NovelToon NovelToon
Aku Kembali Untuk Membalas Penghianatan Suamiku

Aku Kembali Untuk Membalas Penghianatan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Selingkuh / Mengubah Takdir / Romansa / Rebirth For Love
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aleena Marsainta Sunting

“Regina Meizura Carlton sebenarnya sudah mati. Namun, tuhan memberikannya kesempatan kedua untuk membalas dendam*


Bagaimana rasanya dikhianati oleh suami, adik, ibu tiri dan juga ayah yang selalu memihak pada mereka. Hingga kematian merenggut Regina dan kesempatan kedua kali ini dia tidak akan melewatkan kasih sayang dari Axel Witsel Witzelm.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aleena Marsainta Sunting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamar Rahasia

“Pa–papa, tolong jangan dibuang, Pa, ini semua milik mama,” tangisku sambil berlutut dan memegangi kaki papaku.

Papaku sedang menyuruh beberapa pelayan membuang semua barang-barang Mamaku. Dari bingkai pernikahan, album foto, baju-baju mama juga semua benda yang berhubungan dengan kuas, cat air dan canvas.

Semua adalah kegemaran mama dan semenjak papa ada ibu tiri, papa selalu mengikuti permintaan wanita itu. Dia menginginkan kamar terbesar dimana mamaku tidur menjadi miliknya.

“Sudahlah, Regi, ini kan hanya barang-barang yang sudah tidak berguna. Untuk apa disimpan. Hanya membuat kamar sumpek saja. Lebih baik dibuang,” ucap papa acuh tidak peduli lagi dengan semua barang peninggalan mamaku.

“Jangan Pah … Regi mohon, Pah. Biarkan barang-barang Mama setidaknya berada di kamar lain saja, asalkan papa tidak membuangnya. Regi mohon, Pah. Huhuhu … Regi yang akan merawat semua barang-barang Mama, Pah,” tangisku semakin kencang.

Aku ingin memiliki kenangan mama. Meskipun bagi papaku semua sudah tidak berarti lagi.

“Papa … kasihan kak Regina, Pah, biarkan saja, Pa. Toh ini semua sudah tidak mengganggu kan. Papa tenang-tenang saja dengan mama,” ucap Minna sambil bergelayut manja di lengan papa, dia sedang berusaha membujuk papaku.

Aku dulu mengira semua yang dilakukan Minna adalah kebaikan karena dia sedang menjagaku.

Namun, sekarang jika aku mengingatnya kembali, setelah barang-barang Mama di pindah ke kamar lain, entah apa yang menyebabkan terjadinya kebakaran hingga hampir seluruh lukisan yang mama buat terbakar.

Aku sampai menangis berminggu-minggu untuk melihat karya buatan mama yang habis dilahap api.

Sekarang aku baru menyadari, itu sebenarnya adalah rencana Minna. Dia membantuku, tapi kemudian dengan rencananya seolah itu hanya sebuah kecelakaan.

“Nona, apa Anda sudah tidur?” Suara Lusi dari ambang pintu menyadarkanku, aku segera membuka pintu untuknya.

“Ini teh chamomile dan roti panggang diolesi butter permintaan Nona tadi,” kata Lusi dan aku mempersilahkan Lusi masuk agar meletakkan di meja dekat ranjang ku.

“Apa barang-barang di kamar mamaku sudah dikeluarkan semua?”

Bukan mencari tahu, tapi aku memang ingin semua barang papa dan ibu tiriku segera keluar dari sana.

Aku tahu, ini tidak mungkin secepat kilat akan terlaksana dan aku langsung menempati kamar mama malam ini, tapi setidaknya secara perlahan aku sudah mengusir papa dan ibu tiriku dari kamar mamaku.

“Sepertinya Markus tadi bilang sudah semua Nona. Nyonya besar menangis karena menolak barangnya dikeluarkan. Mereka sekarang menempati kamar tamu, Nona,” Lusi memberikan informasi tanpa aku harus banyak bertanya.

“Hmm … baguslah, sebelum memindahkan barang-barang ku. Aku ingin kamar disterilkan terlebih dulu. Aku gak ingin mencium aroma apapun yang tertinggal disana. Aku ingin bersih seperti kamar mama yang semula. Dan tolong bilang Markus,” aku menatap wajah Lusi dengan mantap seolah itu adalah benar-benar pesan yang tidak boleh Lusi lupakan.

“Katakan pada Markus, biarkan aroma bunga Jasmine kesukaan mamaku memenuhi kamarnya lagi. Dan semua barang mamaku yang ada di gudang, tolong dibersihkan lalu kembalikan lagi pada tempatnya. Aku ingin semuanya seperti semula, seperti masih ada mamaku!” Perintahku pasti dan membuat Lusi sedikit bingung, tapi Lusi bisa memastikan kalau saat ini aku sudah benar-benar berubah.

Aku bukan lagi Regina Meizura Carlton yang gampang dikendalikan oleh mereka.

“Ba–baik, Nona, Nona jangan khawatir, saya akan mengatakan semua permintaan Nona tanpa ada sedikitpun yang saya lupakan!” Lusi menjawab dengan sumringah.

Dari kehidupan laluku, aku gak pernah melihatnya seperti itu.

“Dan aku meminta dengan sangat Lusi, tolong perhatikan semua apapun yang ada di rumah ini. Tolong, laporkan semua padaku, mengerti!”

“Ba–baik Nona, saya mengerti. Saya akan pastikan semua perintah dan permintaan Nona dengan baik!”

“Dan, satu lagi,” kataku.

Lusi menatapku mantap.

“Semua barangku tidak perlu dipindahkan ke kamar mama, pindahkan saja di kamar samping mama. Aku hanya ingin kamar mama seperti semula. Kunci kamarnya dan bersihkan setiap hari. Jika papa atau ibu bertanya bilang saja aku memang menempati kamar mamaku. Katakan semua pada Markus, dia pasti mengerti keinginanku.”

Yang papaku tidak tahu adalah, di sebelah kamar itu ada sebuah pintu rahasia yang menghubungkan kamar mama dan sebelah kamar mama.

Jadi, meskipun aku terlihat masuk ke kamar mama, sebenarnya aku ada di kamar sebelah mama.

Tembusan kamar rahasia ini hanya diketahui oleh kakek, mama, Markus dan diriku.

“Ba–baik, Nona akan saya sampaikan semua pada Markus. Apa ada hal lain lagi yang anda butuhkan?” Aku menggeleng.

“Baiklah, kalau begitu, saya tinggal dulu, Nona!” Aku mengangguk dan Lusi keluar kamarku tanpa berkata apapun lagi.

***

“Selamat pagi, Regi,” ucap salam dari papaku saat aku turun dan menghampiri meja makan.

Aku melirik ibu tiriku sedang sibuk melakukan tugasnya seolah dialah yang menyiapkan semua makanan yang di meja.

“Sayang, minum susunya dulu,” katanya berjalan ke arahku sambil meletakkan segelas susu di dekat tangan kananku.

Aku menatapnya dan itu seolah membuat tubuh ibu tiriku bergetar dengan tatapanku.

“Apa Ibu lupa? Ibu tidak perlu lagi menyiapkan semua. Untuk segala urusanku, aku sudah meminta Markus menyiapkan seseorang untukku. Dan semalam ibu juga sudah tahu kan?” tatapanku semakin tajam, “Lusi yang akan menyiapkan segalanya. Jadi, mulai hari ini, ibu hanya perlu menyiapkan semua kebutuhan suami dan anakmu saja,” perkataanku ketus.

Dan itu membuat ibu tiriku mengeratkan gigi juga mengepalkan kedua tangan. Apalagi sekarang dia mendengar aku memanggilnya ibu bukan mama lagi seperti masa laluku.

“Kakak, kakak kenapa sih? Kenapa kakak berubah? Mama kita kan sedang mengkhawatirkan kakak,” si ulet keket ternyata sedang menahan amarahnya.

Dia juga tidak terima ibunya diperlakukan seperti itu.

“Aku gak berubah, aku hanya ingin menyesuaikan diri. Apa aku salah? Dan, kalian tahu kan, disini, akulah yang menjadi satu-satunya pemilik,” ucapku terdengar semakin sombong ditelinga Minna, papa juga ibu tiriku.

“Iya sayang, mama minta maaf kalau memang mama ada buat salah padamu. Tolong berikan kami penjelasan sayang, apa kesalahan Mama? Apa yang Mama lupa sampai kamu bersikap cuek pada kami,” ibu tiriku belum menyerah.

Dia akan tetap mempertahankan diri menerima apapun yang akan aku lakukan karena dia merasa belum mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.

“Agh! Sudahlah, kalian jangan mengubah mood pagiku. Aku jadi ga selera makan padahal aku sangat kelaparan!” cetusku kesal karena selera makan ku tiba-tiba hilang.

“Sudah-sudah jangan ribut lagi. Ini masih pagi, Martha!” Kata papaku menghardik istrinya.

Dia menatap istrinya dengan tatapan kode keras agar jangan mengusikku dulu. Sambil menghela nafas kesal akhirnya dia menjauh dariku.

“Nona, sarapan Anda,” Lusi menghampiriku dengan kereta dorong.

Lusi yang menyempatkan diri pagi tadi ke kamarku untuk menanyakan apa yang ingin aku makan.

Aku sebenarnya tidak pilih makanan. Apapun bisa aku makan kecuali bahan dengan adonan mangga, aku tidak bisa memakannya. Aku alergi mangga.

“Terima kasih,” aku tersenyum dan Lusi segera meletakkan sarapan pagiku.

Aku ingin mashed potato dengan irisan buncis, wortel dengan ayam fillet kecap. Lalu es jeruk untuk minumannya.

Minna terus mengamati perubahanku. Itu benar-benar bukan seperti diriku yang dulu.

“Apa ini? Apa dia benar-benar sudah diracuni oleh laki-laki gila itu?” batin Minna bergejolak. Dia benar-benar harus menyusun rencana agar bisa membuatku kembali berpihak padanya.

1
Ma Em
Semoga para benalu yg berniat jahat pada Regina segera pergi dari terusir dari rumah Regina .
Ma Em
Regi kamu benar untuk membalas dendam karena dia sdh berani menipu kamu Regina buat mereka menyesal karena sdh permainkan kamu Regina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!