NovelToon NovelToon
Pria Seksi Itu, Suamiku

Pria Seksi Itu, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: redwinee

WARNING : CERITA INI ITU TIPE ADULT ROMANCE DENGAN VERSI ROMANCE SLOWBURN !!!

[ROMACE TIPIS-TIPIS YANG BIKIN JANTUNGAN DAN TAHAN NAPAS]

---

Lima tahun yang lalu, Damien dan Amara menandatangani perjanjian pernikahan demi menunjang keberlangsungan bisnis keluarga mereka. Tidak pernah ada cinta diantara mereka, mereka tinggal bersama tetapi selalu hidup dalam dunia masing-masing.
Semua berjalan dengan lancar hingga Amara yang tiba-tiba menyodorkan sebuah surat cerai kepadanya, disitulah dunia Damien mendadak runtuh. Amara yang selama ini Damien pikir adalah gadis lugu dan penurut, ternyata berbanding terbalik sejak hari itu.

---

“Ayo kita bercerai Damien,” ujar Amara dengan raut seriusnya.

Damien menaikkan alis kanannya sebelum berujar dengan suara beratnya, “Dengan satu syarat baby.”

“Syarat?” tanya Amara masih bersikeras.

Damien mengeluarkan senyum miringnya dan berujar, “Buat aku tergila kepadamu, lalu kita bercerai setelah itu.”

---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 18

Seolah ada peringatan berbahaya yang menyadarkan Amara, dengan segera wanita itu hendak bangkit dari pangkuannya pada Damien sembari menjauhkan tubuhnya dari Damien.

Amara benar-benar sudah bersiap diri untuk kabur dari sana sebelum Damien dengans atu gerakan yang cepat mengenggam tangan Amara dan menahannya. Amara sudah turun dar pangkuan Damien, tetapi ketika dia hendak berbali, Damien meraih tangannya dan menariknya kembali ke sisi pria itu.

Semuanya terjadi dengan begitu saja hingga ketika Amara sadar, dirinya sudah ditarik cepat oleh Damien dalam satu gerakan membuat tubuh Amara berakhir terbanting ke kasur empuknya.

Damien kemudian berbalik, menatap Amara untuk sejenak kemudian dengan satu tarikan, ia menarik ujung dasinya membuat dasi yang mengikat lehernya itu terlepas dan Damien membuangnya asal. Damien membuka dua kancing atas kemejanya kemudian sengan segera tubuhnya naik ke kasur dan mendekati Amara, mengunci pergerakan tubuh wanita itu dengan memposisikan kedua kaki Damien pada sisi paha Amara.

Amara benar-benar tidak bisa berkutik saat Damien memenjarakannya menggunakan tubuh pria itu, kedua lengan kekar Damien terpaku kuat pada kedua sisi bahu Amara yang sedang berbaring dibawahnya.

Ruangan kamar Amara terasa membeku, seolah semua suara lenyap begitu saja. Mata mereka bertemu untuk waktu yang lama dan tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Keduanya saling menyelami manik masing-masing, berusaha menerka isi pikiran lawannya tanpa melepaskan pertahanan diri mereka.

Ada sesuatu yang Damien rasakan saat itu, sesuatu yang tak berucap. Menarik namun juga menyesakkan.

Napas Damien kembali berat, meskipun ia berusaha keras untuk menyembunyikannya. Damien juga dapat mendengar detak jantung Amara yang berdegup cepat.

Amara masih berbaring dengan Damien yang mengurungnya dari atas sebelum pria itu berujar dengan nada penuh peringatannya, “Amara, jangan melewati batas atau aku tidak akan bisa menahan diri lagi,” ujar Damien yang terdengar sangat serius sekarang.

Dari bawah, Amara dapat melihat tatapan Damien yang menggelap kemudian turun pada jakun pria itu yang bergerak naik turun tak beraturan.

Sepertinya tindakan Amara benar-benar berhasil memancing sisi gelap pria itu. Amara ingin kabur, tetapi sudah terlalu terlambat dan jujur Amara sedikit menyesali ide gilanya itu.

Pandangan Damien beralih dari manik hazel milik Amara dan turun ke bawah, tepat pada paha putih Amara yang nyaris tersingkap karena gaun tidur yang wanita itu pakai terbilang pendek. Ketika dalam posisi berbaring, otomatis ujung gaun itu akan terangkat sebatas pahanya.

Damien lagi-lagi menggeram rendah.

“Jangan memancingku jika kau tidak bisa bertanggung jawab nantinya,” ujar Damien kemudian tampak memejamkan kedua matanya rapat kembali, tampak berusaha memperkokoh pertahanan dirinya.

Amara masih diam sembari menahan napas di bawah Damien saat pria itu secara tiba-tiba menarik ujung gaun Amara yang tersingkap ke atas kemudian menjauhkan tubuhnya dari Amara. Membebaskan Amara dari kurungan mematikannya beberapa waktu lalu.

“Aku seorang pria dewasa yang brengsek, bukan pria suci Amara,” ujar Damien lagi kemudian beranjak melangkah keluar dari kamar Amara.

Damien tidak ingin mengambil kesempatan sebab jika Amara memberikan seluruh dunianya untuk Damien, ia takut Amara akan kecewa karena nyatanya wanita itu sudah memberikannya kepada orang yang salah.

Amara terlalu berharga bagi pria brengsek sepertinya.

Di luar ruangan Damien memijat pelipisnya gusar, sepertinya sangat berbahaya jika terus-terusan seperti ini. Damien takut ia lepas kendali.

Amara, wanita itu benar-benar berbahaya bagi dirinya.

 

Sejak kejadian mendebarkan malam itu, keduanya kembali saling diam membisu. Mereka menjalani hari demi hari sambil saling menghindar dan tidak ada yang berniat untuk memulai obrolan lagi hingga pagi ini Damien memberikan sebuah undangan pesta kepada Amara.

Itu adalah sebuah undangan gala dinner salah satu perusahaan dari kolega bisnis Damien. Sudah sangat lama sejak terakhir kali mereka menghadiri pesta bersama. Damien memberikan undangan itu lengkap dengan sebuah kotak hadiah yang berisikan sebuah gaun pesta untuknya.

Malamnya, Amara hanya sedikit memoles wajahnya dengan membiarkan rambutnya tergerai bebas. Gaun itu berwarna biru sesuai dengan manik biru milik Damien. Itu adalah sebuah gaun yang menampilkan bahu polos Amara diikuti potongan kain yang lembut mengikuti lekuk tubuhnya, memberikan kesan ramping dan elegan. Sementara rok panjangnya yang sedikit mengembang memberikan daya tariknya sendiri.

Pagi ini Damien juga berpesan kepada Amara dan dia meminta maaf jika tidak bisa menjemput Amara untuk berangkat bersama-sama ke pesta itu sebab Damien memiliki urusan penting yang harus ia lakukan. Jadi pria itu akan sedikit telat dan mereka memutuskan untuk langsung bertemu saja disana nantinya.

Amara turun dari mobilnya dibantu oleh supir yang telah Damien siapkan khusus untuk menjemput Amara malam ini. Dengan langkah tegapnya, hak tinggi Amara mengetuk pelan, mengantarkan dirinya untuk masuk ke dalam gedung mewah yang menyelenggarakan pesta gala dinner itu.

Ruangan aula pesta itu dipenuhi dengan cahaya dari lampu kristal berbentuk permata yang menggantung megah di langit-langit ruangan. Aroma anggur mahal bercampur dengan wewangian parfum kelas atas, tawa dan suara obrolan terdengar berkumandang menyebar di sepanjang ruangan luas itu.

Amara dapat melihat semua tamu-tamu disana mengenakan pakaian terbaik mereka, para pria lengkap dengan jas formal yang terkesan berwibawa dan rapi, para wanita memakai gaun yang mempesona dan mewah.

Konsep dari pesta itu berupa standing table yang diletakkan secara acak di sepanjang ruangan acara dan para tamu akan bergerak dari satu meja ke meja lain untuk menikmati wine mereka sembari mengobrol.

Selain para pelayan yang terus berjalan sepanjang ruangan dengan membawa nampan berisikan wine untuk dinikmati para tamu terdapat juga meja kecil di ujung ruangan dimana terdapat banyak jenis hidangan dessert dan manisan disana.

Suasana terasa begitu ramai bagi Amara ketika selangkah ia memasuki area pesta itu. Amarah tahu persis jenis pesta apa yang dihadirinya itu. Para tamu disana akan saling mengobrol tentang bisnis, menyombongkan kemenangan mereka dalam tender bisnis atau sekedar untuk membangun koneksi dan yang terakhir adalah saling menjilat menggunakan kata-kata manis mereka.

Jujur, Amara tidak begitu mengenal orang-orang disana. Damien juga belum sampai membuat Amara seperti orang kebingungan disana.

Akhirnya Amara memutuskan untuk menaiki lift dan pergi ke lantai paling atas pada gedung yaitu bagian rooftop untuk sekedar menghirup udara bebas sejenak disana.

Hanya sepi yang menyambut Amara ketika hak tinggi Amara mengetuk pelan pada lantai rooftop sebelum angin malam menerpa rambutnya pelan. Amara memejamkan kedua matanya rapat dan menghirup udara malam itu secara leluasa, berusaha menghilangkan kepenatannya karena keramaian di pesta.

Tiba-tiba Amara merasakan kepulan asap rokok menusuk indra penciumannya.

Amara akhirnya tahu dia tidak sendirian di rooftop, ada orang lain saat itu.

Amara membuka kedua matanya kemudian menjejalkan pandangannya ke sekitar sebelum berhenti pasa seorang pria yang tengah bersandar pada tembok pembatas rooftop sembari merokok.

Pria itu terus menikmati kegiatannya itu, menghembuskan asap rokok keluar dari mulutnya kemudian dia tiba-tiba menoleh ke arah Amara, membuat manik mereka bertemu.

1
Faf Rin
setia
Faf Rin
ceritanya bagus
Wineeeee: Makasih udah berkenan baca kak😊😊😊
total 1 replies
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Lya
Hotelnya private buat Damien?
Wineeeee: Makasih kak sebelumnya udah mampirrrr 😁 Bener kak, soalny Damien punya bisnis di bidang perhotelan. Jadi hotel itu punya dia
total 1 replies
Lya
Tapi di bab sebelumnya si Amara kan masak?
Wineeeee: Amara ga pandai masak, Damien yang jagoo /Joyful/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!