NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Lemahku

Pembalasan Istri Lemahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Paksa / Tukar Pasangan
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Elmu

Laras terbangun di tubuh wanita bernama Bunga. Bunga adalah seorang istri yang kerap disiksa suami dan keluarganya. Karna itu, Laras berniat membalaskan dendam atas penyiksaan yang selama ini dirasakan Bunga. Disisi lain, Laras berharap dia bisa kembali ke tubuhnya lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Elmu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cium Semalam

Hoek! Hoek!

Laras menggelengkan kepala. Bersandar di tembok kamar mandi, sembari bersilang tangan. Sesuai dugaan. Film bahkan gak sampai selesai.

Di dalam sana, Aksa muntah-muntah. Pria itu kabur di tengah-tengah film di putar. Khawatir, Laras menyusulnya. Dan seperti yang terjadi, Aksa muntah-muntah.

Suara kran tak lagi terdengar. Tak berapa lama, Aksa muncul. Wajahnya pucat pasi.

"Sakit?" Laras bertanya, setengah meledek. Dia tahu, Aksa muntah-muntah bisa jadi efek dari film. Sengaja, karna tadi Aksa menyepelekan.

Aksa tak menjawab. Lemas. Laras memapahnya ke tempat duduk. Menyodorkan kopi hangat yang sempat dipesannya tadi. Aksa menerimanya tanpa banyak kata. Meneguknya beberapa teguk.

"Masih pusing?"

Aksa mengangguk. Menyandarkan kepalanya di pundak Laras. Gadis itu terkejut, tapi dia biarkan. Justru tangannya bergerak mengelus kepala Aksa.

"Kayaknya aku kena jampi-jampi dukunnya, Ras," gumamnya pelan. Matanya memejam, dengan posisi masih sama. Menyandar bahu Laras.

Dahi Laras mengerut, dengan celetukan Aksa. Tertawa kecil. "Hah? Ya enggak lah. Mana ada."

"Buktinya kepalaku tiba-tiba pusing, mual. Perut rasanya seperti diaduk-aduk," adunya.

"Itu karna lo takut aja kali."

"Mereka beneran ada ya? Jenderal itu?" Aksa tak menanggapi ledekan Laras, justru menanyakan hal gak masuk akal lainnya.

Laras speechless. Gak tahu harus jawab apa.

"Jangan-jangan, dulu orang Jepang juga masang pasak seperti itu di Indonesia, ya, Ras ...."

"Haha. Itu cuma film, Aksa. Gak mungkin lah."

Kenapa Aksa sepolos ini sih. Kemana Aksa si ekspresi datar dan menyebalkan itu? Bahkan, disaat sedang lemas begini, tingkahnya malah mendadak manja. Cuma ya, omongannya melantur, gak jelas.

"Itu cuma film, Aksa. Ya kali, kalau beneran si jenderal dan ular kepala manusia itu ada, apa ya gak geger dunia."

Aksa tersenyum tipis. Mendengarkan gadis itu yang masih membahas ketidak mungkinan di film tadi. Aksa tahu, dia hanya sengaja memancing obrolan. Juga, supaya Laras tidak sadar dengan posisi mereka saat ini.

.

.

Berada disini mereka sekarang, menikmati jajanan Korea, odeng dan teman-temannya. Aksa sudah sembuh. Pusing dan mualnya hilang. Karna itu, Laras mengajak pria itu hunting jajanan segar dan pedas. Tentu saja ini idenya. Aksa, mana mungkin kepikiran cari makanan berbau Korean. Kalau dia yang inisiatif, mungkin gak jauh-jauh dari cafe, atau resto bintang lima.

"Ini yang dimakan sama jenderal?" Aksa mengacungkan odengnya.

"Heh! Mana ada."

"Kan katanya jajanan Korea."

"Tapi Jenderal orang Jepang. Ih, Aksa mah ...."

Aksa tertawa, mengubahnya menjadi senyum, seraya menatap gadis di sebelahnya. Sementara itu masih menyerocosi celetukannya tadi.

Ini memang bukan seperti dirinya. Menghabiskan waktunya dengan bepergian ke tempat-tempat yang tak berguna. Hanya membuang-buang waktu. Bahkan, dengan Lila saja dia gak pernah sekonyol ini.

Pertama kalinya, hari minggu yang berbeda dari sejarah hidupnya.

.

.

Mereka sampai di rumah jam tujuh malam. Menghabiskan waktu seharian ke tempat-tempat yang menyenangkan. Tempat dimana biasanya dikunjungi pasangan untuk berkencan. Tapi, mereka tidak mengakui kalau perjalanan mereka tadi bagian dari kencan. Hanya sekedar merefreshkan pikiran dari pekerjaan yang menyita selama seminggu. Sebenarnya bukan hanya seminggu, tapi lebih dari itu.

"Mandi. Jangan langsung tidur," ujar Aksa, saat Laras membuka pintu mobil, hendak keluar.

"Iya, tahu. Gue gak sejorok itu kali, sampek tidur gak mandi," cibir Laras.

"Buktinya kemarin langsung tidur."

Laras mengurungkan gerakannya. Demi mendengar kata kemarin, mendadak dia ingat sesuatu.

"Oh, iya. Seingat gue, kayaknya gue kemarin tidur di ruangan lo. Kok bangun-bangun udah di kamar?" tanyanya, mengerutkan dahi.

Aksa menggendikkan bahu.

"Gak mungkin kan gue jalan sendiri," Laras menatap Aksa curiga.

"Menurutmu?" Aksa menaikkan sebelah alisnya.

"Lo-- gendong gue?"

Aksa tak menjawab. Justru dia membuka pintu sebelahnya. Beranjak keluar. Laras gegas menyusul.

"Aksa, gue ngelindur, kan? Lo gak gendong gue?" kejarnya, memastikan.

Aksa tak menjawab. Melangkahkan kaki, masuk.

"Ish! Ditanyain kok diam aja," gerutu Laras. Memelankan jalannya. Lagian, dia sudah ketinggalan. Langkah lebar penuh kecepatan Aksa bukan tandingannya.

Namun, dia masih kepikiran.

"Sumpah, gue inget banget, gue ketiduran di sofa ruangan Aksa. Tapi, kok bangun-bangun gue udah di kamar?" dahinya mengernyit.

Matanya melotot, reflek menutup mulutnya. Sekelebat bayangan muncul.

"Te-terus .... Yang semalam ... Yang semalam ...." Laras menelan salivanya. Menyentuh bibirnya. Menggeleng cepat. "Gak! Gak mungkin Aksa nyium gue. Pasti itu cuma mimpi!" elaknya. Meski sejurus kemudian dia histeris sendiri.

.

.

Di kamarnya, Aksa mengukir senyum. Dia dengar, kehebohan Laras di luar. Entah apa yang membuatnya heboh. Mungkin, karna dia sudah ingat kejadian semalam. Em ... Maksudnya, bukan tentang ciuman. Lagipula, Laras pasti gak ingat bagian itu, kan? Gadis itu hanya ngelindur sejenak. Dia terlelap dalam mimpinya. Tanpa sadar, tangannya terangkat, memegang bibirnya dengan sunggingan tipis di bibirnya.

Katakan saja, Aksa gila dengan dirinya yang sekarang. Dia, yang mati-matian menolak pernikahan, justru kini malah kebalikannya. Andai Laras tahu, tiket itu dia gak membelinya lagi. Dia ambil dari tempat sampah, menyingkirkan rasa jijiknya. Tiket itu sengaja dia beli, alih-alih sebagai bonus ayam goreng yang dibelinya waktu itu. Sekali lagi, katakan saja Aksa gila karna melakukan hal-hal konyol yang gak pernah terbesit difikirannya sekalipun.

Pria itu menggeser layar ponselnya. Tersenyum memandangi foto disana. Terkekeh kecil, karna foto itu memang diambil tanpa seizin sang pemilik wajah. Diam-diam menjepret dengan berpura-pura tengah mengirim pesan.

Ting!

Ting!

Notifikasi pop up muncul di layar. Aksa hanya meliriknya sekilas. Tanpa berniat membukanya. Justru menggesernya, karna mengganggu.

Pria itu mendecak kesal. Tak cukup dengan pesan beruntun, sekarang justru beralih ke panggilan. Aksa kembali mengabaikannya. Tetap menggulir isi galerinya. Menganggap panggilan itu tak ada. Ada sekitar tiga panggilan, dan berakhir sendiri. Pesan kembali masuk beruntun. Aksa sudah menebak isinya. Apalagi kalau bukan rengekan ngambek dan protesan karna dia abaikan.

Aksa menghapusnya tanpa repot-repot-repot membacanya. Dan justru membuka kotak percakapan lain. Mengirim satu foto.

"Jelek." Dengan satu kata tambahan.

Bibirnya kembali mengukir senyum. Persis seperti orang yang pertama kali jatuh cinta. Senyam senyum gak jelas. Padahal, gak ada lucu-lucunya.

Ting!

"Iih! Hapus, Aksa! Licik, ngambilnya pas gue gak siap."

Aksa terkekeh. Jemarinya menari lincah, membalas pesan itu.

"Siap atau enggak, sama saja. Jelek."

"Enak saja. Gue cantik, kali."

Aksa mengklik foto yang dikirim. Jelas saja, sudut bibirnya kembali tertarik lebar. Gimana enggak, dia mendapat jackpot. Mendapat foto versi hd.

"Biasa saja," balasnya.

Dari kamar sebelah, terdengar omelan. Aksa tertawa. Seperti dugaannya, gadis itu pasti tengah mencak-mencak memakinya. Laras tidak membalasnya dengan kiriman foto aib. Karna memang gadis itu tidak menyentuh ponselnya selama mereka jalan tadi.

"Woy! Kampret! Gelud yook!" teriak Laras dari kamar samping. Aksa terkekeh.

Meletakkan ponselnya setelah sebelumnya mematikan datanya. Sengaja, supaya gadis disana makin mengomel.

1
kuncayang9
keren ih, idenya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!