Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ujian Terakhir
Dilapangan semuanya kembali berkumpul untuk mengikuti ujian terakhir termasuk Arlina, Ghea dan Aluna. Ada sekitar 50 orang yang lolos dari ujian kedua. Dan kali ini Andrean sebagai penguji terakhir yang akan memimpin.
Disana juga ada Keandra, Jargan, Fasya, Leandro, Anshel, Vincent, Nikolas, Raymond dan guru pembimbing yang dari awal ujian ikut melihat dan menilai.
"Baiklah diujian terakhir adalah mental. Mental adalah ujian yang penting namun karena ini ujian dasar maka diringankan sebagai sesi pemanasan mental kalian sebagai kesatria. " ucap Andrean dengan suara dingin dan tegas. Bahkan suaranya terdengar mengintimidasi.
"Bisa kalian lihat. Didepan ada empat senjata berupa pedang, panahan, pistol dan tombak. Dengan alat ini kalian harus bisa membunuh satu ekor hewan yang sudah tersedia. Jika kalian berhasil dan berani membunuh hewan tanpa merasa kasihan maka kalian dinyatakan lolos.
Mendengar itu mereka nampak terkejut bahkan bergetar. Namun ada yang mengangguk seakan siap untuk ujian.
"Baiklah kita langsung memulai ujian. Pertama silahkan untuk Arlina untuk maju terlebih dahulu. " ucap Andrean.
Mendengar namanya dipanggil Arlina maju kedepan dan berdiri tak jauh dari Andrean berdiri saat ini.
"Sebagai pemilik nilai tertinggi dari ujian sebelumnya kau menjadi yang pertama melakukannya. Apa kau siap? " tanya Andrean.
"Siap kak. " jawab Arlina.
"Baiklah, kalau begitu langsung saja bawa hewan itu kemari! " ucap Andrean.
Beberapa detik kemudian.
seseorang datang membawa sebuah kurungan besar tertutup kain hitam. Lalu kurungan itu diletakan tak jauh dari Arlina berdiri. Kain yang menutupi kurungan itu dibuka dan terlihat seekor Harimau yang ganas.
"Harimau itu adalah sasaranmu. Karena kau pemilik nilai tertinggi maka target penyeranganmu juga lebih berbahaya. Jika kau berhasil membunuh harimau itu maka kau akan lolos dan kau bisa mengunakan lebih satu senjata yang telah disiapkan untuk menyerang harimau itu. " jelas Andrean.
Arlina mengangguk mengerti. Seakan dia memang menginginkan tantangan yang seperti ini.
"Aku mengerti, Kak. "
"Bagus. Sekarang ambil senjatamu dan masuk kedalam ring untuk bersiap dan menunggu aba-aba. " ucap Andrean.
Lalu Arlina mengambil sebilah pedang dan kemudian masuk kedalam ring yang memang sudah disediakan untuk ujian kali ini.
"Kau siap? "
"Siap kak. "
"Mulai! " teriak Andrean
Kurungan dibuka dan harimau langsung melompat keluar kurungan
GRRHHUMM
GRRRR
Geraman harimau terdengar membuat siapa saja akan merinding mendengarnya. Sementara Arlina bersiap, menatap tajam dan waspada kearah harimau didepannya. Harimau melompat bersiap untuk menerjang manusia didepannya.
SREETTT
BRUKK
Arlina langsung mengarahkan pedangnya hingga harimau itu terdorong dengan luka sayatan dibagian kaki depan.
Harimau itu kembali berdiri. Menatap tajam dan lapar kearah manusia didepan. Harimau itu mengeluarkan cakarnya yang tajam, lalu melompat kembali kearah Arlina untuk menyerang. Namun dengan gesit Arlina menghindar.
TAP
Harimau itu kini berada dibelakang tubuh Arlina. Auman dan geraman harimau itu terus terdengar. Arlina berbalik namun harimau itu sudah terlebih dahulu melompat meski tidak berhasil melukai, harimau itu berhasil membuatnya jatuh.
BRUKK
"Arlina! " lainnya mulai panik terutama Jargan. Mereka melihat harimau itu melompat dengan mencakar Arlina. Mereka semua mendekat kearah pembatas ring namun beberapa orang yang bertugas mendorong mundur agar tidak terlalu dekat.
"Tidak! "
TAP!
Arlina menahan serangan harimau itu. Namun mereka masih belum bisa tenang. Sementara Arlina menahan serangan cakaran harimau dengan pedangnya.
Arlina mendorong kaki depan Harimau itu sementara harimau menekan seakan menekan pedang itu mundur. Arlina terus bertahan menahan serangan kaki harimau itu yang terus mendorong pedangnya.
DHUAGH!
BRUKK
Harimau itu terlempar kebelakang karena tendangan kaki Arlina yang kuat. Begitu Harimau itu terlempar dan menghantam tanah dengan kuat Arlina langsung berdiri. Bisa dia lihat harimau itu mengeram dan berusaha berdiri. Melihat kesempatan itu Arlina berlari kearah harimau dimana harimau itu kembali melompat kearahnya.
JLEB!
GRRHHH
Arlina mengarahkan pedangnya, menusuk ke perut harimau itu. Harimau langsung ambruk dengan luka dalam di perutnya. Harimau itupun mati.
Melihat Arlina berhasil membunuh harimau itu membuat semua orang yang melihatnya bersorak bahagia dan tepuk tangan. Terlihat raut wajah lega dari Jargan apalagi Andrean yang awalnya khawatir takut Arlina akan terluka karena serangan harimau tapi kini dirinya merasa lega. Sementara Keandra yang melihat Arlina berhasil dalam ujiannya juga merasakan tenang dan bangga.
"Kau berhasil, Arlina. bathinnya.
"Arlina, kau hebat! Luar biasa. Tak hanya mental namun keberanianmu sungguh luar bisa. Melihatmu berhasil mengalahkan harimau itu maka kau dinyatakan lolos. " seru Andrean.
"Maka dengan ini Arlina dinyatakan lulus dalam ujian dan naik tingkat. " ucap Raymond.
"Terimakasih. " ucap Arlina.
****
Kemudian ujian kembali dilanjutkan.
Kini giliran Ghea yang melakukan ujian tersebut. Terlihat dia mengenggam sebuah pistol ditangannya dan menjadi sasarannya adalah burung merpati. Ghea dengan tenang mengarahkan pistolnya untuk membidik sasaran. Merasa pas Ghea menekan pelatuk pistol nya.
DOR!
BRUKK
Tembakan berhasil tepat sasaran dan merpati itu langsung jatuh ketanah.
"Lolos. Ghea juga lolos dalam ujian. " mendengar itu sorak-sorakan terdengar.
Satu persatu murid mulai diuji aja yang lolos dan ada yang gagal. Sementara Aluna nampak diam, beberapa kali dia mengusap tangannya karena gugup. Hingga akhirnya giliran dirinya.
"Terakhir, Aluna. "
Mendengar itu mereka semua menatap kearah Aluna. Sebagian ada yang bisik-bisik.
"Aku dengar dia itu gadis lemah. Dia beberapa kali gagal dalam ujian. "
"Tidak hanya sekali, tapi berulang kali. Emang dasarnya aja dia lemah. "
"Ngapain sih dia masih disini. Tidak keluar saja dari academy. "
"Paling juga dia tetap disini untuk mengincar kakak-kakak senior. "
"Tipu muslihat ternyata. "
Aluna semakin terdiam mendengar bisikan dan tatapan tidak suka dari orang-orang.
Puk!
Aluna terkejut dan melihat kearah Arlina.
"Ayo kesana, waktunya giliranmu. " ucap Arlina.
"Tapi aku.. "
"Jangan dengarkan mereka. Ayo, kau harus bisa lolos juga. " ucap Arlina.
"Iya itu benar, kamu harus lolos buktikan pada mereka jika kau bisa melakukannya. " ucap Ghea.
Aluna mengangguk dan berjalan kedepan.
"Aluna aku harap kali ini kau berhasil. Kau tidak perlu cemas dan memikirkan apapun. Ujian mental ini sangat penting untuk membuat kau menjadi kesatria yang tegar. " ucap Andrean.
Aluna mengangguk.
"Baiklah. "
"Kalau begitu, ujianmu kali ini adalah membunuh rusa itu. " ucap Andrean dan Aluna melihat rusa yang ada di depan matanya.
"Dengan kau membunuhnya maka kau akan lolos dalam ujian ini. Sekarang ambil senjatamu dan bunuh rusa itu dengan tanganmu. "
Aluna mengambil busur dan anak panah. Saat Aluna akan mengarahkan anak panahnya tiba-tiba terdengar seruan murid yang tidak menyukai dirinya.
"Sudahlah nyerah aja paling juga gagal lagi! "
"Tau, sok kecantikan dasar! "
"Kau itu tidak pantas berasal disini! Tempat ini tidak menerima orang miskin dan lemah sepertimu! "
"Cepat pergi dari sini! Kau itu hanya sampah! "
"Dasar tidak berguna! "
"Lagian orang sepertimu mana layak jadi kesatria. Udah sana, ngapain masih disini! "
"Palingan kau ingin merayu senior. Apalagi ada pangeran disini! "
"Udah sana pergi! "
"Orang kampungan kenapa ada disini! "
"Bisa-bisanya ada orang munafik seperti dia disini. Memalukan! "
Aluna menundukkan kepalanya dan diam mendengar ucapan pedang dari murid yang ada disini. Dia tidak tau kenapa orang-orang membenci dirinya. Arlina yang mendengar itu semua merasakan sakit dan ingatan muncul tiba-tiba dalam dirinya.
"Dasar lemah! “
"Kau itu, hanya beban untuk kami! "
"Cepat pergi dari sini! Kami tidak butuh dilindungi oleh orang lemah sepertimu! "
"Kasihan raja kita, memiliki putri lemah seperti dia. Bisa-bisa derajat Yang mulia dan seluruh clan kerajan menjadi hancur karena satu sampah seperti dia "
"Kau itu hanya beba**n! Jadi jangan berlagak yang paling tersakiti! "
"Lebih baik kau cepat mati agar tidak menyusahkan! "
"Kau itu hanya membuat Ayahmu malu Mera!"
"Jangan tunjukan wajahmu di depan ayah! Ayah benar-benar malu memiliki putri sepertimu! "
"Dasar gadis lemah! Pecundang ''
" Tidak berguna! “
"Sialan! cepat pergi. Kami jijik melihatmu ada disini! "
"Haha.. Dasar pecundang. "
Arlina teringat, semua hinaan itu. Kemudian dia melihat kearah Aluna. Gadis baik yang tidak tahu apa-apa yang mendapatkan hinaan dan kebencian yang tidak beralasan. Rasa sakit itu, pernah dia rasakan.
"Sudahlah Aluna menyerah saja! "
"Sampai kapanpun kau tidak akan bisa lolos!"
"Lemah dasar! "
"Sampah sialan! "
"Tidak berguna! "
Aluna mengeratkan tangannya di busurnya. Menunduk mendengar semua hinaan yang mengarah padanya.
"Aluna! Semangat kau pasti bisa melakukannya¡ " teriak seseorang tiba-tiba.
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺