Deskripsi Novel: "Bayang di Balik Jejak"
Di kota kecil Rivermoor yang diselimuti kabut, sebuah rumah tua bernama Rumah Holloway menyimpan rahasia kelam yang tidak pernah terungkap. Sejak pembunuhan brutal bertahun-tahun lalu, rumah itu menjadi simbol ketakutan dan misteri. Ketika Detektif Elena Marsh, yang penuh ambisi dan bayangan masa lalu, ditugaskan untuk menyelidiki kembali kasus tersebut, dia segera menyadari bahwa ini bukan sekadar pembunuhan biasa.
Jejak-jejak misterius membawanya ke dalam jaringan ritual gelap dan pembunuhan berantai yang melibatkan seluruh kota. Setiap langkah yang diambilnya memperdalam keterlibatannya dengan sesuatu yang lebih jahat daripada yang pernah ia bayangkan. Namun, ancaman terbesar justru datang dari bayang-bayang yang tak kasatmata—dan nama Elena ada di daftar korban berikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JEJAK DI BALIK BAYANGAN
Malam itu terasa lebih gelap dari biasanya. Elena duduk di kamar kecil yang kini menjadi tempat perlindungannya di rumah Edward. Lilin-lilin kecil yang berbaris di meja bergetar pelan diterpa angin yang entah dari mana asalnya. Pedang peninggalan Liam tergeletak di samping tempat tidurnya, memancarkan aura dingin yang tak kasat mata.
Edward telah memperingatkannya—bahwa setiap artefak memiliki keinginan sendiri. Namun, malam ini, pedang itu terasa berbeda. Seolah-olah ia memanggil Elena, memintanya untuk bangkit dan mendengarkan.
Dan dia mendengarnya.
---
Bisikan dalam Gelap
“Elena…”
Suara itu datang dari sudut ruangan, lembut namun menggetarkan hati. Elena menoleh cepat, matanya menyapu setiap bayangan. Tapi tidak ada siapa pun.
“Elena…” Suara itu kembali, kali ini lebih dekat.
Dengan hati-hati, Elena meraih pedang dan berdiri. Dia melangkah ke arah suara itu, yang membawanya keluar dari kamar dan menuju lorong panjang yang remang-remang.
“Elena, bantu aku…”
Langkah-langkahnya berhenti di depan sebuah pintu yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Pintu itu terbuat dari kayu tua yang retak, dengan simbol-simbol aneh terukir di permukaannya.
“Elena, buka pintunya.”
Dengan ragu, Elena meraih pegangan pintu dan mendorongnya perlahan. Di balik pintu itu, ada ruang yang dipenuhi dengan cermin-cermin tua, sama seperti yang pernah dia lihat di Black Hollow. Tapi kali ini, bayangan di cermin bukan hanya dirinya.
---
Wajah di Balik Cermin
Elena mendekati salah satu cermin terbesar di tengah ruangan. Bayangannya di sana tidak bergerak seperti biasanya. Sebaliknya, bayangan itu menatapnya dengan mata yang penuh rasa sakit.
“Elena…”
Dia terhuyung mundur ketika bayangan itu berubah menjadi wajah Liam. Namun, ada sesuatu yang salah—wajahnya tampak lebih gelap, dengan bayangan hitam menutupi sebagian besar wajahnya.
“Liam? Apa yang terjadi padamu?”
“Aku terjebak,” jawabnya dengan suara yang terdengar jauh dan bergetar. “Mereka tidak akan membiarkan aku pergi.”
“Siapa mereka?”
Liam tidak menjawab. Sebaliknya, cermin-cermin di sekitarnya mulai bergetar, memantulkan bayangan-bayangan gelap yang bergerak cepat.
“Elena, kamu harus pergi sekarang!” Liam memperingatkan.
Tapi sebelum Elena bisa bereaksi, cermin-cermin itu pecah, dan bayangan hitam melompat keluar, mengelilinginya.
---
Pertarungan Melawan Bayangan
Bayangan-bayangan itu bergerak dengan cepat, menyerang Elena dari segala arah. Tapi pedang di tangannya mulai bersinar, seolah-olah hidup kembali. Dengan satu ayunan, Elena berhasil menebas salah satu bayangan, yang menghilang dalam semburan cahaya.
Namun, bayangan-bayangan lain tidak mundur. Mereka terus mendekat, memaksa Elena untuk bertarung dengan semua kekuatan yang dia miliki.
“Elena, fokus!” Suara Liam terdengar di kepalanya. “Pedang itu adalah kunci. Gunakan kekuatannya!”
Elena menutup matanya sejenak, merasakan energi yang mengalir melalui pedang itu. Ketika dia membuka matanya kembali, cahaya terang meledak dari pedang, menghancurkan semua bayangan di sekitarnya.
---
Kembali ke Dunia Nyata
Ketika Elena sadar kembali, dia menemukan dirinya terbaring di lantai kamar, dengan Edward berdiri di atasnya. Wajahnya penuh kekhawatiran.
“Apa yang terjadi?” tanya Edward.
Elena mengambil napas dalam-dalam, mencoba memproses apa yang baru saja dia alami. “Liam… dia masih terjebak. Dan ada sesuatu—sesuatu yang lebih besar dari yang kita duga.”
Edward mengangguk pelan. “Maka kita harus bersiap. Ini belum berakhir.”
Elena bangkit dengan tekad baru. Dia tahu bahwa perjalanan ini belum selesai. Dan kali ini, dia tidak akan berhenti sampai semua misteri terungkap dan Liam benar-benar bebas.