NovelToon NovelToon
Gadis Modern Dan Tuan Desa

Gadis Modern Dan Tuan Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rendi 20

Baca aja 👊😑

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendi 20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak direstui

.

Seminggu telah berlalu. Tak terasa sudah seminggu lamanya Kirana mengangkat kaki dari Desa Kuningan. Hal tersebut pun membuat Kirana dan Candra begitu merindukan satu sama lain.

Tap ... Tap ... Tap ....

Suara langkah kaki yang begitu cepat. Ternyata pemilik suara langkah kaki itu adalah milik Candra yang sedang berlari menuruni tangga.

"Ibu! Ayah!" seru Candra ketika melihat kedua orangtuanya hendak melangkah keluar dari rumah. Sepertinya Tuan Raja dan Nyonya Amira akan pergi.

"Ada apa, Sayang?" tanya Nyonya Amira menoleh untuk menatap wajah sang putra.

"Kalian ingin ke mana?" tanya Candra seraya melangkah mendekati kedua orangtuanya tersebut.

"Ayah dan Ibu akan pergi ke acara pernikahan putra Pakde Sutrino," jawab Tuan Raja yang membuat Candra langsung terkejut.

"Pergi?! Bukankah hari ini Ayah dan Ibu sudah berjanji akan pergi bersamaku ke kota Jakarta untuk melamar Kirana?" sungut Candra.

"Yah. Ayah dan Ibu memang sudah berjanji tentang hal itu tapi sepertinya kami tidak bisa menepatinya karena kami harus menghadiri acara pernikahan putra Pakde Sutrino," ujar Tuan Raja yang membuat Candra seketika lemas ketika mendengarnya.

"Tapi, Yah ... Aku sudah sangat lama menantikan hari ini ....' lirih Candra hampir menangis.

"Begini saja. Lebih baik kamu pergi ke Kota Jakarta sendirian, nanti Ibu dan Ayah akan segera menyusul ketika sudah selesai menghadiri acara pernikahan Pakde Sutrino," ujar Nyonya Amira tak tega melihat sang putra bersedih.

"Tapi, Sayang—" Tuan Raja hendak protes tetapi Nyonya Amira segera memotongnya.

"Ustt ... Tidak ada tapi-tapian! Hari ini adalah hari istimewa untuk Candra! Kita sebagai orangtua yang baik harus memenuhi keinginannya!" tegas Nyonya Amira yang membuat Tuan Raja langsung terdiam.

"Baik, Bu! Kalau begitu biar Candra sendiri yang langsung pergi ke kota Jakarta. Tapi Ibu dan Ayah harus berjanji untuk segera menyusul Candra, oke?" Tuan Raja dan Nyonya Amira pun langsung mengangguk untuk menanggapi ucapan putranya itu.

_______________________________________________

Candra rela menempuh perjalanan yang sangat jauh demi bisa bertemu lagi dengan Kirana. Empat jam perjalanan, itu cukup lama bagi Candra untuk tiba di kediaman Kirana.

Mobil klasik bernama Packard Panther milik Candra itu tepat terparkir di depan gerbang masuk mansion keluarga Kirana.

Yeah ... Mobil Packard Panther adalah mobil jaman dulu yang masih bisa diproduksi sampai sekarang. Memang mobil tersebut terlihat seperti mobil [butut] namun harganya bisa mencapai ratusan miliar.

Candra keluar dari dalam mobilnya dan menghampiri kedua penjaga yang sedang berjaga di depan gerbang.

"Permisi," sapa Candra begitu ramah.

"Iya, Tuan. Anda sedang mencari siapa?" tanya salah satu penjaga yang ada di sana.

"Saya sedang mencari kediaman Tuan Asher. Apa benar ini rumah milik Tuan Asher?" tanya Candra yang langsung dibalas anggukan kepala oleh kedua penjaga tersebut.

"Betul sekali. Rumah ini memang milik Tuan Asher. Kalau boleh tahu ada urusan apa Tuan Asher dengan anda, Tuan?" tanya salah satu penjaga lainnya.

"Saya tidak mencari Tuan Asher. Saya mencari putrinya. Yaitu, Nona Kirana. Apa Nona Kirana sedang ada di rumah?"

Kedua penjaga itu pun saling menatap satu sama lain untuk beberapa detik.

"Baik, kalau begitu. Saya akan menghubungi Nona Kirana untuk memberitahunya," ucap si penjaga. Penjaga itu pun segera mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi nomor ponsel Kirana.

Beberapa menit kemudian.

Setelah selesai menghubungi nomor ponsel Kirana. Kedua penjaga itu pun segera membukakan gerbang masuk untuk Candra. Melihat hal itu, Candra pun tersenyum dengan sangat bahagia.

"Terimakasih," ucap Candra.

"Sama-sama, Tuan. Masuklah, Tuan. Nona Kirana sedang menunggu di dalam sana," ujar penjaga itu.

Candra pun masuk ke dalam mobilnya kembali dan menjalankan mobilnya memasuki pekarangan mansion milik Tuan Asher itu.

Tap ... Tap ... Tap ...

Candra melangkah menuju pintu utama mansion itu. Lalu, ia pun memencet tombol Bell.

Din! Dong!

Ceklek!

Tak perlu menunggu waktu yang lama. Pintu pun terbuka. Dan ...

"Candra!" Dengan begitu bahagia Kirana langsung memeluk tubuh kekar Candra begitu erat.

"Sayang ...." Tanpa ragu Candra pun membalas pelukan kekasihnya itu. Akhirnya setelah seminggu tidak bertemu, mereka bisa melepaskan rasa rindu mereka masing-masing.

"Aku merindukanmu, Candra!" ucap Kirana semakin mempererat pelukannya.

"Sama. Aku juga, Sayang," balas Candra.

"KIRANA!" Kirana dan Candra seketika dikejutkan dengan suara teriakan Nyonya Melinda dari arah belakang.

Kirana dan Candra pun langsung menoleh.

"Ibu!" seru Kirana dengan senyuman kegembiraannya. Gadis itu lantas melepaskan pelukannya pada Candra lalu mendekati Nyonya Melinda.

"Siapa dia?!" tanya Nyonya Melinda seakan tidak suka melihat putrinya memeluk seorang laki-laki.

"Ibu, ini yang aku ceritakan waktu itu. Laki-laki ini adalah pacarku, Bu," jelas Kirana masih tersenyum dengan lebar.

Mendengar hal itu. Nyonya Melinda langsung mengalihkan pandangannya. Yang tadinya menatap Candra dengan tajam, kini menatap wajah sang putri.

"Dari mana kamu kenal dengannya?" tanya Nyonya Melinda dengan intens.

"Ibu tidak tahu jika dia itu Candra?!" tanya Kirana sedikit terkejut karena ternyata ibunya tidak tahu siapa Candra itu.

Nyonya Melinda pun lantas menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menjawab putrinya itu. "Candra?" ulang Nyonya Melinda.

"Dia putra semata wayang Paman Raja dan Nyonya Amira, Bu!"

"APA?! Jadi laki-laki ini adalah putra dari Raja dan Amira?!" pekik Nyonya Melinda terlihat begitu terkejut.

"Iya, Bu!" jawab Kirana langsung menganggukan kepalanya dengan semangat. Sedangkan Candra hanya bisa terdiam.

"Sialan! Berani sekali kau menginjakkan kaki kotormu itu di tempat ini!" teriak Nyonya Melinda pada Candra.

Deg ....

Kirana dan Candra sontak terdiam mendengar teriakan Nyonya Melinda itu.

"Apa yang kau lakukan datang ke sini, hah?! Kau mau apa sampai kau berani memeluk putriku di depan pintu?!" teriak Nyonya Melinda terlihat begitu marah.

"I--Ibu, apa yang Ibu katakan?" tanya Kirana ketakutan, akan tetapi Nyonya Melinda tak menanggapinya sama sekali.

"Saya ingin melamar Kirana, Nyonya," jawab Candra begitu berani.

"Apa?! Melamar?!" ulang Nyonya Melinda dengan senyuman sinisnya. "Anak desa sepertimu ingin melamar putriku?! Berani sekali kau!"

"Saya serius ingin melamar putri anda, Nyonya!"

"Siapa yang bilang kalau kamu sedang bercanda, hah?! Ingat, yah! Kamu itu anak yang terlahir di desa! Kamu itu orang susah dan kumuh! Sedangkan putriku?! Putriku memiliki pendidikan yang sangat tinggi! Putriku terlahir dari keluarga yang berkasta dan terhormat! Orang miskin dan kumuh seperti kamu tidak pantas bersanding dengan putriku!"

Deg ....

Bersambung.

Nyonya Melinda belum tahu ajq kalau Candra termasuk keturunan keluarga Abraham. 🤣

1
Filanina
Kirana itu anak tunggal?
Kok aneh menitipkan anak di rumah orang lain. Lebih wajar kalau ke rumah Kekek-neneknya atau paman-bibinya. Setidaknya ada hubungan kerabat.
Apalagi anak gadis.
—͟͞͞★Ṃ૯ᥣ༏ą—͟͞͞★: itu bukan nitip, tapi disuruh menetap ke desa biar Kirana berubah gak liar lagi klo tinggal di kota😑
total 1 replies
Filanina
kok agak rancu melawan ketidak nafsu makan...
Filanina
agak janggal nama bokapnya pake Tuan. Kayak cerita klasik aja.
Filanina
Haha... lebay
Filanina
baik, Thor. Semangat ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!