Sarah harus menelan pil pahit, suami yang dicintainya malah menggugat cerai. Namun, setelah resmi bercerai Sarah malah dinyatakan hamil.
Kenyataan pahit kembali, saat ia akan mengatakan bahwa dirinya hamil, ia malah melihat mantan suaminya bersama teman wanitanya yang terlihat lebih bahagia. Sampai pada akhirnya, ia mengurngkan niatnya.
Sarah pergi dari kehidupan mantan suaminya. Akankah mantan suaminya itu tahu bahwa dirinya hamil dan telah melahirkan seorang anak?
Ini hanya sekedar hiburan ya, jadi jangan berkomentar tak mengenakan, jika tidak suka skip saja. Hidup itu harus selalu dibawa santai😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
Sarah berusaha menghindar, mundur beberapa langkah ke belakang saat Farhan terus mendekat. Tatapan nanar itu seakan siap menerkam mangsa. Saat wanita itu hendak kembali mundur sudah tidak ada ruang untuk kakinya berpijak. Tubuhnya sudah terpentok di dinding.
"Gak lucu, Mas. Aku mau keluar," seru Sarah.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi," cegah lelaki itu.
Tangan Farhan mendarat di wajah wanita itu, menyusurinya dari kening turun ke mata. Turun lagi ke hidung dan terakhir di benda kenyal nan mungil itu. Bibir yang dulu sering memanjakannya dengan kenikmatan yang tiada tara. Hembusan napas wanita itu terasa, Sarah menjadi salah tingkah.
"Mas," gerutunya.
"Apa?" Farhan malah mendekatkan wajahnya tanpa melepaskan pandangannya.
Dekat, semakin dekat. Hingga menyisakan satu inci saja dari hidung mereka. Farhan kembali memajukan wajahnya, ingin mendaratkan sebuah kecupan walau hanya sekilas. Namun, detik itu juga.
"Mama ...," teriak di luar sana.
Farhan menarik napas dan menghembuskannya dengan kasar. Gagal sudah rencananya kali ini. Anaknya datang mengganggu. Saat ia lengah, Sarah pun akhirnya bisa meloloskan diri dari kungkungan lelaki itu.
"Tunggu sampai halal ya, Mas," ucap Sarah. Wanita itu membuka kunci pintu dan akhirnya bisa keluar.
"Mama ngapain sih di dalam?" tanya Putra.
"Temani Papa di dalam," jawab Farhan sambil melongokan wajahnya di balik tubuh Sarah.
"Papa tidur saja, gak usah ditemani Mama. Mama harusnya temani aku," ujar Putra. "Papa manja," ledeknya.
Karena gemas, Farhan pun akhirnya keluar dan membawa Putra masuk ke dalam kamar tak lupa menuntun Sarah kembali ke dalam sana. Sejenak, mereka melupakan masalahnya dengan Celine.
"Kalian temani Papa di sini, Papa mau tidur bersama kalian," kata Farhan. "Kamu juga harus banyak istirahat, 'kan baru keluar dari rumah sakit juga," ucapnya pada Putra.
Farhan membawa tubuh Putra dan merebahkannya di tempat tidur. Di susul oleh Sarah, wanita itu duduk di tepi ranjang. Hari ini cukup membuatnya bahagia. Melihat dua lelaki yang berarti dalam hidupnya secara bersamaan.
Sampai pada akhirnya, kedua lelaki itu terlelap. Sebelum beranjak, Sarah mengecek suhu tubuh mantan suaminya tak lupa juga dengan anaknya. Putra belum sepenuhnya sembuh, anak itu tak begitu dirasa jika sedang sakit. Suhu tubuhnya tak bisa dibohongi.
Sarah juga mencium Putra, dan untuk Farhan ia hanya mengelus pipi lelaki itu. Kini ia beranjak dan meninggalkan kamar. Melihat hari sudah mulai sore, ia pergi ke ruang tamu dan melihat kedua mertua ada di sana. Entah apa yang mereka bicarakan bersama Bayu.
Sarah ikut bergabung dan duduk di sofa.
"Sarah, bagaimana menurutmu tentang Celine?" tanya mama Amel.
"Untuk itu aku tidak mau ikut campur, Ma. Biar itu menjadi urusan mas Farhan," jawab Sarah.
"Kalau menurut Papa sebaiknya ini dibicarakan, Papa akan menyuruh orang tua Celine datang. Untuk sementara kita diam dulu jangan sampai Celine tau rencana kita. Biarkan orang tuanya tau," kata Permana. "Papa tau ini sudah melanggar hukum, alangkah baiknya kita selesaikan secara kekeluargaan, jika memang tidak bisa ya kita libatkan polisi."
"Iya, Bu. Ada benarnya juga pendapat Bapak," sahut Bayu.
"Kita lihat ke depannya, Ma. Orang akan semakin dendam, Papa takut akan ada masalah lagi ke depannya. Orang tua Celine pasti tidak akan tinggal diam, mereka pasti melakukan berbagai macam cara untuk membebaskannya. Disaat bebas dan malah semakin nekat bagaimana?"
"Ya udah, Mama ikut gimana baiknya. Tapi jangan terlalu lama, Pa. Sekarang aja hubungi orang tua Celine," pinta mama Amel.
"Iya, Papa akan menghubunginya. Besok kita selesaikan," kata suaminya.
***
Malam pun tiba, mereka semua merayakan kebersamaan dengan makan malam. Bi Ami dan Bayu ikut serta. Tapi tidak dengan Farhan juga Putra, mereka masih berada di dalam kamar. Sarah mengecek keadaan mereka, menyentuh keningnya satu persatu. Syukur, keduanya sudah tidak panas lagi.
"Mas," panggil Sarah. "Makan dulu yuk," ajaknya kemudian.
Lalu, Putra pun terbangun. "Mama aku juga laper," kata anak kecil itu.
"Iya, sayang. Ayo kita makan dulu, ayo Mas," ajaknya lagi.
Akhirnya mereka pergi ke ruang makan, dan berkumpul bersama. Mama Amel sangat bahagia karena keluarganya sudah kembali berkumpul.
"Putra sayang, sini Nenek yang suapi." Mama Amel menggeserkan kursi meja makan untuk cucunya, dan ia mulai menyuapi Putra makan.
"Kamu mau makan sama apa, Mas?" tanya Sarah.
"Apa saja," jawab Farhan.
Mereka mulai menyantap makanan yang sudah dihidangkan bi Ami dan mama Amel, tak lupa dengan Sarah membantu yang sekarang sudah pandai memasak.
Farhan sampai lahap menyantap makan malamnya.
"Farhan, ini semua masakkan Sarah loh," ujar mama Amel.
"Wah ... Istriku sekarang sudah pandai ya, calon maksudku" Farhan tersenyum kikuk..
Wajah Sarah merah merona karena malu. Tak lama, makan malam pun selesai. Mama Amel dan suaminya pun akhirnya bermalam di sana. Farhan tidur bersama anaknya, dan Sarah tidur bersama bi Ami. Wanita itu kini menjadi orang tua Sarah, tak lagi sebagai pembantu rumah tangga. Jasa bi Ami sampai kapun akan selalu dikenang. Wanita yang selama ini sudah membantunya.
Sampai malam pun berganti. Farhan sudah siap menjalankan aksinya, ia akan menemui orang tua Celine, tak lupa mengajak wanita itu untuk menguak kejahatannya di hadapan orang tuanya. Awalnya Farhan enggan untuk melakukan ini, tapi dorongan Sarah yang akhirnya meluluhkan hatinya. Farhan melakukan ini demi keluarganya.
Farhan sudah berada di kediaman orang tuanya, tengah menunggu kedatangan orang tua Celine yang dari Medan. Orang tua Celine datang lebih dulu, hingga Farhan lebih leluasa untuk berbincang mengenai kelakuan Celine selama ini.
Orang tua Celine sampai tak menyangka dengan kelakuan putrinya itu.
"Bikin malu saja," kata papa Celine setelah tahu soal putrinya.
"Pa, bagaimana pun dia anak kita. Mama tidak mau Papa terlalu keras dengannya nanti jika dia sudah datang," sahut mama Celine.
"Celine mencemarkan nama baik kita juga, Ma. Tidak seharusnya dia melakukan ini, untung keluarga Farhan masih menghormati kita kalau tidak mungkin mereka sudah menjebloskan anak kita ke kantor polisi," ujar papa Celine lagi.
***
Di rumah sakit, Celine mendapat panggilan dari kepala rumah sakit. Memberikan sebuah surat yang berisikan bahwa wanita itu sudah tidak lagi bekerja sebagai dokter di sana. Pemecatan secara tidak hormat membuat wanita itu terheran-heran. Salah apa yang sudah dilakukannya?
Sayangnya ia tak punya banyak waktu di sana karena ia juga harus menemui orang tuanya yang datang secara mendadak. Namun, pemikirannya masih positif. Ia pikir akan membahas hari pernikahannya. Meski hatinya tengah dongkol karena pemecatan itu tak menyurutkan semangatnya yang akan bertemu dengan orang tuanya juga calon mertuanya.
Rasa sakit di rumah sakit terganti dengan kebahagiaan yang saat ini menanti kedatangannya, pikirnya.
Hingga akhirnya ia tiba di rumah calon mertuanya. Senyum terus mengembang di bibir. Tapi sayangnya, senyum itu terhenti saat sebuah tangan melayang dan mendarat di pipinya yang putih mulus itu.
Celine tertunduk seketika, merasakan kebas di pipi.
"Papa ...," ucap Celine sambil menyentuh pipinya
makanya berfikir sebelu brtidak Han.
Tengkyu thor, sukses & terus berkarya..