NovelToon NovelToon
Kamu Diantara Kita

Kamu Diantara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / JAEMIN NCT
Popularitas:976
Nilai: 5
Nama Author: Sunshine_1908

Kisah cinta diantara para sahabat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunshine_1908, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan-Perasaan yang Terpendam

"Kenapa lagi lo?" Juan merasa aneh karena tak biasanya Jaryan duduk begitu lama di bar miliknya, apalagi karena ia terus menerus minum sampai masuk ke dalam kondisi mabuk berat.

"Gue seharian perang batin fotoin mereka." Jaryan memberikan ponselnya yang berisi halaman utama website RMS Design, milik Marvin yang belum lama diunggahnya.

"Jishan sama Cya?" dibanding mengangguk, Jaryan lebih nampak seperti tengah memukulkan kepalanya ke atas meja bar di depannya.

"Kok bisa?"

"Cocok aja, jadi gue ganti aja." jawabnya terdengar malas-malasan.

"Maksud lo gimana? Kalau emang diganti, kenapa bisa sampai pasangan kayak gitu coba?"

"Jadhi...mwerekha ithu... harusnyia pwasanghaaan bwuat iklaaaaan khan...." ujarnya menyerocos namun terdengar mirip sedang berkumur saking tidak jelasnya.

"Mereka pasangan buat iklan?" ulang Juan yang diangguki langsung oleh Jaryan.

Untungnya, Juan mengerti dengan apa yang dikatakan Jery. Karena jika tidak, pasti akan menimbulkan perdebatan sendiri diantara mereka. Dibandingkan ingin mengutarakan perasaan.

"Khaizan ajakin Nicya." sambungnya lesu.

"Khaizan yang ajak, kok Jishan yang jadi?" bingung Juan.

"Karena gue ganti."

"Lo yang minta ganti?" Jery mengangguk. "Tapi kenapa? Ada-ada aja lho ah.." Juan benar-benar tak paham dengan jalan pikiran sahabat sekaligus sepupunya itu.

"Gak cwucuok samma konceeepp.."

"Cuma gara-gara konsep?" lagi-lagi Jery mengangguk.

"Bukannya sebagai lakinya, lo harusnya ngelarang dia? Kenapa malah di support sih? Kalau lo larang kan gak usah sampai galau begini." Juan semakin tidak paham dengan jalan pikiran Jaryan yang terdengar begitu aneh untuknya.

Bukannya seorang suami seharusnya akan melarang istrinya untuk dekat dengan pria lain? Bahkan kalau mungkin mereka akan mengurung istri mereka di rumah agar tidak lebih dekat dengan pria lain.

Tapi ada apa dengan Jaryan? Bahkan sebelumnya ia pernah menghajar Jishan hanya karena pemuda itu meminjamkan jasnya kepada Cya. Lalu, ada apa dengan dirinya hari ini?

"Jadi, gue itu....malam nyahhhhh...."

"Iya, malamnya kenapa?" Juan masih begitu penasaran dengan alur ceritanya, ia pun memilih untuk tetap sabar dan menunggu kelanjutan cerita dari Jaryan.

"Denger dia nangiiiiiis di khamar..." Jaryan memanyunkan bibirnya seolah tengah memparodikan Nicya yang tengah merajuk.

"Gue gak bisaaaa.... Dia jatuh cinta sama Khaizan....Huaaaaa...." Ucapan Jaryan terdengar lebih jelas dari sebelumnya.

Ditambah dengan suara tangisan yang terdengar begitu keras dan memilukan, mirip seperti bocah yang tidak diberi permen oleh orang tuanya.

"Gue gak tahu sejak kapan, hiks..." Jaryan mengelap ingusnya dengan ujung jaketnya, hingga membuat Juan merasa jijik dan melemparkan kotak tissue yang berada di atas meja ke kepalanya.

"Aduh, sakiiit..." rengeknya. Namun ia masih meraih kotak itu untuk menguras habis isi tissue di dalamnya.

"Jadi... Dia itu dulu sempat simpati sama Jishan, Hiks... Terus gue paksa dia, gue paksa untuk nyentuh dia. Gue juga minta dia untuk jauhin Jishan."

"Hmmm, terus?"

"Dia nurut, tapi jauhin gue juga, hiks...." rengeknya semakin menjadi-jadi.

"Apa karena dia sering nginep di tempat Clarissa ya?" Juan memutar kursinya menghadap ke arah Jaryan.

"Mmmmaksud lo?" tatap Jaryan semakin sendu.

"Mereka sering menghabiskan waktu bersama kan pastinya. Khaizan kan sekarang juga udah jarang ngumpul bareng kita, keseringan di rumah dianya. Wajar sih dia betah, orang ada Nicya di rumahnya."

"Huaaaaaa" isak Jaryan semakin keras.

"Mereka juga udah tiga tahun bareng jadi King and Queen kampus kan. Mereka jadi punya waktu lebih banyak buat berduaan gak sih? Mirip kejadiannya sama dia dan Jishan waktu SMA. 'King and Queen SMU Amadya'. Trus sekarang? 'King and Queen Universitas Bina Bangsa?"

Jaryan menengguk habis sebotol besar utuh wine yang ada di hadapannya. Pandangannya perlahan mulai membuyar, hingga kepalanya terhempas ke atas meja bar di depannya.

Juan mencoba melambai-lambai di hadapannya, namun tak ada reaksi sama sekali.

"Wah, udah tepar aja dia." Juan berkacak pinggang, sembari geleng-geleng kepala heran dengan tingkah sepupunya itu.

"Kemarin dia, sekarang malah lo."

...----------------...

Dua puluh empat jam sebelumnya....

Seperti biasa, di malam jum'at hingga minggu Juan akan lebih sering menemukan keberadaan Chloe di bar miliknya.

Menari di atas lantai dansa, dengan pakaian super sexy yang terkadang mengekspose punggungnya, terkadang juga pahanya. Entah itu gaun dengan punggung terbuka atau, rok dengan belahan yang sangat tinggi.

Sebotol wine pasti terparkir manis di dalam genggamannya, dengan sebelah tangan lainnya menggenggam mic yang ia gunakan untuk melantunkan nyanyiannya yang tidak bersahabat dengan nada serta irama.

"Chloe, please gue mohon turun!" pinta Caelen memelas, namun masih tidak dihiraukan olehnya.

"Kalau lo gak mau turun, kita duel. Kalau lo kalah, lo ikutin kata-kata dia." tantang Nicya yang entah sejak kapan sudah berada disana.

"Kalau elllo yang kaaalahhhhh?" tantang Chloe balik, masih dalam keadaan setengah sadar.

"Gue akan habisin lima botol wine sekaligus." jawabnya mantap.

Juan yang diam-diam memperhatikan di balik meja bar, hanya bisa geleng-geleng kepala. Gadis itu memang unik, pikirnya.

Entah apa alasan Nicya sampai bisa masuk ke dalam bar nya pada tengah malam seperti ini. Tapi caranya yang selalu berusaha keras untuk membantu Chloe sejak lima tahun lalu, selalu membuatnya berdecak kagum.

"Diapain lagi dia sama adek lo?" Juan menghampiri Caelen yang nampak tengah frustasi dengan kelakuan adik kembarnya.

"Gue gak ngerti, nih anak susah banget di bilangin. Tadi mama, papa berantem lagi. Kayaknya Chloe nelfon Cya deh. Gue juga gak ngerti. Dari tadi Chloe emang nungguin seseorang, tapi karena orangnya gak dateng-dateng dia naik ke atas." berbeda dengan Caelen, Juan seakan paham dengan situasi yang tengah terjadi diantara mereka.

"Lo benar-benar istimewa Cya. Wajar kalau mereka semua tergila-gila sama lo. Dan mungkin gue juga." lirih Juan kagum.

...----------------...

"Maaf, gue gak tahu kalau lo sebenci itu buat barengan sama gue." Mercy nampak kikuk saat dirinya ditinggal bersama Khaizan di lokasi syuting iklan mereka.

Marvin nampak begitu sibuk bersama timnya untuk promosi produk terbaru. Nicya langsung pergi bersama dengan Jaryan. Hanya tinggal dirinya bersama Khaizan.

Dengan penolakan yang diberikan oleh Khaizan secara terang-terangan pada saat syuting tadi, membuat Mercy menyalahkan dirinya sendiri.

Apalagi karena ia memang pernah membagi kisahnya dengan Jaryan.

"Gue suka dia Jer, dan gue gak tahu kenapa." ujarnya kepada Jaryan suatu hari.

"Aku cuma mau dekat sama Cya. Aku suka dia, bukan berarti aku membenci kamu Mer. Maafin aku ya? Karena udah bikin kamu salah paham." ujar Khaizan kepadanya, Mercy hanya bisa tersenyum tipis.

Khaizan memang tak membencinya, namun mendengarnya secara langsung dari mulut Khaizan bahwa ia mencintai Nicya. Membuat hatinya ikut terluka.

"Lo tahu, dia istri gue. Wajar kalau gue gak suka ada yang dekat sama dia." anehnya, perkataan Jaryan juga ikut terngiang di telinganya.

Mercy ingin membantu Khaizan, apapun demi cintanya. Asal Khaizan bahagia, ia akan rela meski itu artinya ia harus melepasnya dengan

wanita lain. Namun perkataan Jaryan terus saja terngiang di dalam kepalanya.

Sama seperti Clarissa, ia juga tahu kalau Jaryan dan Nicya sudah menikah. Menurutnya pernikahan itu adalah hal yang sakral, ia tak mungkin memisahkan Jaryan juga Nicya karena mereka telah terikat hubungan sakral pernikahan.

Apa benar yang dikatakan oleh Jaryan? batinnya. Apa ia memang harus memperjuangkan cintanya kepada Khaizan. Apa cara Itu memanglah cara yang terbaik?

"Boleh bantu antar aku pulang?" Mercy akhirnya memberanikan diri untuk mengutarakan niatnya kepada Khaizan.

Meski awalnya ia takut jika Khaizan akan menolaknya mentah-mentah. Namun ternyata anggukan sekilas dari Khaizan lengkap dengan seulas senyum tipisnya yang begitu menggetarkan hati telah membuatnya lupa dengan keyakinannya.

"Lo benar Jer, gue gak boleh kehilangan dia." batinnya penuh keyakinan.

1
Ridwan Nakku
kuuuuyylah semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!