Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Situasi Menjadi Sangat Sulit
Raja Yuto melesat dengan cepat setelah berhasil menghindar, memanfaatkan momentum untuk melayangkan tebasan horizontal dengan pedang cahayanya. Namun, Yose sudah bersiap, menahan serangan itu dengan pedang miliknya. Suara benturan logam memenuhi udara, menandakan intensitas pertempuran mereka.
"Aku mulai bosan meladeni mu," ujar Yose sambil mendorong Raja Yuto ke belakang. "Jika ini semua yang bisa kau lakukan, sebaiknya kau menyerah saja!"
Raja Yuto tersenyum tipis, membalik pedangnya hingga cahaya terang memancar lebih kuat dari sebelumnya. "Menyerah bukanlah pilihan seorang Raja Cahaya. Apalagi kepada seseorang yang hanya hidup dalam bayang-bayang masa lalu seperti mu."
Mendengar ejekan itu, Yose berteriak marah. Aura gelapnya membesar, menciptakan tekanan yang membuat tanah di sekitarnya retak. Dia melompat maju dengan kecepatan luar biasa, menyerang Raja Yuto bertubi-tubi. Namun, Raja Yuto berhasil menangkis setiap serangan itu dengan presisi, menunjukkan penguasaan seni pedang yang luar biasa.
Sementara itu, di luar pelindung cahaya
Para pengawal Raja Yuto berjuang menjaga pelindung tetap utuh. Salah satu dari mereka melaporkan ke pemimpin pasukan.
"Yang Mulia sedang bertarung dengan seseorang yang sangat kuat. Pelindung ini harus tetap bertahan, atau kita semua akan berada dalam bahaya."
Pemimpin pasukan itu mengangguk. "Kita akan melindungi Raja kita dengan nyawa kita."
Kembali ke dalam arena pertempuran
Yose mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, energi gelap terkumpul di ujungnya, membentuk sebuah bola kegelapan besar. "Jangan pernah meremehkan para Ksatria Kegelapan!" teriaknya sambil meluncurkan serangan besar-besaran ke arah Raja Yuto.
Raja Yuto melangkah mundur beberapa langkah, mengangkat pedang cahayanya ke depan. Cahaya keemasan menyelimuti tubuhnya, membentuk lapisan pelindung tambahan. "Jika itu kekuatan penuh mu, maka kau terlalu meremehkan ku!" serunya.
Dia memusatkan seluruh energi cahayanya ke pedangnya. Dalam hitungan detik, pedang itu memancarkan cahaya begitu terang sehingga membuat matahari tampak redup. "Ini adalah akhir dari pertarungan kita!" Raja Yuto melompat tinggi ke udara, lalu menebaskan pedangnya dengan kekuatan penuh.
Cahaya dari tebasan itu berbenturan dengan energi kegelapan Yose. Suara dentuman keras menggema, menggetarkan pelindung cahaya. Ledakan dahsyat terjadi, menciptakan angin kencang yang menyapu seluruh area. Para pengawal yang menyaksikan dari luar hanya bisa menahan napas.
Ketika asap dan debu mulai menghilang, Raja Yuto berdiri tegak di tengah arena. Pedangnya masih bersinar lembut, meskipun tubuhnya menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Di sisi lain, Yose tiba tiba bertepuk tangan seolah tidak terjadi apa apa.
"Kau benar-benar kuat ya? Sayangnya semua kekuatan yang kau keluarkan tadi tidak berguna bagi ku," ujar Yose sambil tertawa
"Apa?" ucap Raja Yuto yang terkejut
Yose pun tiba tiba berpindah dan berada di depan Raja Yuto. Dia pun menendang Raja Yuto hingga menabrak pelindung cahaya yang membuat pelindung cahaya sedikit retak.
Para pengawal yang melihat itu pun langsung berhenti mengaktifkan pelindung cahaya dan pergi menolong Raja Yuto yang sedang terluka parah.
"Bagaimana bisa seorang Raja Cahaya seperti mu tidak mampu melukai ku sedikit pun?" ujar Yose
Yose pun pergi dari sana dengan cara berubah menjadi asap berwarna hitam. Para pengawal yang panik pun bergegas membawa Raja Yuto kembali ke Kerajaan Cahaya.
"Cepat cepat! Siapkan gerobak kuda!" ucap pemimpin pasukan
Raja Yuto yang pingsan pun di bawa oleh para pengawalnya untuk kembali ke Kerajaan Cahaya. "Jika para penduduk melihat kondisi Raja Cahaya seperti ini, mereka pasti akan ragu jika berlindung di balik tembok cahaya milik Kerajaan Cahaya." ujar salah satu pengawal
Disisi lain, Tera yang sedang berada di wilayah barat bersama pasukannya terpaksa harus berteduh di hutan yang berisikan pohon pohon besar.
"Komandan! Sebaiknya kita mundur saja hari ini! Hujan disini sangat deras!" ucap salah satu pasukan sambil berteriak
Namun Tera pun masih tetap berdiri pada keputusannya. "Kita tidak bisa meninggalkan penduduk di wilayah barat! Mereka masih belum di evakuasi!" ujar Tera dalam keadaan hujan yang sangat deras
Wilayah barat beberapa hari ini selalu turun hujan yang sangat deras. Hal tersebut membuat para pasukan tidak bisa mengevakuasi para penduduk karena perjalanan ke desa tersebut sangatlah susah.
Tera pun menyuruh para pasukannya untuk maju jika dalam 1 jam ke depan hujan tidak berhenti juga. "Kita akan maju jika 1 jam ke depan hujan tidak berhenti juga! Jadi beristirahatlah!"
"Baik!" ujar para pasukannya
Tera pun terus memandangi bukit di mana desa yang belum mereka evakuasi itu berada. Namun tiba tiba Tera melihat sebuah petir yang menyambar ke arah bukit tersebut.
Tera yang melihat itu pun merasakan hal aneh akan segera terjadi. "Pertanda apa ini?" ujarnya
Setelah 1 jam menunggu. Hujan tetap tidak berhenti, mereka pun memutuskan untuk tetap maju ke arah bukit tersebut. Tera pun menyuruh mereka untuk membentuk formasi sebelum mendekat ke bukit tersebut.
"Bentuk formasi pertahanan!" ujar Tera sambil memacu kuda miliknya
"Baik!" ucap para pasukan
Mereka pun berpecah menjadi 4 kelompok yang akan masuk dari 4 bagian pintu utama yang ada di desa tersebut. "Desa dalam keadaan aman komandan!" ujar salah satu pasukan
Tera dan pasukan yang lain pun mulai masuk ke dalam desa dan langsung mengevakuasi mereka agar pindah ke dalam tembok cahaya. "Kosongkan desa ini! Ini adalah perintah dari Raja Cahaya! Ikutlah dengan kami ke dalam tembok Kerajaan Cahaya!" teriak Tera
Para penduduk yang mendengar itu pun sangat kebingungan namun mereka tidak bisa melawan perintah tersebut. Para penduduk pun mulai bergegas menyiapkan barang barang mereka dan pergi dari sana.
"Lewat sini!" ujar para pasukan
Para penduduk pun mulai menaiki gerobak kuda yang di bawa oleh para pasukan. Namun saat sedang mengevakuasi para penduduk, sebuah petir menyambar rumah yang berada di dekat Tera yang membuat dia terpental karena terkena ledakan.
Tera pun merasa pusing karena ledakan itu. Namun beruntung para penduduk telah berhasil di evakuasi dan pergi dari sana bersama pasukannya. Sedangkan pasukan yang tersisa akan mengecek kembali desa tersebut terlebih dahulu bersama Tera.
"Sial..." ucap Tera sambil berusaha untuk bangun
Dalam keadaan pusing, Tera berusaha untuk bangun agar dia bisa pergi ke tempat yang aman. Namun saat dia melihat ke sebelah kirinya, dia melihat seseorang dengan jubah berwarna abu abu yang memandanginya sambil tersenyum.
Tera yang melihat itu pun sangat terkejut. Saat kembali ke dalam kondisi normal, orang yang berada di hadapannya itu tiba tiba menghilang dari hadapannya.
"Apa yang sedang terjadi..." ujar Tera yang tidak percaya dengan apa yang dia lihat
Para pasukan yang tersisa pun datang menolong Tera yang sedang sedikit terluka karena ledakan tadi.
"Komandan Tera! Apa kau baik baik saja!" ucap salah satu pasukan sambil berlari ke arah Tera
___ END CHAPTER 11 ___