Bagaimana rasanya jika kau mencintai saudara sepupumu sendiri? Jawabannya kenapa tidak! Jika sepupu mu itu adalah pria yang sangat tampan, baik, walaupun sifat dan sikapnya sangat dingin sedingin kutub Utara.
Itulah yang dialami seorang Baby Arbeto, gadis cantik berusia delapan belas tahun yang sangat mencintai Agam Mateo kakak sepupunya sendiri. Seorang pria yang terkenal sangat dingin, kaku, dan tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun.
Tapi sayangnya Agam Mateo tidak merasakan hal yang sama, pria itu sejak dulu selalu menganggap Baby seperti adiknya sendiri. Dan mana mungkin seorang kakak mencintai adiknya.
"Mencintaimu adalah sebuah anugerah bagi ku." Baby Arbeto.
"Dicintaimu adalah sebuah musibah untuk ku." Agam Mateo.
Bagaimanakah perjalanan kisah cinta ke-duanya? Apakah pernikahan antar sepupu akan terjadi? Yuk ikuti kisah cinta mereka yang lucu dan menggemaskan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Apa yang kau punya?
"Kenapa kau tidak mencintai aku?" tanya Baby dengan menautkan kedua alisnya.
"Sudah aku katakan karena kau sudah aku anggap seperti adikku sendiri." Lagi-lagi Agam menghela napasnya dengan kasar.
"Tapi aku mencintaimu." Baby menatap wajah tampan di hadapannya dengan penuh harap.
"Apa yang kau punya sehingga berani mencintai aku?" tanya Agam dengan dingin dan tajam.
"Yang aku punya?" Baby berpikir sesaat lalu tersenyum. "Aku cantik, aku terkenal, dan kekayaanku sangat banyak."
Agam tertawa sinis. "Tapi bagiku wajahmu jelek, nama dan kekayaan itu milik keluargamu! Dan tanpa mereka kau bukan siapa-siapa!" Setelah mengatakan itu Agam segera masuk ke dalam mobilnya, lalu menyuruh Jonathan untuk menjalankan kendaraan mereka. Meninggalkan Baby yang masih berdiri di tempatnya dengan wajah yang terkejut.
"Wajahku jelek?" dengan segera Baby membuka tasnya untuk mengambil cermin kecil yang selalu ia bawa. "Ya ampun, wajah secantik ini dibilang jelek? Dan tadi dia bilang apa? Nama dan kekayaan yang aku punya milik keluargaku?" Baby mendengus kesal, menatap mobil yang ditumpangi oleh Agam yang sudah pergi menjauh entah kemana.
Ia pun segera pergi dari tempat tersebut dengan segala umpatan yang ada di dalam hatinya. "Jangan kau pikir menolak cintaku dengan perkataan kasar seperti tadi membuat aku mundur untuk mendapatkan cintamu! Karena di dalam kamus hidupku tidak ada kata menyerah." Ucap Baby dengan penuh semangat, lalu ia mendengar suara tepuk tangan seseorang.
"Wow aku suka dengan semangat yang kau punya itu."
Deg.
Baby yang terkejut langsung menatap kearah sumber suara, dan baru menyadari jika di sampingnya ada seorang pria yang berdiri. Pria tampan dengan tinggi kurang lebih seratus tujuh puluh sentimeter itu, membuka kacamata hitamnya dan menatap dirinya dengan tersenyum.
"Kau siapa?" Baby menelisik pria tersebut dari atas sampai bawah.
"Aku?" ia menunjuk dirinya sendiri lalu tersenyum. "Aku rasa namaku tidaklah penting."
"Ya memang namamu tidak penting." Sahut Baby dengan ketus, lalu mengambil ponselnya untuk mengirimkan pesan singkat pada Liam agar menjemput dirinya.
"Tapi namamu penting, boleh aku tahu siapa namamu?" Pria itu mengulurkan tangannya.
Dengan ragu-ragu Baby menerima uluran tangan tersebut. "Lea," Ucap Baby dengan berbohong.
"Nama yang cantik secantik orangnya." Pria itu terus menatap gadis di sampingnya. "Percayalah Nona Lea, siapapun pria yang sudah menolak cintamu pasti akan menyesal."
"Tentu saja dia akan menyesal sudah menolak wanita secantik diriku." Sahut Baby dengan penuh percaya diri.
Membuat pria itu tertawa sambil menggelengkan kepalanya, karena baru kali ini ia melihat seorang gadis yang penuh percaya diri.
"Baiklah Nona Lea, aku harus pergi dulu karena mobilku sudah datang." Pria itu memakai kacamata hitamnya, lalu membuka pintu mobilnya.
"Eh tunggu!" Baby menahan pria tampan itu. "Kau tidak boleh pergi dari tempat ini! Karena yang harus pergi duluan itu aku!" Baby mengambil kacamata yang selalu ia bawa di dalam tasnya, lalu mengenakannya sambil berjalan meninggalkan pria yang ia sendiri tidak tahu siapa namanya.
"Menarik!" Pria itu menatap punggung gadis cantik tersebut dengan senyum dibibirnya. "Jika aku bertemu lagi denganmu, maka tidak akan pernah aku lepaskan!"
*
*
Sementara di tempat lainnya di sebuah mobil mewah milik Agam Mateo, Jonathan tampak heran melihat sikap tuannya yang sejak tadi diam saja. Bahkan ponsel yang selalu ada di tangan pria itu, tampak di diamkan saja tak tersentuh sedikitpun.
"Tuan bagaimana dengan Nona Baby? Dia pulang naik apa?" Jonathan memberanikan diri untuk bertanya, karena terus terang saja ia khawatir dengan keadaan sepupu tuannya itu.
"Aku tidak peduli!" Agam yang baru tersadar dari lamunannya, menatap jam yang melingkar dipergelangan tangannya. "Kau tunda pertemuan kita dengan Mr. Orlando!"
"Tapi Tuan."
"Lakukan dan jangan banyak bertanya!"
"Baik Tuan." Jonathan menghela napasnya dengan kasar, kini ia yakin ada permasalahan yang terjadi antara tuan Agam dengan nona Baby, terkait pernyataan cinta yang tadi di ucapkan oleh adik dari Boy Arbeto.