Embun adalah gadis yang baik dan juga penurut, saking penurutnya embun harus rela menjadi penebus hutang.
Embun tidak bisa menolak karena embun tidak memiliki pilihan lain selain menerima pernikahan tanpa dasar cinta ini.
Setelah menikah Afkar selalu bersikap dingin, acuh dan bahkan tidak pernah menganggap embun sebagai istrinya.
Walaupun begitu embun selalu berusaha untuk tetap bersikap baik dan sopan, embun tidak ingin menjadi seorang istri yang durhaka.
Bagaimana kelanjutan kisah embun? yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 PUJIAN
Di dalam kamar embun duduk di sofa sambil menatap kearah luar. Ada rasa bersalah di hati embun karena sudah menikah dengan pria milik orang lain.
Walaupun kata bibi jika wanita itu yang pergi meninggalkan afkar tapi tetap saja embun merasa tidak enak, embun takut jika suatu saat nanti wanita yang telah meninggalkan afkar kembali dan menginginkan afkar kembali.
‘’ Ya allah, apa yang harus hamba lakukan ‘’ Gumam embun bingung.
Sesama wanita embun bisa merasakan bagaimana perasaan kekasih afkar nanti, pasti akan sangat terluka.
Ceklek..
‘’ Mas, sudah pulang ‘’ Embun langsung bangun dari duduknya ‘’ Aku siapkan air untuk mandi ya ‘’ Embun pergi ke kamar mandi, menyiapkan air hangat untuk afkar.
‘’ Kenal dari mana kamu dan anak sahabat saya? ‘’ Tanya Afkar dengan nada dingin.
‘’ Maksud mas, gita? ‘’ Tanya Embun sambil tersenyum ‘’ Gita adalah salah satu murid dimana aku bekerja mas. Gita anak yang manis ‘’ Ujar embun.
‘’ Bekerja? ‘’
Embun mengangguk ‘’ Sudah beberapa hari ini aku bekerja di salah satu sekolah internasional mas. bukannya waktu itu aku sudah mengirim pesan kepada tuan bilal jika aku bekerja disana ‘’ Kata Embun ‘’ Maaf aku tidak bilang langsung kepada mas, karena aku tidak memiliki no ponsel mas ‘’
Afkar memalingkan wajahnya kearah lain ‘’ Saya tidak melarang kamu untuk bekerja, tapi jaga etika kamu sebagai seorang istri. Jangan merayu pria lain apa lagi dia adalah sahabat saya! ‘’ ucap afkar dengan tegas.
‘’ Maaf mas ‘’ Kata embun langsung menundukkan kepalanya.
‘’ Saya mau mandi. Siapkan pakaian untuk saya pergi keluar ‘’ Titah afkar.
‘’ Iya mas ‘’
Embun melihat tubuh suaminya semakin menjauh, embun membuang nafas dan langsung menyiapkan pakaian untuk sang suami.
Entah afkar mau pergi kemana, penampilan afkar sangat rapih dan wangi apa lagi rambut yang begitu tersisir rapih.
‘’ Mas, malam ini mas makan di luar lagi? ‘’ Tanya Embun lembut.
‘’ Hm.. ‘’ Jawab afkar
‘’ Oh gitu ‘’
‘’ Jangan banyak ngatur, bukannya semua sudah di jelaskan di berkas jika kita tidak boleh saling mengatur satu sama lain ‘’ Ucap afkar.
Embun mengangguk ‘’ Iya mas. Maaf. Kalo begitu hati-hati mas ‘’
Afkar langsung pergi meninggalkan kamar tanpa berpamitan kepada embun.
Lagi-lagi embun harus makan malam seorang diri. Meja makan cukup luas, makanan juga cukup banyak tapi terlihat sangat hampa dan sepi.
‘’ Non, ini jamu temulawaknya ‘’ Kata Bibi menyimpan di atas meja makan.
‘’ Terimakasih ya bi.. oh iya, bibi sama yang lain sudah pada makan belum? Kalo belum ayok kita makan bareng bersama, aku gak suka setiap hari harus makan sendiri ‘’ Ajak Embun.
‘’ Enggak non, biar bibi dan yang lain makan di belakang aja ‘’ Tolak bibi.
Karena bibi dan yang lain gak mau makan satu meja, akhirnya embun malah ikut makan di ruangan pelayan. Embun begitu senang karena malam ini ia di temani oleh para pelayan.
‘’ Non, ternyata non baik banget ya. Mau makan sama kita lagi ‘’
‘’ Ah kalian, aku juga sama orang kampung ko mbak. Jangan sungkan begitu ‘’ Kata embun.
Para pelayan begitu senang karena majikan mereka begitu sangat baik dan juga tidak menjaga jarak dengan para pelayan.
Setelah makan dan berbincang-bincang embun lansung pamit untuk kembali ke kamar.
Embun membaringkan tubuhnya di sofa. Sebelum tidur embun berdoa agar hatinya selalu di berikan ketenangan dan suaminya selalu di berikan kesehatan.
‘’ Apapun yang akan terjadi nanti, aku hanya bisa pasrah. Yang terpenting selama aku menjadi istri mas afkar, aku sudah melakukan yang terbaik sebagai istrinya ‘’
PAGI HARI.
Jam baru menunjukan jam tiga lebih pagi tapi embun sudah bangun dari tidurnya. Embun melihat suaminya yang sedang terlelap tidur tanpa menggunakan selimut.
Embun menyelimuti afkar lalu ia pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Kebiasaan embun yang tidak bisa ia lupakan. Sholat tahajud dan mengaji sambil menunggu sholat subuh.
Usai sholat subuh, embun membangunkan afkar untuk sholat namun tidak di gubris oleh afkar.
Setiap embun membangunkan afkar untuk sholat pasti afkar selalu tidak bangun.
Karena suaminya tidak kunjung bangun, embun pun pergi ke bawah untuk menyiapkan sarapan sang suami.
‘’ Bi, kali ini ijinkan aku buat bikin sarapan mas afkar ya. Selama aku jadi istri mas afkar, aku belum pernah memasakannya ‘’ Pinta embun.
Bibi tersenyum ‘’ Boleh non, kalo begitu non mau masak apa, biar bibi siapkan bahannya? ‘’ Tanya Bibi.
‘’ Eum.. menurut bibi, aku buat apa ya. Apa bibi tau makanan kesukaan mas afkar? ‘’ Tanya Embun.
‘’ Tuan afkar suka sama nasi goreng kemangi non, jangan pedas dan telornya harus telor setengah matang ‘’ Kata Bibi
‘’ Wah itu mah gampang dong bi ‘’ Seru embun.
Embun langsung membuat nasi goreng kemangi dengan telor ceplok setengah matang.
Wangi nasi goreng kemangi begitu harum bakan sangat menggugah selera ‘’ Selesai bi, tinggal di bawa ke meja makan ‘’ Kata Embun
‘’ Bi, aku sengaja buat lebih. Bibi kasih ke yang lain ya ‘’ Lanjut embun.
‘’ Siap non, para pelayan pasti suka dengan nasi goreng buatan non ‘’ Seru bibi.
Embun kembali ke kamar untuk membangunkan sang suami ‘’ Mas, sudah jam enam. Ayok bangun ‘’ Kata embun lembut ‘’ Aku juga sudah siapkan air hangat ‘’
‘’ Eum… ‘’ Afkar langsung bangun dan pergi ke kamar mandi.
Sambil menunggu suaminya beres mandi, embun merapihkan tempat tidur dan menyiapkan pakaian kerja untuk afkar.
Afkar keluar dengan wajah yang sudah segar, afkar juga sudah memakai pakaiannya dengan rapih.
‘’ Maaf ya mas, semalam aku tidak menunggu mas pulang ‘’
‘’ Hm.. ‘’ Jawab afkar dingin.
‘’ Mas ‘’
‘’ Apa? ‘’ Tanya afkar
‘’ Tidak apa-apa, semoha hari mas menyenangkan ya dan pekerjaan mas juga selalu di lancarkan. Aamin ‘’ Kata embun lembut.
Afkar dan embun berjalan ke meja makan untuk sarapan. Ini pertama kalinya embun bisa sarapan satu meja dengan sang suami.
‘’ Tumben nasi goreng bibi seenak ini ‘’ Puji afkar
‘’ Bukan bibi yang buat tuan, tapi nona embun yang buat ‘’ Ujar bibi sambil mengisi air putih kedalam gelas.
‘’ Syukurlah jika mas suka. Tadi aku bertanya kepada bibi apa makanan kesukaan mas dan ternyata aku bisa membuatnya hehehe.. ‘’
Wanita cantik itu begitu senang karena masakannya di puji oleh sang suami. Pertama kali makan bareng dan pertama kali juga mendapatkan pujian dari afkar.
" Jangan ke GR'n. tadi aku pikir masakan bibi " Ucap afkar
" Iya mas tidak apa-apa " Jawab embun yang masih terlihat tersenyum.
Walaupun suaminya menyangkal tapi setidaknya embun mendengar langsung dari mulut suaminya jika nasi goreng yang ia buat enak.
Di puji segitu saja embun sudah senang apa lagi di puji yang lainnya. mungkin embun sudah terbang ke awang-awang.