Liliy aqila khanza, Hesti Adifa dan Wina arfa alia bersahabat sejak TK sampai bangku kuliahan. mereka menamainya Black Ladies karena mereka memiliki kesamaan tidak menyukai warna yang cerah dan itu menggambarkan kepribadian mereka. Liliy aqila khanza berusia 19 tahun dan diagnosa dan mengidap DID ( Dissociative identy Disorver) 8 tahun yang lalu. Trauma masa kecil akibat broken home membuat tempramennya sulit ditebak. Liliy jurusan seni dan tergolong pandai di kelasnya. Gitar merupakan barang kesayangannya yang selalu di bawa kemana pun dia pergi. hesty dan wina ialah sahabat yang selalu memahaminya mereka tidak membiarkan sahabatnya larut dalam kesedihan. Hingga persahabatan mereka di uji oleh seorang laki-laki tampan jurusan olahraga yang merupakan pindahan dari kota. postur tubuhnya yang kokoh membuat idola para kaum hawa di kampusnya.Kedatangannya membuat persahabatan mereka mulai retak. Apakah Black Ladies mampu mengatasi keretakan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dragon starr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12.Terdengar Alunanmu Kembali
" Ku rindu dengan suaramu, ku ingin menari mengikuti alunan tanpa henti. Dunia akan ikut terlena saat mendengarkannya, hingga awan mendung pun seketika cerah."
Kembali rutinitas sebagai mahasiswa Lily berangkat pagi ke kampus mengendarai mobil dengan laju seperti biasanya menghiraukan lubang yang ada di jalanan. Hari ini jadwal musik di kelasnya, jadi Lily membawa gitar kesayangannya. Walaupun bukan jadwal kuliah, Lily tetep membawanya dan selalu menggendongnya kemana dia pergi.
Sesampai kampus dan memarkirkan mobilnya, Lily menuju kelasnya dan mendapati ruangannya kosong. Sahabatnya belom juga datang dan teman seruangannya pun masih belom ada datang satu pun.
" Apakah aku kepagian ke kampus? gumamnya Lily dalam hati dan melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 06.40 WIB, ternyata belum ada yang datang karena kuliah paginya itu masih 50 menit lagi.
Lily memainkan gitarnya untuk mengusir kebosanannya sendiri di ruangan dan bernyanyi mengiringi alunan gitarnya. Beberapa menit dia memainkan gitarnya, teman seruangannya satu persatu mulai berdatangan. Jadi, dia menghentikan petikan gitarnya karena jangan sampai dia mengganggu temannya yang lain.
Waktu sudah menunjukkan pukul 07.15 WIB, Hesti dan Wina sudah datang. Wina langsung menyosor masuk tanpa mengetuk pintu dulu dan berteriak.
" Pagi teman teman," teriaknya Wina menyapa teman temannya sambil melambaikan tangannya di depan.
Seketika teman temannya kaget dan membalikkan badannya lalu menatap ke arah Wina.
" Nggak ada yang sahut nih? Masa princess kalian di kacangin," tanyanya kembali, bukanya tidak ada yang menjawab tapi teman temannya kaget dan bingung.
" Pagi juga princess," jawabnya serentak yang ada dalam ruangan.
" Pagi juga toa," ucapnya Lily duduk di kursi belakang, " Pagi pagi udh teriak, kaya abang penjual sayur komplek aja tuh," ucapnya kembali Lily sambil menatap tajam ke arah Wina.
" ihh, kamu tuh nggak ngerti sih. Aku tuh lagi sapa fans aku. Balasnya Wina di depan teman temannya, iya kan?" tanya Wina lagi.
" Iya Princes" ucap teman temannya dengan serentak.
" Noh, liat kan fans aku tuh banyak, nggak kaya kamu heaters di banyakin," ejeknya wina dengan bangga.
" Bodoh amat! enggak mati 'kan kalau nggak ada fans. Nih buktinya aku sejahtera aja tuh hidupnya." Balasnya Lily bangga dengan kehidupannya sekarang.
" Sudah, sudah. Win, mending kamu duduk deh daripada kamu ngoceh nggak jelas di situ di atas, habisin tenaga aja pagi pagi," Lerainya Hesti sambil memanggil Wina untuk duduk yang tenang.
" Iya... iya. Aku ke situ" ucapnya dengan muka kesal tanpa ekspresi.
Wina pun menuju kursinya untuk duduk, tidak lama kemudian Wina duduk, ketua tingkatnya menuju ke depan untuk menyampaikan informasi dan meminta teman temannya untuk duduk di tempatnya masing-masing dengan rapi.
" Maaf, saya menyita waktunya sebentar, tadi dosen seni menyuruh kita langsung ke ruang latihan musik saja. Nanti dosennya nyusul ke situ karena ada kesibukannya sebentar," ucap ketua tingkatnya dengan lantang dan kembali ke tempat duduknya untuk siap siap ke ruang latihan.
" Oke," jawabnya serentak sambil bersiap siap mengambil tas dan peralatan musik yang akan dia mainkan nanti.
Lily, Hesti dan Wina juga bersiap siap Lily membawa gitar yang terbalut rapi pada tempatnya, Hesti membawa biolanya dan Wina tidak membawa apapun selain suaranya ia andalkan, maksudnya dia juga jago menyanyi. Hesti kerepotan membawa barang barangnya karena dia membawa buku yang akan dia kembalikan di perpustakaan karena sudah jatuh tempo untuk dikembalikan.
" Win! Daripada kamu nggak bawa apa apa, mending kamu bantu aku bawa buku deh. Kamu tuh nggak pekaan banget, kamu liat temenmu kerepotan malah nggak di bantuin," ucapnya dengan kesal sambil menyodorkan bukunya tanpa kesepakatan wina.
"Eeeeh, tunggu dulu. Aku mau ambil tas dulu," ujar Wina sambil berdiri dari tempat duduknya dan mengambil tasnya lalu mengambil juga buku Hesti.
"Ayo! Kita ke ruang latihan sekarang, jangan kita keduluan sama dosen lagi," ucapnya Lily dengan menenteng barang barangnya.
"Let's go!" ucapnya Wina dengan semangat yang berjalan mendahului Lily dan Hesti.
Setelah beberapa ruangan yang di lewati, akhirnya sampai juga di ruangan latihan musik. Mereka masuk dan duduk di paling depan karena mereka menyukai memperhatikan dengan jelas. Tidak lama kemudian, dosennya datang dan menuju kursinya.
Dosennya memulai mata kuliah seninya dan menyuruh satu per satu maju untuk menampilkan bakat mahasiswanya. Ada yang memainkan biola, drum, gitar, dan lain lain.
Giliran Hesti untuk menampilkan bakat memainkan biolanya, Hesti dulunya pernah ikut kursus biola jadi dia bisa memainkan biola seperti orang profesional. Sedangkan Wina menyanyi di depan dosennya dan melihat teman temannya kagum karena temannya menganggap Wina itu hanya suara toa, tapi suaranya juga emas kalau nyanyi. Wina pernah ikutan lomba nyanyi antar nasional dan meraih juara 2. Walaupun bukan juara pertama, Wina sangat bangga dengan juara yang ia dapat.
Tiba giliran Lily menampilkan bakatnya di depan dosen, Lily mengambil gitarnya sendiri walaupun ada gitar yang disediakan di atas. Lily duduk di kursi dekat dosennya dan mulai memainkan petikan senarnya dan mulai bernyanyi, Lily sangat menghayati lagu yang ia nyayikan.
*** Kelas Randy***
Mata kuliah Randy sekarang yaitu olahraga, jadi Randy siap siap untuk ke lapangan basket. Dosen olahraga Randy sudah menunggu di lapangan, sementara Randy dan sahabatnya masih belum ganti pakaian.
Randy dan sahabatnya buru buru menuju ke ruang ganti karena jangan sampai dosennya memberinya hukuman lari keliling lapangan atau push up gara gara terlambat. Setelah mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga. Randy menuju ke lapangan basket, untuk sampai ke lapangan harus melewati ruang musik yang sekarang ada Lily yang memainkan musik dan bernyanyi.
Saat berjalan mendekati ruang latihan musik itu, tiba-tiba langkah Randy terhenti. Randy hafal sekali suara itu, ia mengingatnya kalau orang yang menyanyi itu adalah orang yang sama dengan orang yang memainkan gitar sambil berpuisi di balik pohon waktu itu. Randy pun melihat wajah Lily saat memainkan gitar dan bernyanyi.
Kevin dan Rio menoleh ke samping mencari Randy, ternyata Randy tertinggal di belakang sedang berhenti di pas depan pintu latihan musik itu sedang mengamati seseorang. Kevin dan Rio melihat langsung dan menghampirnya dan bertanya,
" Randy, kok berhenti? Emng siapa si situ" tanyanya Rio penasaran sambil melirik sesekali pintu karena takut kelihatan sama dosennya.
Tapi Rio dan Randy tidak menyadari kalau Hesti melihatnya, Hesti merasa senang karena Randy yang sempat berhenti di depan ruang musik. Hesti berpikir dan merasa kalau Randy mengamati dan memperhatikan dirinya. Tapi, nyatanya Randy singgah karena penasaran suara yang ia pernah dengar.
" Nggak ada kok, tali sepatu aku lepas." Ngelesnya Randy dengan memperbaiki tali sepatunya walaupun tali sepatunya itu tidak terlepas tapi Randy pura-pura memperbaikinya.
" Dasar luh, Kami tuh liat kalau kamu berhenti dan selalu melirik ke dalam kelas, Emang siapa sih di situ?" tanyanya Rio yang dipenuhi rasa penasaran sambil ikut melirik dalam kelas untuk mencari tahu.
" Daripada bahas itu, mending kita langsung ke lapangan deh, dari tadi bapak itu nungguin kita." Ajaknya Randy karena jangan sampai sahabatnya salah paham kalau melihat cewek yang aku boncengin, padahal bukan dia.
"Aku mencium aroma aroma aneh nih di sini" ucapnya Rio dengan mengendus endus di sekitarnya.
" Apaan sih, Rio. Ayo! Kita ke lapangan,"
ajaknya kembali Randy sambil menarik baju Rio dengan paksa.
" Lepasin nggak? Nanti baju aku kusut," ucapnya Rio sambil memukul mukul tangan Randy agar di lepaskan.
" Oke aku lepaskan tapi diam yah." Ancam Randy sambil melepaskan genggaman tangannya di baju Rio.
Mereka menuju lapangan dan Randy di suruh untuk memimpin teman temannya dalam berbaris. Randy memulai pemanasan terlebih dahulu dan beberapa menit kemudian, Randy dan teman temannya mulai latihan basket.
*** Kelas Musik***
Lily selesai menampilkan bakatnya di depan kelas dan kembali ke kursinya yang mendapati Hesti senyum senyum sendiri.
Lily heran melihat Hesti, Lily mengabaikan dan menghiraukanya karena pikirnya Hesti tersenyum gara-gara kagum dengan penampilannya barusan
Setelah semuanya sudah tampil, dosen menjelaskan materi terkait seni musik. Lily dan semua yang ada dalam ruangan itu menyimak dengan baik. Dosen juga menginformasikan bahwa tahun ini kampus kita akan mengadakan lomba seni per angkatan.
Dosennya tiba-tiba bertanya, " Ada yang mau ditanyakan mengenai lomba seni tahun ini?"
Wina mengacungkan tangannya dan bertanya, "Saya, Bu,"
" Iya, silahkan" jawab dosennya mempersilahkan untuk bertanya.
" Maksudnya per angkatan mengikuti lomba seni musik, bagaimana, Bu?" tanya Wina dengan sopan.
" Oh per angkatan itu. jadi, setiap angkatan itu dari semester 1 sampai semester 5 yang bisa mengikuti. Dan setiap angkatan minimal 3 perwakilan. Jadi, kalian manfaatkan kesempatan ini buat mengolah bakatnya." Jelasnya ibu dosen.
" Baik, Bu." Seisi ruangan menjawabnya dengan serentak.
" Ada lagi yang mau di tanyakan?" Tanya dosennya kembali untuk memastikannya.
" Saya, Bu. Kapan kegiatan lombanya?" Tanya Lily dengan mengacukan tangannya sebagai isyarat sebagai bertanya.
" Oh iya, ibu hampir lupa. Kegiatan lomba ini di adakan akhir bulan depan. Jadi persiapkan memang dari sekarang." Ucap dosennya kembali.
" Iya, Bu." Jawabnya kembali seisi ruangan dengan serentak.
" Masih ada yang mau bertanya?" Tanya dosennya kembali sambil menunggu ada yang bertanya, " Kalau tidak ada, kita akhiri perkuliahan pada pagi ini dengan ucapan hamdalah." Ucap dosennya kembali dan mengakhiri perkuliahan.
" Alhamdulillah." Jawabnya serentak.
Dosennya meninggalkan ruangan, Lily dan sahabatnya merapikan alatnya dan bersiap siap menuju ruangannya kembali.