Olivia baru pertama kali berpergian tanpa pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif. karna rasa penasaran akan seperti apa dunia malam membuat Olivia masuk dalam penjara tawanan gairah pemuda impoten, Keenan Pradipta.
Percintaan panas yang terjadi satu malam menjadi alasan kuat Keen untuk menjadikan Olivia sebagai istrinya.
“Gairahku hanya ada padamu, cantik. Lalu kenapa aku harus melepaskanmu?” tanya Keen dengan tangan yang melingkar mesra dipinggang Olivia.
“Gairah-gairahmu kenapa juga aku yang menderita, ha? dasar pria gila impoten lagi!” umpat Olivia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCPI 4
Olivia masih menatap Keen dengan keterkejutan, membuat kedua alis Keen seakan mau mengkerut.
“Kemarin malam apa yang kita lakukan?” tanya Oliv dengan nada sedikit bergetar, ia semakin takut kala menyadari bahwa sedang berada di dalam mobil pria asing.
“Apa kau tidak mengingatnya, Baby? Ahh.. Kenapa kau sekejam itu padaku?” Malah Keen bertanya balik membuat Oliv semakin bingung.
“Kau mau aku bercerita tentang kemarin malam secara terperinci begitu?” tanya Keen lagi, Oliv mengangguk polos. “Itu panas sekali, sayang. Bagaimana kalau aku menginginkan dirimu lagi nanti?”
Pandangan mata Oliv berubah menjadi kesal, tidak pernah selama hidupnya ini bertemu dengan pria mesum seperti Keen. Sudah pasti Oliv sangat ingat seperti apa perkasanya Keen kemarin malam. Hampir saja Oliv pingsan karna Keen tidak memberikan jeda sama sekali disaat Oliv mendapatkan pelepasan.
“Bagaimana bisa aku bertemu dengan pria mesum seperti ini?!” Oliv terus mengumpat di dalam hati.
Oliv melihat sekeliling mobil, ia tahu jika mobil ini sangatlah mahal. Tidak lupa Oliv juga menatap pakaian Keen yang seakan seperti Daddynya, susah payah Oliv menelan salivanya. Ia menduga jika Keen mungkin saja seorang CEO atau mungkin pengusaha kaya raya tajir melintir seperti sang Daddy.
“Om_”
“Aku tidak Ommu!”
Sontak Oliv menatap Keen dengan mengerjapkan matanya, ia tidak tahu mengapa sulit sekali memanggil pria dihadapannya ini.
“Jadi, aku harus memanggilmu dengan apa?” tanya Oliv dengan ekspresi lugunya, membuat Keen menjadi salah tingkah sendiri.
“Kau seperti seusia dengan Kakakku, aku akan memanggilmu dengan sebutan Kakak.. Boleh?”
Keen mengangguk saja. “Turunkan saja aku disini, Kak. Soal kemarin malam aku_”
“Kemarin malam kita saling menikmati tubuh satu sama lain, dan kemungkinan besar benihku tertanam dengan baik di dalam rahimmu,” ucapan Keen membuat Oliv terdiam.
Bayangan kemarin malam bagaimana Keen menyentuhnya membuat Oliv langsung susah payah menelan salivanya. Tidak ada yang bisa Oliv katakan, semua ini sangat mengejutkan jiwa dan raganya.
“Aku hanya bersenang-senang saja kemarin, aku ditipu oleh Cia dan Rani. Jadi hubungan itu bukan keinginanku, Kak..” ucap Oliv yang mana Keen hanya diam menatap jalan yang terlewati.
Oliv mendekati Raga yang sedang menyetir dan itu tidak lepas dari perhatian Keen. Langsung saja Keen menarik tangan Oliv untuk kembali keposisi awal, ia tidak suka melihat Oliv berdekatan dengan Raga.
“Jangan dekat-dekat dengan pria lain meskipun itu Raga!” Keen memperingati Oliv yang menatapnya aneh.
“Turunkan aku!” pinta Oliv, ia memaksa untuk turun. “Aku harus pergi ke rumah Pamanku, lupakan saja tentang kemarin malam. Itu tidak diriku, aku dikuasai oleh minuman alkohol itu!” ucap Oliv dengan sangat tegas.
Keen tersenyum sinis, ia sangat tahu jika Oliv dalam keadaan tidak sadar kemarin. Hanya dirinya kemarin malam yang sangat menikmati sesi percintaan itu.
“Mudah saja, Oliv. Kita akan mengulangi adegan itu lagi, hingga kau bisa mengingatnya dalam keadaan sadar dan memahami dengan baik bagaimana caraku memanjakan tubuhmu,” ucapan Keen berbisik sambil menjilat pipi Oliv.
Tentunya Oliv terkejut dengan itu, ia mendorong dada Keen agar menjauh darinya. “Kau pria tua gila!” maki Oliv, ia semakin menyudutkan diri pada pintu mobil.
Keen tersenyum saja mendengar umpatan Oliv itu. “Kau tidak punya tujuan lain sekarang, selain tetap tinggal bersamaku,” ujar Keen dengan tangan bersedekap didada.
Oliv semakin terkejut tentunya, ia menatap tidak percaya ke arah Keen yang terlihat tenang.
“Maksudmu, aku adalah tawananmu?” tanya Oliv dengan keterkejutan yang membuat Keen ingin tertawa sebenarnya.
“Yes, Baby.. Kau sangat pintar..” Keen menjawab sembari mengusap gemas rambut Oliv. Tentunya Oliv langsung menyingkirkan tangan Keen dari atas kepalanya, ia kesal setengah mati dengan pria itu.
Mobil berhenti di basemen parkiran Apartemen, Raga keluar terlebih dahulu.
“Ini dimana?” tanya Oliv, ia semakin takut melihat sekelilingnya yang gelap ya karna di Parkiran bawah tanah.
“Apartemenku, disini kita akan tinggal. Setidaknya siang ini aku akan menikahimu,” Jawaban Keen membuat Oliv ingin serangan jantung sebenarnya.
“Menikah? Apa kau gila?!”
“Gila karnamu lebih tepatnya, sudahlah jangan banyak protes!” Keen berlalu keluar meninggalkan Oliv yang terus saja menanyakan hal itu.
Oliv masih menatap tidak percaya, ia menyesal telah membangkang kepada kedua orang tua. Mengakibatkan kehidupannya tidak berhenti dari orang-orang aneh, terlebih lagi malah diajak menikah dengan Om yang bahkan baru dikenal satu malam.
Tubuh Oliv tersentak kaget kala Keen membuka pintu untuknya, bahkan menarik tangan Oliv untuk keluar.
“Aku tidak mau!” tolak Oliv mentah-mentah, ia tidak mau mengikuti pria gila itu.
Oliv keluar sendiri dari mobil, ia ingin melangkah pergi tapi tangannya ditarik oleh Keen hingga terbentur pada badan mobil. Hany pelan, tidak mungkin Keen menyakiti wanita yang telah membangkitkan gairah terpendam yang ia miliki.
“Lepaskan aku!” teriak Oliv dengan sangat kencang, yang mana suaranya menggema di seluruh area Parkiran.
Keen terlihat tetap tenang, ia mendekatkan diri pada Oliv yang menatapnya tajam. Keen suka melihat bentuk wajah Oliv yang sangat cantik, pipi chubby meskipun memiliki tubuh yang kurus. Semua bentuk tubuh dari Oliv sangat Keen sukai, tanpa terkecuali.
“Kau sangat cantik, apa lagi kemarin malam..” Keen mendekat pada wajah Oliv, mengigit telinga itu hingga membuat Oliv menjerit kecil. “Kemarin malam kau terus merintih.. Lagi, lebih kencang, aku ingin lebih..” bisik Keen sembari memperagakan teriakan Oliv kemarin malam.
Oliv langsung mendorong tubuh Keen dari hadapannya, ia menatap tajam pria yang mesum itu. “Sudah aku katakan, jika malam itu aku di bawah pengaruh_”
“Yang terpenting aku sudah menikmati setiap jengkal tubuhmu, lalu kau mau pergi begitu saja? Tidak akan bisa, Baby..” Keen memotong pembelaan dari Oliv.
Tentu saja Oliv kehabisan akal berbicara dengan Keen yang pandai sekali bersilat lidah menurutnya. Ia menatap kearah Raga yang berdiri tidak jauh dari mereka, ia termenung memikirkan mungkin kedua orang tuanya yang sedang kebingungan mencari dirinya.
“Sial! semua barang-barangku hilang, bahkan aku tidak memiliki apapun sekarang,” ucap Oliv pelan sangat pelan.
“Aku akan memberikan semuanya kepadamu, menjadi istriku tidak akan membuatmu kekurangan sedikitpun,” ujar Keen dengan sangat tegas. Bahkan langsung saja Keen menarik tangan Oliv untuk ikut bersamanya, Oliv tidak mampu untuk memberontak lagi.
Sesekali Oliv melirik kearah orang-orang yang tidak mau menolongnya, jelas-jelas sudah kelihatan jika Keen seakan menculik dirinya sekarang.
“Daddy, Mami.. Maafkan Oliv..” gumam Oliv didalam hati sambil mengikuti langkah Keen yang sangat cepat.
Sementara Raga hanya bisa menghela napas panjang saja, ia harus menyiapkan untuk pernikahan Keen dengan Oliv.
“Setidaknya Tuan Keen sudah menemukan juru kunci gairahnya sendiri,” ucap Raga sambil tersenyum menatap Oliv dan Keen yang berjalan masuk menuju lift.
***Halooooo.. aku berharap semoga kalian adalah pembaca yang selalu saja setia ya, ga numpuk bab😇 agar aku naruh karya disini ga terasa beban gitu hehe, makasih yaaa..***
***Do'ain Keen bernasib baik***..