NovelToon NovelToon
Santri Badung Pemikat Hati

Santri Badung Pemikat Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Paksa
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: indah Mayaddah f

Terlahir dari keluarga broken home membuat Nirmala yang kerap dipanggil dengan Mala, sangat susah diatur oleh sang ibu sampai akhirnya dia di masukkan ke pesantren dengan harapan bisa membuatnya dapat berubah. Tetapi saat di dalam pesantren bukannya berubah, tetapi tingkahnya menjadi-jadi membuat guru-guru sampai gusnya pun pusing akan tingkahnya. Sampai suatu hari terjadi tragedi diantara keduanya, mereka terpaksa dinikahkan takut terjadi fitnah. Akankah Mala berubah sikap setelah menikah dengan gusnya atau malah semakin Badung ?. Yuk ! Baca Selengkapnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Busuk Ning Sinta

Mala dan gus Ahtar sedang berada di halaman rumah ndalem, dan mereka terlihat begitu mesra.

“Mal sekarang kamu jangan manggil aku lagi gus, kan kita sudah menikah dan mengungkapkan perasaan. Kamu panggil aku aa aja sama seperti adik-adikku” Ujar Gus Ahtar

“Kok gitu sih ?” Tanya Mala tidak terima

“Kan biar kelihatan mesra aja, atau panggil sayang juga boleh kalau kamu mau. Kan aku juga suamimu” Jawab Ahtar

“Ya sudah aku pangil aa, saja” Ucap Mala mengalah

Ning Sinta cemburu melihat gus Ahtar semakin hari semakin dekat dengan Mala. Sampai akhirnya ia membuat rencana untuk memisahkan gus Ahtar dengan Mala lewat cara halus.

“Nyebelin banget deh si Mala, bisa-bisanya membuat gus Ahtar jatuh cinta sama dia. Aku akan cari solusi gimanapun caranya agar aku jadi istri gus Ahtar” Ucap Ning Sinta

\*\*\*\*\*

“Sepertinya ini saatnya aku melakukan aksi saya. Kalau saya terus diam, saya bisa kehabisan kesempatan untuk mendapatkan gus Ahtar” Ucap Ning Sinta

Disaat jam istirahat ning Sinta pergi ke suatu tempat yang sangat sunyi untuk menelpon seseorang dan tidak ada seorang pun yang melihat ning Sinta sedang menelpon seseorang.

Dred Dred Dred

“Hallo”

“Iya ada apa ?”

“Kamu bisa bantuin aku gak ?”

“Bantuian apa teh ?”

“Tapi apa kamu sanggup menerima pekerjaan ini ?”

“Memangnya pekerjaan apa ?”

Ning Sinta pun membisikkan rencananya kepada seseorang tersebut dengan imbalan yang sayang besar.

“Astagfirulloh hal’adzim, mba saya gak mau takut dosa”

“Kamuy akin ?, saya berani bayar kamu 10 juta”

“10 juta mba ?”

“Iya, itu pun kalau kamu mau”

“Kalau saya terima saya dapat dosa, kalau saya tolak dari mana saya dapat uang untuk penobatan ibu. Ya sudah mba demi ibu saya, saya terima tawarannya”

“Bagus kalau begitu sekarang kamu siap-siap ke sini, nanti saya kasih kamu uang untuk pendaftaran masuk pesantennya. Nanti kamu bilang saja kalau kamu santri baru yang mau mondok di pondok ini”

“Baik mba”

“Nanti saat kamu masuk pesantren saya akan langsung memberikan uang tersebut kepadamu” telpon keduanya pun di tutup

“Akhirnya sebentar lagi apa yang akan menjadi keinginanku akan tercapai. Aku akan menjadi istri dari gus Ahtar sekaligus ning di pondok pesatren ini. Dan Mala, dia akan menjadi wanita hina yang dibenci oleh gus Ahtar”

\*\*\*\*\*

Keesokkan paginya seseorang yang di suruh ning Sinta telah sampai di pondok pesantren Rizkyllah, iya langsung mencari bagian pengurus pesantren.

“a mau nanya kalau ruangan pengelolaan pondok pesantren sebelah mana ya ?”

“Disana a”

“Oh, makasih ya a”

“Iya, sama-sama”

Dia langsung menuju ruang pengurus pesantren kemudia bertemu dengan ustad Dani.

“Assalamu’alaikum”

“Wa’alaikumsalam. Cari siaoa ya a?”

“Saya mau daftar mondok disini ustad”

“Oh boleh-boleh mari ikut saya”

“Namanya siapa a ?”

“Nama saya Lukman dari desa sebelah, ustad”

“Ya sudah saya antar kamu ke kamar sekarang”

“Terima kasih ustad”

Dari kejauhan ning Sinta telah memperhatikan Lukman.

“Akhirnya dia sampai juga”

Beberapa saat kemudian Lukman dan ustad Dani sampai di kamar pondok.

“Ini kamar kamu, ini kuncinya. Tapi kamu tidur sendirian gak papa kan ?, soalnya kamar lain sudah penuh”

“Gak papa ustad”

“Kalau gitu saya pamit dulu”

“Iya ustad terima kasih”

“Sama-sama”

Saat Lukman sedang membereskan pakaiannya, handphonenya berbunyi

Dret… Dret… Dret…

“Ini saya ning Sinta. Pastikan handphone kamu gak sampai di rampas pengurus pondok, kalau ada yang nanya bilang aja kamu gak punya hp” Ucap Ning Sinta

“Iya teh”

“Bagus”

Mala dan yang lainnya berada di meja makan, akan sarapan pagi bersama-sama dan kebetulan ning Hani pun berada di sana.

“Kamu di sini Hani ?” Tanya Mala

“Iya, aku lagi pengen makan bareng halian hehehe” Jawab ning Hani

“Oh” Ucap Mala

“Sini Mal duduk deket aku” Ajak ning Hani

“Oke” Jawab Mala

“Mal mana a Ahtar ?” Tanya ning Hani

“Tuh” Tunjuk Mala pada suaminya

“Mau makan sama apa ?” Tanya Mala kepada gus Ahtar

“Sama ayam goreng aja lah” Jawab gus Ahtar dan langsung di ambilkan oleh Mala

“Terima kasih sayang” Ucap Gus Ahtar lagi

“Ekhem ekhem ekhem, cie yang udah sayang-sayangan” Ledek ning Hani

“Sirik aja kamu dek” Jawab gus Ahtar

“Uma seneng kalian menerima pernikahan kalian. Benarkan uma ?” Ucap Abah Rais

“Iya bah bener, semoga langgeng sampe maut memisahkan kalian” Jawab Uma Hana

“Amin…” Jawab semuanya yang ada di meja makan

Setelah sarapan bersama ning hani dan Mala beriap-siap untuk masuk ke kelas, namun di perjalanan dia sekit perut alhasil di langsung ngacir ke toilet.

“Kalian duluan aja ke kelas, akum au ke kamar mandi dulu” Ucap Mala

“Mau apa kau ke kamar mandi ?” Tanya Sri

“Mau karokean” Jawab Mala kesal

“Masa di kamar mandi mau karokean” Ucap Ririn

“Yau dah lah aku ke kamr mandi dulu” Jawab Mala

Mala pergi ke toilet umum, setelah selesai ia keluar. Iya tidak sengaja menengok kearah samping melihat ada laki-laki yang diam di dekat ujung pembatas pondok dan di bawahnya terlihat seperti jurang. Mala desat-gesit menghampiri orang itu karena takut orang itu mau bunuh diri.

“Itu orang ngapain di sana, itukan bawahnya jurang. Dan di bawahnya seinget aku dalem baget. Jangan-jangan diam au bunuh diri lagi”

“Woy…. Jangan bunuh diri woy” Teriak Mala

Mala menarik laki-laki tersebut. Sebelum di tarik tubuh laki-laki itu telah menghadap Mala. Karena kurang keseimbangan laki-laki itu jatuh menimpa tubuh Mala, kemudian ada santri yang memergoki mereka.

“Ahhhhhhhh….. Bruk”

“Kamu siapa ?”

“Kamu siapa ?, Kamu gila ya. Kamu mau bunuh diri sini”

“Siapa yang mau bunuh diri”

Santri yang memergoki Mala langsung gesat-gesit menghubungi pengurus dan tidak sengaja santri tersebut bertemu dengan gus Ahtar di jalan.

“Kamu kenapa berlarian seperti itu ?”

“Anu, itu gus ning Mala”

“Mala kenapa ?, Berantem ?”

“Bukan gus, ning Mala sama laki-laki di dekat toilet”

“Sama laki-laki gimana maksudnya ?”

“Saya gak bisa jelasin, gus lihat saja sendiri”

Gus Ahtar berlari menghampiri Mala, sesampainya di sana gus Ahtar kaget dan marah.

“Kamu cepat bagung keburu ada orang liat kita bisa jadi salah paham. Cepetan ini tubuh saya sakit” Ujar Mala

“Pelan-pelan bangunnya” Ucap Lukman

“Astagfirulloh, ngapain kamu sama laki-laki disini ?. kalian mau berbuat mesum ?” Tanya gus Ahtar marah besar

“Gus jangan salah paham dulu ini gak seperti apa yang gus lihat. Tadi diam au jatuh ke jurang ini terus akuberusaha nolongin tapi malah aku ke bawa jatuh” Jawab Mala

“Gak gus gak gitu di tadi merayu saya ngajak ke sini. Gak mungkin kan gus saya bunuh diri saya juga punya iman. Perempuan ini bilang dia ingin lepas dari gus Ahtar makanya dia merayu saya agar gus Ahtar menceraikan dia. Saya juga gak ngerti kenapa perempuan ini seperti ini, padahan disini saya santri baru gus” Ucap Lukman

“Siapa nama kamu ?” Tanya gus Ahtar

“Saya Lukman santri baru disini” Jawab santritersebut

“Enggak gus, gak gitu dia berbohong” Ucap Mala sambil mennagis

“Saya gak bohong ustad. Lagian mau apa saya disini inikan toilet perempuan” Ujar Lukman

Gus Ahtar marah kepada Mala iya menyeret Mala secara paksa sampai Mala merasa kesakitan.

“Sini kamu ikut saya” Ucap Gus Ahtar sambil menarik tangan Mala dengan kasar

“Aww… sakit gus”

Gus Ahtar tidak menghiraukan ucapan Mala bahkan ia malah membentak Mala.

“DIAM KAMU”

Teman-teman Mala memperhatikan dari kejauhan dan mereka menghampiri gus Ahtar dan Mala.

“A Ahtar” Ucap ning Hani

“Apa sih” Jawab Gus Ahtar

“Lepasin tangan Mala, dia kesakitan” Ucap ning Hani

“Biarin dia merasa akibat apa yang dia lakukan” Jawab gus Ahtar

“Memang Mala berbuat salah apa sampai membuat aa semarah ini ?” Tanya ning Hani

“Di aitu sudah mencemarkan nama baik pondok ini dia rela berbuat mesum dengan santri disini hanya karena ingin aku menceraikannya” Jawab gus Ahtar

“Gak mungkin a, Mala seperti itu” Ucap ning Hani

“Kamu jangan terlalu percaya sama dia, dia bisa berkamuflase” Jawab gus Ahtar

Ning Sinta yang melihat itu merasa senang, ia berhasil mengadu domba Mala dengan gus Ahtar.

“Sebentar lagi perempuan itu akan pergi dari sini dan aku akan menjadi satu-satunya wanita yang menjadi istri gus Ahtar. Rasain kamu” Ucap ning Sinta

Sesampai di ndalem uma Hana dan Abah Rais terlihat kaget melihat gus Ahtar melempar Mala ke lantai.

Bruk….

“Astagfirulloh hal’adzim. Nak kamu apa-apaan ? kamu jangan kasar sama perempuan di aitu istri kamu” Ucap Uma Hana

“Istri yang tidak bisa menghargai suaminya, istri yang membuat suaminya malu memang pantas diginiin” Jawab Gus Ahtar

“Asatgfirulloh, istigfar nak. Kenapa kamu bicara seperti itu ?, tahan emosi kamu. jelaskan baik-baik pada abah apa yang telah terjadi ?” Tanya Abah Rais

Gus Ahtar menceritakan semuanya kepada kedua orang tuanya, di sana juga ada kakak dan kakak iparnya yang sedang berkujung mendengarkan apa yang diceritaka oleh gus Ahtar.

“Sekarang juga kamu kemasi brang-barang kamu dan kamu pergi dari hadapan saya jangan pernah tunjukkan wajah kamu di depan saya lagi. Angkat kaki dari pondok ini, saya benci kamu” Ucap gus Ahtar sangat murka

“Saya beneran tidak melakukannya abah uma” Ucap Mala sambil terus menangis lalu uma Hana membawa menantunya ke dalam pelukannya.

“Kamu itu Tar, bicar dengan baik-baik kepada istrimu. Teteh juga gak pernah dikasarin sama a Miftah” Ujar ning Putri kepada adiknya

“Aku mau pulang aja uma ke rumah bunda” Ucap Mala final

“Tapi ini sudah sore nak, uma tajut kenapa-napa di jalan” Jawab uma Hana

“Maafu ma, saya gak bisa di sini sama suami yang tidak pernah sayang sama saya” Ucap Mala

“Tunggu sampai besok aja ya, na” Ujar Abah Rais

“Tidak bisa bah, kalau bisa sekarang juga aku ingin bercerai denga gus Ahtar” Jawab Mala

“Istigfarna, jangan bilang seperti itu” Ucap Uma Hana

“Tapi ini faktanya, kami menikah karena keterpaksaan. Saya tidak mencintai gus Ahtar tetapi aku mencintai gus Zayan. Oh iya aku baru ingat, di dunia ini tidak ada orang yang peduli dengan saya semuanya bertingkah sesuka hati mereka masing-masing” Ujar Mala

“Bukan gitu nak, justru itu kami sangat peduli padamu” jawab Uma Hana

“Kalau kalian peduli kenapa dulu kalian memutuskan menikahkan aku dengan gus Ahtar sedangkan aku sudah menolaknya ?” Tanya Mala

“Itu demi kebaikan kamu juga, nak” Jawab Uma Hana

“Bukan, itu cuma alasan saja. Aku tahu itu karena untuk mejaga reputasi pesantren inikan ?” Tanya Mala

“Kami tidak seburuk itu …” Jawab Abah Rais berbohong

“Kalian berbohong” Ucap Mala meninggalkan ndalem dan merlari keluar

Dia ke asrama terlebih dahulu untuk membawa Sebagian barang-barangnya, dan sedikit uang yang tersisa di asramanya. Tak lupa dia punberpamitan kepada teman-temannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!