Struggle Of Lingga Sari
Di sebuah kamar kecil nan sederhana seorang perempuan cantik dengan rambut panjang tergerai, dan tubuh molek nya terbalut kain batik dari batas dada atas hingga mata kaki, sedang berbaring sambil menepuk nepuk pantat anak kecil nan comel maksimal berusia kira kira tiga tahun kurang..
PUK
PUK
PUK
“Windy sudah tidur, biar aku lihat ayahnya dulu..” gumam perempuan cantik yang bernama Lingga Sari, itu. Dia adalah makluk astral yang bisa berwujud menjadi seorang perempuan nan cantik jelita namun juga bisa menjadi sosok monyet putih nan besar..
“Beyum Ibu.. atu beyum tidul...” suara imut bocil yang diberi nama Windy Wanandi .. dia adalah anak Lingga Sari dengan suaminya yang bernama Wanandi, Wanandi adalah seorang manusia biasa, pemuda tani dari desa Luh Sari di bumi. Dan Windy adalah makluk campuran dari Ibu yang makluk astral dan Ayah yang manusia biasa.
Windy meskipun rambut nya berwarna putih alami dan juga ada bulu bulu putih halus tumbuh di seluruh permukaan tubuhnya tetapi wajah anak itu sangat mulus, tampan dan imut bagai wajah anak manusia pada umumnya. Tubuh Windy juga seperti anak pada umumnya tetapi dia memiliki ekor meskipun tidak se panjang ekor ekor monyet pada umumnya. Dan ekor itu selalu disembunyikan dibalik popok karena Windy malu.
“Hmmm Ibu kira kamu sudah tidur Windy.. kok mata kamu sudah terpejam rapat dan diam saja sejak tadi..” ucap Lingga Sari dan terus menepuk nepuk pantat Windy lagi agar segera tidur.
PUK
PUK
PUK
“Atu mau tidul kalau ayah cudah di cini Ibu, tidul belcama tita beltiga .” suara imut Windy lagi yang kini kedua mata nya terbuka berkedip kedip satu tangan mungilnya terangkat sambil menunjukkan tiga jarinya. Jari tengah mewakili ayahnya jari manis mewakili ibu nya dan kelingking imut nya mewakili dirinya.
“Ayah masih galau dia tidak bisa tidur setiap malam, dia mau tinggal di bumi karena tidak kerasan tinggal di sini, selalu diperintah oleh Sang Ratu.”
“Iya Ibu kata na Ayah juga lindu cuala adan belkumandang.. di cini tidak ada cuala adan belkumandang.. atu juga pelnah dengal cuala adan waktu atu belmain main di bumi.. cuala na cangat meldu membuat hati tentelam Ibu.. ” suara imut Windy sambil mata berkedap kedip menatap wajah cantik Ibu nya.
“Ibu mau lihat ayah dulu, kamu tidur ya..” ucap Lingga Sari sambil mengusap usap lembut kening Windy agar kedua mata Windy terpejam lagi dan tertidur tetapi kedua mata Windy masih saja berbinar binar
“Atu itut Ibu..” suara imut Windy lagi..
Lingga Sari lalu menggendong tubuh mungil Windy yang hanya mengenakan popok kain putih, Lingga Sari melangkah keluar dari kamar menuju ke ruang depan. Di ruang depan tampak seorang pemuda nan tampan duduk gelisah di kursi kayu. Tubuh nya semakin hari semakin terlihat kurus..
“Ayah... jika ayah tidak kerasan biarlah Ayah pulang ke desa. Nanti aku dan Windy akan datang ke rumah Ayah kalau diizinkan Sang Ratu.” Ucap Lingga Sari sambil duduk di samping suaminya..
“Aku tidak tega meninggalkan kalian, aku sangat sayang dan cinta pada kalian berdua.. tetapi hatiku juga sangat mencintai Allah ku aku sangat rindu Dia, aku sangat rindu masuk ke rumah Nya.. Bagaimana kalau kalian juga ikut tinggal di bumi? Aku juga kasihan pada Nenek nya Windy yang seorang diri di rumah pasti sangat kesepian.” tanya Wanandi sambil mengusap puncak kepala Windy.. karena di kerajaan dunia astral itu tidak ada mushola apalagi masjid besar. Dan orang tua Wanandi tinggal satu Ibunya yang masih hidup tinggal sendirian di bumi.
“Sang Ratu tidak mengizinkan .. aku takut kalau aku nekat, kemarahan nya malah bisa mencelakakan hidup anak kita yang sangat kita cintai.” Ucap Lingga Sari dengan nada sedih, wajah comel Windy pun juga tampak sedih dia ingin selalu tinggal bersama Ayah dan Ibunya tercinta..
“Ayah tapi atu mayas tinggal di lumah Nenek, kalena anak anak di cana mengejek atu yang punya ekol belakang Ayah. “ suara imut Windy yang masih bernada sedih kedua matanya berkedip kedip dan ekspresi wajah nya tampak sedih dan berpikir keras bagaimana agar mereka bisa tinggal bersama.
“Kalau begitu biarlah aku setiap hari sabtu dan minggu datang ke sini mengunjungi kalian berdua. Bagaimana? Di bumi juga banyak yang seperti itu Ayah kerja di kota satu minggu sekali pulang...” ucap Wanandi sambil menatap Lingga Sari dan Windy penuh cinta..
“Baiklah Ayah.. biar Ayah tinggal di desa di bumi rumah Nenek ya... nanti setiap hari sabtu dan minggu akan datang ke sini..” ucap Lingga Sari sambil mengusap puncak kepala Windy yang dia pangku..
“Iya Ibu.. bial Ayah tidak galo..” ucap Windy yang bisa memahami perasaan Ayahnya yang merupakan manusia biasa. Windy memang anak yang sangat pintar.
“Terima kasih Nak..” ucap Wanandi sambil mencium pipi Windy. Wanandi lalu menggendong tubuh mungil Windy dan melangkah menuju ke kamar. Mereka bertiga tidur di atas tempat tidur beralas tikar anyaman daun pandan.
Di pagi buta waktu alam gaib.. keluarga kecil itu sudah bangun dan siap siap akan mengantar Wanandi sampai di danau yang merupakan portal penghubung kerajaan alam gaib dan alam nyata di bumi..
“Ayah jangan lupa untuk datang ke cini cetiap hali cabtu dan minggu ya..” suara imut Windy yang digendong oleh Sang Ayah..
“Pasti Sayang.. Ayah akan selalu datang mengunjungi kalian, Ayah akan bawakan buah buahan kesukaan kamu dan Ibu..” ucap Wanandi melangkah di samping Lingga Sari sang istri.
Mereka terus melangkah di jalan perkampungan di alam gaib. Perkampungan itu rumah rumah tempat tinggal khusus untuk abdi abdi Sang Ratu Kerajaan Alam Gaib.
Dan tidak lama kemudian mereka sudah sampai pintu belakang kerajaan yang berpagar tembok kokoh dan tinggi. Lingga Sari tampak berbicara pada laki laki penjaga pintu gerbang.. Seorang laki laki muda dengan pakaian atasan berwarna hitam lengan panjang dan bawah nya tampak kain tenun dua lapis, satu lapis atas kain tenun untuk sabuk dari perut sampai paha bawah dan lapis dalam macam kain sarung hingga mata kaki. Tampak ada senjata pusaka terselip di sabuk kain itu. Laki laki muda itu pun memakai ikat kepala tampak sangat gagah.
“Terima kasih Paman..” ucap Lingga Sari saat pintu belakang kerajaan itu sudah dibuka oleh laki laki penjaga pintu gerbang bagian belakang.
“Telima kacih Paman..” suara imut Windy ikut ikut Ibu nya.. Laki penjaga pintu gerbang itu menganggukkan kepalanya.
Wanandi terus melangkah di samping Sang Istri.. Mereka melangkah menuju ke tepi danau... hari masih sangat pagi, danau yang sangat luas dan indah dengan bunga teratai bermekaran masih terlihat remang remang.
“Itu Kakek sudah ada.” Ucap Lingga Sari saat melihat perahu bersandar di tepi danau dan ada seorang kakek di atas perahu..
Mereka terus melangkah mendekati perahu yang akan mengantar Wanandi pulang ke alam nyata di bumi..
“Kek tolong antar suami ku ya Kek, dan tolong juga dia diantar kalau mau berkunjung ke sini..” ucap Lingga Sari..
“Ayo aku antar. apa kalian bercerai?” tanya Kakek sambil bangkit berdiri dan menatap keluarga kecil itu.
“Tidak Kek, tidak cerai hanya Ayah nya Windy mau tinggal di bumi dan akan datang seminggu sekali..” ucap Lingga Sari sambil mengambil alih tubuh mungil Windy..
“Oooo syukurlah kalau kalian tidak bercerai.” Ucap Sang Kakek sebab di kerajaan alam gaib itu banyak juga penghuni alam gaib yang menikah dengan manusia biasa dan berakhir dengan perpisahan.
Wanandi mencium kedua pipi Windy berkali kali rasanya dia sangat berat meninggalkan anak semata wayangnya itu.. Wanandi pun mencium kening Lingga Sari..
“Jaga diri baik baik dan jaga anak kita ya...” ucap Wanandi dengan nada lembut..
“Iya Ayah.. Ayah juga hati hati..” ucap Lingga Sari yang kini menggendong tubuh mungil Windy..
Wanandi pun terus melangkah dan naik ke atas perahu..
“Dadah... Ayah... dadah ayah...” suara imut Windy sambil melambai lambaikan tangan mungilnya.. Lingga Sari dan Windy terus menatap perahu itu sampai hilang dari pandangan matanya..
Sementara itu perahu terus melaju membelah permukaan air danau yang tenang.. hingga akhirnya sampai di seberang di tepi danau.. perahu pun menepi di bibir pantai di tanah alam nyata. Setelah menyampaikan terima kasih Wanandi turun dari perahu.. dia terus berjalan untuk menuju ke desa asalnya..
Dalam menuju ke desa asalnya Wanandi melewati desa Atsari yang merupakan suatu desa yang dihuni oleh makluk gaib tetapi desa itu benar benar ada di alam nyata di bumi.. di desa atsari itu juga dulu Wanandi bertemu dengan Lingga Sari perempuan cantik yang membeli buah buahan dan sayur sayuran hasil kebunnya dan akhirnya mereka berdua saling jatuh hati.. Wanandi yang seorang pemuda petani dulu membawa hasil bumi nya untuk dijual di desa atsari itu, dan Lingga Sari saat itu disuruh oleh Sang Ratu untuk belanja keperluan kerajaan.
Wanandi terus melangkah menuju ke desa Luh Sari yang merupakan desa manusia biasa..
Setelah perjalanan dua jam dengan berjalan kaki akhirnya Wanandi sampai di desanya..
Sesaat ada suara seorang perempuan memanggil manggil namanya..
“Kakak.. Kakak Wanandi...” teriak suara perempuan itu sambil berlari dari halaman rumahnya mendekati Wanandi..
Wanandi pun menoleh.. tampak seorang perempuan muda bahenol dengan make up tebal berlari lari kecil di belakangnya..
“Mona? Kamu pulang kampung?” tanya Wanandi pada perempuan tetangga nya yang kerja sebagai asisten rumah tangga di Jawa..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
nanti kalau dah berkelana di dunia manusia, Windy bakal tau kata galo yg lainnya, yaitu Wong Kito Galo /Proud//Casual//Drool/
2024-12-13
6
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
wind wind ketemu lagi kitaaa 😍😚😘
2024-12-13
3
YuniSetyowati 1999
Waduh 😱 sepertinya calon ulet Keket nih 🙄
2024-12-13
1