kisah seorang gadis yatim piatu yang sejak bayi tak mengetahui bagaimana rupa wajah kedua orangtuanya, semenjak gadis kecil itu berusia 5 tahun tiba-tiba saja muncul kekuatan tak kasat mata melindunginya.
banyak misteri menaungi gadis itu kisah pelik antara dua dunia menjadi bunga bunga tidur gadis itu yang tak kunjung damai sampai akhirnya takdir mengatakan bahwa dia adalah kunci dari segala hal dari keselamatan dunia,..
penasaran yukk simak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode enam belas
Han menyentuh palu itu tapi dia nampak ragu kala melihat sebuah golok sedikit lebih besar dan lebar sepanjang galah seperti sebuah pedang tapi lebih pendek tapi selebar sekitar 15 centi meter,dan ada beberapa buah botol spray dengan berisi cairan putih kehijauan entah terbuat dari apa itu.
"Kau ambillah beberapa buah spray disana sisakan separuh untuk ku, untuk disini karena kita tidak tahu hal apa yang akan terjadi dimasa depan" ucap kakek Han pelan.
"Ciri ciri mahluk itu diiringi dengan bau bunga tulip samar dengan perpaduan aroma mawar tapi sedikit amis, meskipun mahluk itu memakai minyak wangi bagi yang peka ciri ciri ini mudah dikenali" Han mengangguk patuh.
"Satu yang pasti saat ini sosok itu sudah banyak yang menyerupai seperti kitaa bukan hanya berwajah bule " kembali kakek Han berucap pelan.
"Apakah kakek pernah menjumpai mereka akhir akhir ini" tanya Han kemudian karena penasaran bagaimana kakeknya bisa memperingatkan seperti itu pasti kakeknya pernah bertemu dengan mereka.
Kakek Han mengangguk lemah dan Han pun mendesah kasar dia pun kemudian mengambil tas ransel memasukkan beberapa botol spray dan apa apa yang diperlukan.
"Han ijin membuat beberapa contoh cairan ini untuk dikembangkan lagi kek karena nanti malam akan ada penyerangan massal dibeberapa klan mafia" kakek Han hanya mengangguk pelan
"Bawalah tapi jangan lupa hati hati..." Han pun mengangguk kemudian berpamitan dan gegas pergi ke laboratorium tempatnya.
Antoni bergerak gelisah menanti kedatangan Han di laboratorium "ckk kenapa Han lama sekali aku disuruh kesini cepat tapi dia nya lambat..." Gerutu Antoni jengkel sendiri.
Klek
"Han... Astaga Han elo darimana aja sih gue bener bener gak sabar nungguin elo, dari tadi emang elo darimana sih..." Han hanya menaikkan sebelah alisnya kala mendapati rentetan gerutuan Antoni.
"Masuk nanti gue jelasin...." Perintah Han kemudian.
Sementara Antoni membola malas mendengar perintah bosnya yang mana juga bergelar sahabat nya,tapi tak urung jua diapun menurut apa yang diperintahkan Han padanya.
Kini di mansion Dimitri nampak Abhisya tengah bergulat dengan selimut nya, mulutnya mencebik jengkel bibinya mengerucut lucu.
"Abhi masih dapet dan belum selesai coba kalau gak lagi dapet pasti abhi ngikut om nanti malam,. Ckk, gak asyik ah..." Gerutu Abhisya beerulang ulang.
Klek
"Abhi... " Terdengar suara dari arah pintu siapa lagi kalau bukan Dimitri.
"Hhmm...." Hanya suara deheman malas yang keluar dari bibir Abhisya.
"Kenapa hemm..." Tanya Dimitri lembut, langkahnya pelan Dimitri menghampiri putri angkatnya kemudian duduk ditepi ranjang gadis itu.
"Kamu marah..." Tanya ulang Dimitri
"Gak,.. abhi hanya bosan pingin keluar" keluh Abhisya pelan sambil memainkan boneka kesayangannya.
"Om saat ini berusaha membuat apa yang kamu inginkan dan sesuai dengan arahan kamu sayang jadi sabar yah..." Ucap Dimitri lembut sambil mengusap kepala gadis itu.
"Mahluk yang ada diruang bawah tanah sekarang masih idup gak om...??" Tanya Abhisya penasaran.
"Jangan macam macam Abhi,om gak suka cukup jadi putri om yang penurut okay..." Ucap Dimitri lembut.
"Ckk siapa juga yang mau macam macam orang cuma nanya doang kok..." Gerutu Abhisya malas. Gadis itu cemberut tapi tak lama kemudian Abhisya mencoba bangun dari rebahan nya kini diapun duduk berhadapan dengan omnya.
"Om..." Dimitri yang melihat tingkah putri angkatnya tak ayal mengangkat sebelah alisnya heran seolah bertanya 'kenapa??' atau 'ada apa??'.
"Gimana soal nanti malam om jadi ikutan nyerang para klan sampah itu...??" Tanya Abhisya penasaran.
"Kenapa...??" Bukannya menjawab pertanyaan putri nya Dimitri malah balik tanya.
"Ckk... Segitunya gak mau jawab" Abhisya mencebik dia sedikit jengkel dengan omnya.
"Iya nanti malam para anak buah om aja yang ngikut om cuma mengawasi saja dari jauh" jawab Dimitri pelan.
"Hati hati dengan para TWILIGHT ( disini yang dimaksud Abhisya TWILIGHT itu adalah VAMPIR ) itu om mereka sadis dan sebisa mungkin lebih waspada dan agak sedikit menjauh dari mereka dan jangan lupa botol spray nya" peringat Abhisya serius dengan wajah yang sedikit tegang.
"Jangan khawatir sayang om sudah memperingatkan mereka akan hal itu dan mereka pasti akan lebih berhati-hati lagi" Abhisya kini sedikit bernafas lega mendengar penuturan omnya
"Aku juga sudah memperingatkan si Han om, maaf jika abhi lancang itu abhi lakukan hanya karena pingin balas budi karena beberapa waktu lalu sudah membantu kita" Dimitri hanya diam saja kala Abhisya mengatakan bahwa dia sudah membantu Han entah kenapa hanya Dimitri yang tahu.
Dalam hati Dimitri bertanya tanya 'apakah dia menemui pria itu langsung ataukah ah...' Dimitri berkelut dalam pikirannya banyak hal sekarang tentang apa yang ada dalam pikirannya yang satu belum selesai kini muncul lagi masalah baru.
"Abhi tidak bertemu langsung dengan Han om.. hanya lewat telepati saja dengan suara samar agar Han tidak tahu siapa pemilik suara itu yang tak lain adalah Abhisya..." Sambung Abhisya lagi menjelaskan kepada Dimitri seolah tahu bahwa Dimitri mempertanyakan apakah dia bicara langsung ataukah tidak hanya itu.
Dimitri mengernyit heran beberapa saat tapi kemudian dia memasang ke stelan awal mimik wajahnya, Dimitri tak yakin apakah suatu saat nanti jika putri angkatnya ini telah menemukan separuh jiwanya dia akan sekuat ini ataukah dia gak akan pernah bisa membuang rasa itu pada putri angkat nya ini?? Sungguh dilema tersendiri buatnya.
"Om..." Lagi dan lagi panggilan Abhisya membuyarkan lamunannya, Dimitri masih setia menatap sang putri.
"Kenapa heumm...." Jawab Dimitri lembut
" Kayaknya Han tertarik deh sama abhi om..." Ucap Abhisya pelan.
Dimitri mengerut kemudian diapun dengan tenang masih setia menunggu perkataan Abhisya selanjutnya.
"Tapi Abhi masih gak mau punya hubungan dengan siapapun saat ini" kembali ucapan Abhisya mampu mengoyak hatinya, bolehkah dia merasa senang dengan pengakuan gadis ini.
Perlahan Dimitri menghela nafas ringan menandakan bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi gadis yang ada di depannya ini memang tak mudah mempunyai rasa pada lawan jenis.
Dimitri tahu apa alasannya dan kenapa mungkin karena dia adalah gadis terpilih jadi sangat sulit untuk mempunyai rasa suka sebagai lawan jenis.
Dimitri masih mengingat penjelasan kakek buyutnya yang sampai saat ini beliau masih hidup tapi entah dimana keberadaan nya, Dimitri pernah mencoba mencari tahu tapi pencarian nya nol besar dia tidak tahu dimana kakek buyutnya berada.
Bukannya merasa terganggu akan kedatangannya yang selalu tiba-tiba dan kepergiannya juga selalu tak terduga hanya saja Dimitri ingin bertanya lebih jauh lagi akan kelemahan Abhisya yang satu ini.
Dimana jika Abhisya dalam keadaan datang bulan kekuatan Abhisya pasti berkurang 30% atau bisa lebih berkurang banyak lagi lebih dari 40% itu yang membuat Dimitri was was.
Tak hanya itu jika dalam keadaan datang bulan jika gadis itu tidak waspada dan ada serangan mendadak dari mahluk mahluk tidak jelas, apalagi ada serangan mendadak seperti beberapa waktu yang lalu dia pasti akan tertidur lelap seperti orang mati mungkin efek akibat bergesekan dengan energi negatif dan terlalu banyak mengeluarkan tenaganya akibat menyerang balik mahluk mahluk itu.
Kenapa sampai saat ini kakek buyutnya belum menemui nya dan belum memberitahu apa solusinya, Dimitri tidak mau selalu was was kala putri angkatnya itu keluar rumah dalam keadaan datang bulan apalagi sifat gadis itu yang kadang kadang jadi pelupa.
"Om..." Abhisya mencebik lagi lagi omnya melamun nanti malam bukan raja TWILIGHT yang akan datang melainkan hanya para maidnya aja" Dimitri sekilas menoleh ke arah gadis itu.
"Huum om tahu..." Tukas Dimitri.
"Dan kamu harus selalu dirumah om akan menempatkan pasukan bayangan disekitar agar bisa mengawasi dan menjaga mu ,dan tak ada bantahan..." Abhisya memutar bola matanya malas.
"Om... "
"Hhmm... Apa sayang"
"Tetap hati hati okay,abhi sayang om abhi gak mau kehilangan Om" pengakuan Abhisya mampu membuat hati Dimitri menghangat.
"Pasti... Kamu istirahat sekarang okay... "