Lingga Sari tercipta sebagai makluk dalam dua wujud, bisa menjelma menjadi perempuan yang cantik jelita namun juga dalam wujud kera putih yang besar.
Lingga Sari jatuh hati pada Wanandi, pemuda desa manusia biasa, cinta terbalas, kebahagiaan mereka lengkap dengan hadirnya sang buah hati..
Akan tetapi kebahagiaan itu sirna saat Wanandi mulai tidak kerasan tinggal di kerajaan alam astral.
Kehancuran Lingga Sari semakin parah di saat dia dijadikan abdi oleh dukun sakti..
Suatu ketika Lingga Sari berhasil lepas dari dukun sakti dia lari sembunyi di hutan yang lebat dan bertemu dengan seseorang di hutan lebat itu, siapa dia akan mencelakakan atau membantu Lingga Sari?
Bagaimana perjuangan Lingga Sari untuk meraih lagi kebahagiaan nya, apakah dia bisa bersatu lagi dengan suami dan buah hatinya di alam astral atau di alam nyata????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 12.
“Aku tidak tahu, sampai kapan Sang Ratu pergi.” Ucap penjaga pintu kedaton sambil menatap wajah imut Windy yang terlihat sedih. Sedang satu penjaga pintu lainnya mengambilkan sandal Windy dan sandal Lingga Sari.
“Ini sandal kamu dan sandal Ibu kamu, jangan bersedih tunggu saja di kerajaan Sang Ratu, Ibu kamu pasti akan pulang, mungkin di bumi sedang menghadapi masalah.. kamu jangan pergi pergi nanti kamu malah hilang.” Ucap penjaga pintu kedaton sambil memberikan sandal Windy dan sandal Lingga Sari.
“Ayo Wind kita balik lagi, dengar kata Paman penjaga pintu, Ibu kamu pasti akan datang.. jangan bersedih.. ayo kita main saja biar hati kita senang..” ucap Gotri sambil menarik tangan Windy yang kini memegang sandal sandal terlihat dua tangan mungil Windy agak kerepotan.
Windy lalu memakai lagi sandal imut nya ..
“Ayo kita main.. mumpung tidak ada Nyi Dasih, mungkin Nyi Dasih juga ikut Sang Ratu.. “ suara Gotri agak pelan karena juga takut jika mendadak ada Nyi Dasih di dekat nya..
Dua bocil itu melangkah meninggalkan kedaton. Windy melangkah dengan lesu karena hatinya masih sedih..
“Aku mau pulang dulu Kakak Gotri, aku mau menaruh sandal Ibu ku di rumah.. kalau Kakak Gotri mau langsung main, main saja.. aku mau pulang dan menunggu Ibu di rumah..” suara imut Windy selanjutnya.. Dua bocil itu lalu berpisah arah Gotri menuju ke taman lain biasa tempat bocil bocil bermain, sedang Windy melangkah pulang ke rumah nya sambil membawa sandal Sang Ibu.
Sementara itu di tempat lain di bumi di alam nyata lebih tepat nya di tempat makam Wanandi. Pemuda kerabat Wanandi dibantu oleh pemuda pemuda masjid telah selesai melakukan cor pada makam Wanandi dan sekalian makam Ina Wanandi.
“Aku rasa orang orang akan kesulitan untuk membuka cor ini, butuh waktu lama untuk membuka nya..” ucap pemuda kerabat Wanandi.
“Iya aneh aneh saja orang orang sesat pengamal ilmu hitam itu, kalau tidak mengambil jasad mereka mengambil kain kafan untuk meningkatkan ilmu hitam nya atau untuk pesugihan.” Ucap salah satu pemuda masjid.. Mereka pun menutup semen cor makam Wanandi dan Ina Wanandi dengan terpal plastik agar tidak rusak jika hujan turun sebab semen masih tampak basah, belum kering karena baru saja selesai.
Pemuda kerabat Wanandi dan teman teman nya pemuda masjid lalu pulang ke rumah mereka masing masing.
Waktu pun terus berlalu.. dan malam hari di bumi pun telah tiba.. para penggali kubur ilegal suruhan Mona, kembali lagi datang ke tempat makam.. mereka datang di saat orang orang pergi ke masjid. Para pemuda masjid biasanya pergi ke masjid sebelum maghrib hingga selesai waktu isya..
“Waduh sekarang sudah ditutup semen makam Wanandi, bagaimana ini.” Ucap salah satu laki laki bertubuh kekar penggali kubur ilegal suruhan Mona.
“Tenang saja, baru tadi sore mereka selesai mengecor makam ini, pasti masih basah dan tidak terlalu sulit.. kita kan sudah membawa lagi alat alat untuk membongkar. “ ucap pemimpin penggali kubur ilegal suruhan Mona.
“Iya benar ini masih basah, untung kita cepat cepat datang ke sini.” Ucap yang lain sambil membuka terpal penutup.
“Benar ayo cepat kita bongkar, mumpung saudara Wanandi dan teman teman nya masih di masjid. Nanti jam sembilan kalau tidak selesai kita tinggal kita tutup lagi. Mungkin saudara Wanandi mengecek ke sini. Kita lanjut lagi kalau mereka sudah pergi. Kalau mereka tidak mengecek ya kita lanjut lagi sampai berhasil. Mona sudah marah marah dan mau minta kembali uang nya.” Ucap laki laki bertubuh kekar dan berkulit hitam, pemimpin penggali kubur ilegal itu.
Dan.. mereka pun mulai bekerja untuk membongkar makam Wanandi.
Sementara itu di lain tempat, di Kerajaan Sang Ratu kini sudah siang hari. Windy di dalam rumah masih sedih menunggu Ibu nya, dan masih memikirkan makam Ayah nya.
“Apa Paman sudah memberi semen makam Ayah agar aman tidak dicuri orang ya..” gumam Windy di dalam hati..
Sesaat kemudian terdengar suara memanggil manggil nama nya..
“Windy... Windy... main yokkk!” teriak suara bocil di depan rumah Windy.
“Windy... main yokkk!” suara bocil lain nya.
Di luar rumah Windy ada lima bocil teman teman Windy. Salah satu nya ada Gotri..
“Benar kan Windy tidak mau main, dia masih sedih Ibu nya hilang dan Ayah nya meninggal di bumi.” Ucap Gotri sambil menatap pintu rumah Windy yang tertutup rapat.
“Kasihan Windy.. yuk kita kita hibur dia.” Ucap bocil yang lain.
“Ayoookkkk...” ucap mereka semua lalu masuk ke halaman rumah Windy..
Tahu teman teman nya masuk ke halaman rumahnya. Windy pun membukakan pintu rumah.
“Aku sedang malas main, hatiku sedang sedih.. aku mau pergi ke bumi untuk melihat makam ayahku.. tolong kalau kalian melihat Ibu ku bilang kan aku ke makam Ayah ku..” suara imut Windy sambil menatap teman teman nya..
“Windy aku akan ikut kamu aku juga akan melihat makam Ayah mu.” Ucap Gotri.
“Iya kita semua akan ikut kamu.. kalau ibu kamu datang pasti akan diberi tahu Bibi itu kita sedang main main bersama.” Ucap bocil teman Windy lainnya sambil menoleh ke arah tetangga Windy yang sedang berada di luar rumah.
Dannnn..
CLING
CLING
CLING
CLING
CLING
CLING
Enam bocil anak anak abdi Sang Ratu itu pun hilang lenyap..
Dan dalam sekejap mereka berenam sudah berada di bumi di makam Wanandi..
Mata Windy melebar hatinya sangat kesal saat melihat ada empat orang sedang membongkar makam Ayah nya..
Keempat laki laki itu terus bekerja tidak tahu Jika ada enam bocil dari alam astral datang ada di belakang mereka.
“Wah yang dalam sudah keras.” Ucap salah satu dari ke empat penggali kubur ilegal itu.
“Ini linggisku juga terantuk batu. Rupanya mereka juga memberi batu di dalam.” Ucap laki laki pemimpin penggali kubur ilegal.
Windy lantas memberi isyarat pada teman teman nya, agar mereka semua dalam mode tidak menampakkan diri pada manusia dan berbicara dalam bahasa batin yang hanya mereka saja yang bisa mendengar...
Dan tidak lama kemudian..
“Ini linggis ku kok terasa sangat berat ya?” ucap laki laki pimpinan penggali kubur ilegal yang merasa linggis yang sedang dia pegang tidak bisa untuk bekerja sesuai keinginannya, seperti ada kekuatan lainnya yang juga memegang linggis itu..
Dan tidak lama kemudian..
CROOZZTT
DDarah segar keluar dari kaki laki laki penggali kubur itu, ujung linggisnya justru mengenai kakinya sendiri yang hanya memakai sandal jepit swalow sandal jepit berjuta umat.
“Aduh... Aduh.. Aduh... “ teriak laki laki itu dan langsung jongkok memegang telapak kaki nya yang berdarah terluka parah.