Follow IG @thalindalena
Add fb Thalinda Lena
"Tidak mau sekolah kalau Daddy tidak mau melamar Bu Guru!!!" Gadis kecil itu melipat kedua tangan di depan dada, seraya memalingkan wajahnya tidak lupa bibirnya cemberut lima senti meter.
Logan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Pusing menghadapi putri kecilnya kalau sudah tantrum begini. Anaknya pikir melamar Bu Guru seperti membeli cabai di super market?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu!
Akhirnya Mia ikut di mobil Keira sedangkan Logan mengikuti dari belakang. Mereka berhenti di salah satu restoran seafood yang terkenal di Kota tersebut.
Logan menghentikan mobilnya tepat di samping mobil Keira. Dia memperhatikan restoran seafood tersebut sebelum keluar dari mobil. Ia melihat Keira dan Mia bergadengan tangan memasuki restoran tanpa memedulikannya.
Logan menyentuh dada ketika melihat kedekatan Keira dan putrinya. Ada rasa aneh menyambangi hatinya. Ia menarik nafas panjang sejenak, lalu mengikuti dua orang itu dari belakang.
Siang itu restoran tampak ramai. Para pegawai restoran mondar-mandir sibuk mengantarkan menu makanan dan mencatat menu pelanggan yang baru tiba.
Hanya tersisa satu meja di sudut restoran itu, tepatnya di dekat jendela dengan pemandangan jalan raya.
"Mia mau pesan apa?" tanya Keira pada gadis kecil yang duduk di pangkuannya.
"Seperti kemarin saja," jawaban Mia membuat Logan mengernyitkan alis.
"Kalian sudah pernah makan di sini?" tanya Logan.
"Iya, kemarin." Bukan Keira yang menjawab tapi Mia.
"Oh, begitu ya." Logan menganggukkan kepala beberapa kali, bertanda paham, tapi juga tidak menyangka kalau putrinya bisa sedekat ini dengan Keira.
Logan sengaja diam, karena ia ingin Keira memesankan makanan untuknya, tapi sayangnya harapannya tidak terlaksana karena sejak tadi Keira mengabaikannya lebih tepatnya menganggapnya tidak ada. Keira memanggil pelayan untuk memesan menu makanannya.
"Kau tidak memesankan untukku?" tanya Logan.
"Apa kau tidak melihat di sana ada buku menu?!" jawab Keira dingin.
"Aku tidak pernah makan seafood jadi aku ingin kau saja yang memesannya." Logan menggeser buku menu itu pada Keira.
Keira memicingkan mata, menatap tajam pria itu. Jika di hadapannya tidak ada Mia mungkin ia sudah menendang pria itu sampai ke antariksa!
Keira mengambil buku menu dengan kasar lalu memesankan menu olahan udang dan kerang untuk pria tersebut. Masa bodo, pria itu suka atau tidak, ia tidak peduli!
Pada saat mereka sedang menunggu pesanaan, ada seorang pria tampan dan gagah menghampiri mereka dan menyapa Keira.
"Hai, beauty," sapa pria tersebut yang tak lain adalah manager restoran itu.
Keira menoleh, dan tersenyum pada pria itu.
"Hai, Henry." Keira berdiri lalu berpelukan dengan pria itu sesaat. "Apa kabar? Lama tidak berjumpa denganmu." Keira menatap pria berambut pirang dan berkulit putih pucat itu.
"Aku baik sekali." Henry tersenyum lebar, lalu beralih menatap Logan dan gadis kecil yang ada di sana.
Seolah mengerti arti tatapan Henry, Keira pun segera menjelaskan. "Kenalkan ini Mia, muridku dan itu adalah ayahnya." Keira menunjuk Logan yang terlihat masam mukanya.
"Murid dan ayahnya makan satu meja denganmu?" Henry tersenyum penuh arti.
"Oh, Henry, jangan mulai!!!" protes Keira dengan nada pelan.
Henry mengacungkan ibu jarinya pada Keira. "Oke, aku tidak akan menganggu kalian. Semoga kalian bahagia ya," bisik Henry lalu beranjak dari sana.
Keira menarik nafas panjang, pasti sahabatnya itu salah paham padanya.
"Siapa dia?" tanya Logan dengan nada tidak suka. Dadanya tiba-tiba panas dan bergemuruh melihat kedekatan Keira dengan pria tadi.
"Bukan urusanmu!" balas Keira ketus.
Melihat respons Keira membuat Logan semakin panas tapi ia harus menahan diri, lalu dia melirik putrinya, memberikan kode pada Mia untuk menanyakan pria tadi.
Mia yang tidak paham hanya membulatkan bibir dengan raut bingung.
"Apa? Daddy bilang apa?" Mia bertanya tanpa suara hanya bibir saja yang bergerak.
Logan menarik nafas panjang, seraya mengusap wajahnya kasar.