malam, dia menanyakan istrinya tersebut pada sang mama.
"Dia pergi dari tadi pagi, entah kemana. Mama fikir udah ngasih tahu kamu."
Jovan menggeleng. "Dia gak izin sama aku." Yakin ada yang tidak beres, Jovan meninggalkan meja makan meski belum memulai makan malamnya, ke kamar untuk kembali menghubungi Dista. Setelah entah keberapa kali, akhirnya Dista menjawab panggilannya. "Kamu dimana?" Bukan jawaban, melainkan isak tangis yang dia dengar. "Dis, kamu dimana?"
Tinggal tunggu waktunya kamu jatuh kedalam permainanmu sendiri dan Jovan tau semua perbuatanmu
Rara yg jadi korban g perlu capek buat balas dendam
jangan mimpi kamu Dista nyuruh Fano balas dendam ke Rara secara Fano cinta mati ke Rara ,karena Fano tau Rara itu wanita istimewa beda kelas sama kamu yg wanita gampangan cepat buka SE Lang kang an 🤮🤮👊👊
gimana dgn ancaman Fino, bakalan Dista nurutin gk nih.
Fino sayang banget sama Rara, maka nya dia gk mau nyakiti Rara dan kamu jadi sasarannya Dista