Di nikahi karena hamil anak sang majikan tidak menjamin membuat hidup Kanaya Bahagia. Ia justru semakin menderita dari sebelumnya.
Belum seberapa lama ia menikah, Kanaya harus kembali menelan pil pahit ketika suaminya dengan tega menikah lagi dengan wanita yang di cintainya.
Sakit, lahir dan batin Kanaya rasakan saat Aditya sang suami lebih mengutamakan istri mudanya di bandingkan dirinya.
Terlebih, sebuah fitnah yang datang dari ibu mertua dan madunya membuat Kanaya di usir dalam keadaan hamil muda.
Terpaksa Kanaya Harus merawat anaknya seorang diri dengan penuh ketulusan. Hingga beberapa tahun setelahnya Kanaya bertemu dengan seorang pria Duda beranak dua yang mampu menerima dirinya apa adanya.
Akankah Kanaya bahagia dengan Pria tersebut? Atau Justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi
Di sebuah rumah sakit yang tak terlalu besar. Pak Yanto dan bu Ningsih kini tengah duduk di samping seorang gadis yang mereka tolong semalam. Semenjak sadar dari pingsannya gadis yang mengaku bernama Kanaya itu kembali diam. Bu Ningsih dan pak Yanto saling menatap satu sama lain, Sejak tadi keduanya menunggu Kanaya bicara, Karena sejak tadi Kanaya membisu dengan tatapan kosongnya.
"Terima kasih pak...bu.. karena sudah menolong saya..."Akhirnya suara itu keluar juga. Pak Yanto dan bu Ningsih tersenyum,tidak sia sia mereka menunggu Akhirnya Kanaya bicara juga.
"Dan maaf jika saya telah merepotkan kalian..."Ucap kanaya degan bibir bergetar. Wanita itu menangis lagi, Apalagi mengingat kejadian semalam rasanya sakit sekali..
"Kita ndak merasa di repotkan kok nduk.. kita nolong kamu iklas.."Ucap pak Yanto tersenyum.
"Iya.. kita nolong kamu itu iklas.. Beneran.."Bu Ningsih ikut menimpali.
Kanaya tersenyum, Ia menghapus air matanya lagi. Entahlah, Pikirannya kemana-mana sekarang. Ia tidak tau mau kemana setelah ini.
"Nduk.. boleh bapak tanya sesuatu..."Kanaya mendongak menatap pria paruh baya tersebut.
"Mau tanya apa pak?
"Kalau bapak boleh tau.. kamu punya nomor telepon salah satu keluargamu ndak.. karena semalam kamu pingsan dan bapak cari, tidak ada identitas apapun jadi bapak bingung.."Ucap Yanto. Namun Kanaya hanya menggeleng membuat sepasang suami istri ikut bingung.
"Saya sudah tidak punya keluarga pak.. bu.. dan semalam saya di usir sama suami saya..."Kanaya menangis lagi. Sungguh air matanya tidak bisa di bendung lagi.
"Di usir?"Kanaya mengangguk. Dengan sesegukan Kanaya mulai bercerita apa yang sudah terjadi selama ini. Dari dirinya yang mencoba mencari kerja ke kota ini, Menjadi seorang pelayan, di renggut kesuciannya hingga hamil dan menikah dengan pria yang telah menghamili nya, yang tak lain adalah majikannya sendiri. Kanaya juga bercerita bahwa semalam di fitnah dan berujung dengan kekerasan sampai dirinya terusir.
Bu ningsih mengusap punggung Kanaya seolah memberi ketenangan terhadap wanita hamil itu. Suami istri itu tampak mengembun, apa yang Kanaya alami Kanaya hampir sama dengan apa yang putri mereka alami.
"Setelah ini kamu mau kemana..?"Tanya Pak Yanto dengan hati-hati.
"Saya gak tau saya mau kemana pak.. Saya di talak dan di usir tanpa membawa apapun... Saya pun bingung sekarang.. tapi yang pasti saya tidak mau kembali kepada suami saya.."Kanaya masih sesegukan. Ia berjanji, Ia tidak akan kembali pada Aditya lagi. Walau seandainya pria itu sudah mengetahui yang sebenarnya Kanaya tetap tidak mau.
Bu Ningsih dan pak Yanto kembali saling pandang lagi. Keduanya sama-sama mengangguk seakan sudah ada yang mereka pikirkan.
"Kalau kamu mau.. Kamu bisa ikut kita...Kebetulan bapak sama ibu mau pulang ke kota X dan akan tinggal disana. Kami juga bisa jadi anak bapak sama ibu.. itupun kalau kamu mau..." Kanaya menatap bu Ningsih, Wanita itu menghapus air matanya dan tersenyum.
"Bapak sama ibu serius? Apa kalian percaya sama saya, apa kalian tidak curiga.. saya ini orang yang baru kalian kenal.."Bu Ningsih tidak menggeleng ia percaya apa wanita ini. Di lihat dari gelagat matanya sudah menunjukkan bahwa Kanaya adalah gadis baik.
"Kita percaya kok.. kita percaya kamu pasti gadis yang baik...
"Tapi, boleh saya minta sesuatu...?
"Katakan saja apa yang kau minta...?Tanya Pak Yanto, Kanaya tampak ragu-ragu untuk mengucapkan nya.
"Boleh jika kita pergi sekarang?" Pak Yanto kembali menatap istrinya sejenak dan menatap Kanaya.
"Maaf pak.. bu... tapi saya gak mau terus-terusan berada di kota ini.. saya ingin pergi dari kota ini sejauh mungkin..Saya takut..."Ya, setakut itu Kanaya, Bukan karena takut bertemu Aditya dan yang lainnya, Yang Kanaya takutkan adalah bisa saja suatu saat Aditya mengambil anaknya.
"Tapi nak.. kondisi mu masih begitu lemah..."Ucap Bu Ningsih, Ia tau kondisi Kanaya masih sangat lemah, Ia takut saja terjadi sesuatu nantinya.
"Enggak bu.. saya udah gapapa kok.. lagipula kata dokter saya cuma kecapean kok.. saya gak sekarat dan saya yakin jika saya kuat.."Setelah menimbang-nimbang Pak Yanto dan bu Ningsih akhirnya setuju.
Sepasang suami istri tersebut, akhirnya meminta izin kepulangan Kanaya, dan untunglah dokter mengizinkan.
Kanaya pun memilih pergi bersama Pak Yanto dan bu Ningsih. Wanita hamil itu sudah punya niat dalam hatinya Ia akan pergi dari kota ini dan memulai semuanya dari awal bersama anaknya kelak.
.
.
.
Sementara di tempat yang terpisah. Di sebuah Cafe mahal di kota itu. Dua Wanita berbeda generasi sedang duduk santai sembari menyantap makan siang mereka.
Mereka adalah Aline dan Mayang. Sepasang mertua dan menantu tersebut sejak tadi tertawa bahagia, layaknya seperti telah memenangkan sesuatu.
"Gak sia-sia kamu nyuruh pria itu buat akting pura-pura peluk dan pegang-pegang Kanaya... ",Ucap Mayang yang memang sudah tau rencana itu sebelumnya.
"Iya donk ma...aku gitu.. Secara semua rencana kita berhasil kan? Aditya percaya gitu aja sama foto-foto itu dan pelayan sialan itu akhirnya pergi dari kehidupan kita...."Ucap Aline degan bangganya. Model dua puluh lima tahun itu sangat bahagia sekarang. Bagaimana tidak? Saingannya sudah tidak ada, Sekarang ia bisa memiliki Aditya seutuhnya. Tidak hanya itu saja, Aline juga berniat ingin segera hamil agar anaknya lah kelak yang resmi menjadi seorang pewaris.
"Terus, semalem Aditya gimana? Dia ngusir kamu gitu...?"Tanya Mayang, Wanita paruh baya itu sempat melihat menantu kesayangannya keluar dari kamar tamu saat pagi-pagi, bukan dari kamar sang putra.
"Mas Aditya bilang dia butuh sendiri ma.. mungkin aja masih sakit hati dan merasa di tipu sama pelayan itu..
"Hm, iya juga yah.. eh tapi inget setelah ini.. Adi dan pembantu itu kan sudah cerai, kamu harus bisa bujuk Aditya resmiin pernikahan kalian...
"Tentu donk ma.. Aku pasti akan bujuk mas Aditya agar bisa secepatnya meresmikan pernikahan kita, dan aku juga mau pernikahan aku nanti di rayakan besar-besaran agar semua orang tau kalau aku ini adalah menantu Wiranata Sanjaya..."Ucap Aline dengan bangganya.
" Bagus itu.. eh sayang kita pulang yuk.. ini udah sore, lahian kamu kan harus ketemu Aditya, Kamu harus bisa hibur dia setelah ini, Kamu harus jadi malaikat hatinya.. katakan padanya kalau kamulah satu-satunya Wanita yang pantas untuk bersanding dengan Aditya..
"Iya ma, yuk.. kita pulang ini hampir sore juga.."Kedua wanita berbeda generasi itupun Bangkit keduanya berdiri dan pergi meninggalkan tempat itu.
Tanpa mereka berdua sadari, sedari tadi seorang pria patuh baya mendengar apa yang telah kedua wanita itu bicarakan.
Pria paruh baya berkacamata bening itu menurunkan koran yang sejak tadi menutupi wajahnya, Tatapannya datar tanpa ekspresi. Pria itu kemudian menatap sebuah benda di tangannya, Entah itu benda apa yang pasti semua percakapan kedua wanita tersebut sudah masuk di dalamnya.
"Aku tidak menyangka kalian tega melakukan semua itu....
.
.
.
TBC