Ditengah keterpurukannya atas pengkhianatan calon suami dan sahabatnya sendiri, Arumi dipertemukan dengan Bara, seorang CEO muda yang tengah mencari calon istri yang sesuai dengan kriteria sang kakek.
Bara yang menawarkan misi untuk balas dendam membuat Arumi tergiur, hingga sebuah ikatan diatas kertas harus Arumi jalani demi bisa membalaskan dendam pada dua orang yang telah mengkhianatinya.
"Menjadi wanitaku selama enam bulan, maka aku akan membantumu untuk balas dendam."_ Bara Alvarendra.
Simak dan kepoin ceritanya disini yuk 👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 : Ikatan Diatas Kertas.
"Tega ya kalian!"
Arumi Syakila Maheswari menatap kecewa sekaligus jijik pada dua orang yang sedang berlindung dibawah satu selimut yang sama. Bahkan dua manusia yang berstatus sebagai pacar dan sahabatnya itu sedang berada di dalam satu ranjang dan dalam keadaan telanjang. Tubuh mereka hanya tertutup oleh selimut tebal diruangan kamar apartemen tersebut.
Bukan hanya rasa kekecewaan, rasa marahnya pun mendidih sampai ke ubun-ubun. Pernikahannya sudah didepan mata, tapi dia malah harus melihat pengkhianatan seperti ini.
"Rum, aku bisa jelaskan," Randy ingin bangun namun tertahan oleh suara keras Arumi.
"Cukup!" Tegas Arumi dengan tangan satu terangkat, saat ini dia sedang tidak berniat untuk mendengarkan penjelasan apapun. "Lusa adalah pernikahan kita, tapi kamu tega mengkhianatiku seperti ini, Randy Prayoga!"
"Dan kamu, Delia Puspitasari," tunjuknya beralih pada wanita yang hanya menutupi tubuhnya dengan balutan selimut tebal. Wanita itu bahkan hanya bisa diam seribu bahasa saat kelakuan bejatnya terpergok, "Kamu tak ubahnya seperti seorang pelacur!"
Tak sedikitpun air mata keluar dari mata cantik gadis berusia 22 tahun itu. Sebisa mungkin Arumi tidak ingin terlihat lemah dihadapan dua manusia pengkhianat dihadapannya. Meski tak bisa dipungkiri, jika saat ini hatinya sangat hancur berkeping-keping.
Arumi melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ruangan apartemen tersebut. Randy yang ingin mengejar segera ditahan oleh Delia.
"Tidak perlu dikejar Ran, percuma... Arumi tidak akan mau mendengarkan penjelasan kamu." Delia pikir saat ini percuma untuk menjelaskannya pada Arumi, sahabatnya itu butuh waktu untuk sendiri dulu.
Dengan langkah gontai Arumi meninggalkan area gedung apartemen. Setelah cukup jauh, air matanya berhasil lolos begitu saja tanpa bisa dia cegah lagi. Dadanya terasa begitu sesak.
Dua tahun Arumi menjalin kasih dengan Randy, berharap lusa akan menjadi hari yang indah untuk mereka dengan mengikat janji suci pernikahan. Namun sekarang, dia harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Randy sudah tidur dengan Delia, sahabat baik Arumi sendiri.
Langkah Arumi terus membawanya menerobos kegelapan malam yang dingin itu. Suasana malam kian mencekam, hanya tiupan angin yang berhembus menyapu kulit. Jalanan yang biasanya ramai oleh orang-orang yang berlalu lalang kini pun nampak sepi, mungkin karena hujan besar yang mengguyur kota sore tadi.
Arumi menghentikan langkahnya tepat di tengah-tengah sebuah jembatan, pandangannya menatap jauh lurus ke depan. Sekarang, apa yang harus dia katakan pada keluarganya? Sementara undangan pernikahan sudah tersebar dimana-mana.
"Ibu... Aku ingin ikut denganmu..."
Dibawah sana, air sungai mengalir dengan sangat deras, bahkan warna airnya nampak kecoklat-coklatan. Langit tanpa sinar bulan dan bintang kembali menurunkan rintik-rintik hujan gerimis.
Arumi membungkukkan tubuhnya hingga perutnya menyentuh pagar pembatas jembatan tersebut, perlahan dia menutup kedua matanya rapat-rapat. Arumi menarik nafasnya dalam-dalam dan bersiap membawa tubuhnya untuk terbang bebas hingga semua beban hidupnya akan hilang seketika.
"Hahhh..."
Hampir saja Arumi melompat jika sebuah tangan tak menahan perutnya dan menariknya ke belakang. Hingga kini tubuh Arumi terjatuh diatas tubuh seseorang.
"Kalau mau mati jangan disini. Jalan ini sering aku lewati, jadi aku tidak mau dihantui disini,"
Terdengar suara seorang pria. Buru-buru Arumi bangun dari atas tubuh pria itu.
Bara Alvarendra, seorang lelaki berusia dua puluh delapan tahun. Dia merupakan pewaris tunggal perusahaan Alva Group. Wajah tampan dan tubuh tinggi tegapnya membuatnya digilai banyak wanita. Sayangnya Bara sudah melabuhkan hatinya pada seorang wanita bernama Monica, namun cinta mereka terhalang restu sang kakek.
Bara ikut bangun dan kembali berdiri dengan tegak. Dia menepuk-nepuk jasnya yang sedikit kotor. Seorang pria lainnya datang menghampiri ke arah mereka, dia adalah asisten Roy.
"Tuan Bara, anda tidak apa-apa?" Tanya asisten Roy.
"Aku tidak apa-apa," jawab Bara, kemudian Bara mengalihkan pandangannya pada gadis dihadapannya. "Bagaimana denganmu? Apa ada yang luka?"
"Untuk apa memperdulikan aku, mengganggu saja!!" ujar Arumi dengan tatapan sinis, kemudian dia memalingkan wajahnya kesamping untuk menyeka air matanya.
"Astaga, sudah ditolong bukannya terimakasih malah marah," ujar Bara sambil mengelus dadanya.
"Siapa suruh kamu menolongku? Memangnya aku tadi berteriak meminta tolong? Tidak kan?"
Bara menghela nafas panjang, "Hei Nona, kamu benar-benar ya..."
Belum selesai Bara dengan ucapannya, gadis dihadapannya malah meninggalkannya pergi begitu saja. Bara menoleh ke arah asistennya.
"Ikuti dia," perintah Bara.
"Baik Tuan,"
...∆∆∆∆∆∆∆...
Dirumah dengan satu lantai itu Arumi tinggal bersama dengan Ayah, Ibu tiri dan kakak tirinya. Ibu kandung Arumi meninggal saat Arumi berusia 10 tahun. Saat itu ayah Arumi pulang dengan membawa istri muda yang adalah seorang janda beranak satu. Ibu Arumi yang syok dengan perselingkuhan suaminya mengalami serangan jantung dan nyawanya tidak dapat tertolong lagi.
Di usianya sekarang, Arumi pikir dia bisa meringankan beban ayahnya jika dia menikah. Tapi sekarang mimpi hanyalah tinggal mimpi, Arumi tidak mungkin melanjutkan lagi rencana pernikahannya dengan Randy setelah apa yang dia lihat tadi.
"Apa? Dibatalkan? Tidak! Ayah tidak setuju!" ujar Samuel, ayah dari Arumi.
"Tapi Yah, Randy sudah mengkhianati Rumi. Rumi tidak mau menikah dengannya," tangis Arumi kian pecah tatkala dia kembali teringat dengan kejadian di kamar apartemen Randy tadi.
"Tidak mau bagaimana? Pokoknya kamu harus mau! Keluarga kita begitu tergantung pada keluarga Prayoga, kalau kamu tidak mau menikah dengan putra mereka, kita mau makan apa hah?!" Sinta ikut angkat bicara, dia akan sangat menentang jika Arumi sampai membatalkan pernikahan. Cita-citanya jadi orang kaya bisa musnah.
"Diam kamu Sinta! Jangan ikut campur urusanku!" gertak Arumi pada Sinta.
"Lancang sekali kamu memanggilku dengan nama! Mas dia__"
"Cukup!!!" bentak Samuel. Sinta langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
Arumi mendekati sang Ayah dan memegangi lengannya dengan wajah memohon, "Yah, Rumi mohon, batalkan pernikahan ini, Yah."
"Tidak! Ayah tidak akan membatalkan pernikahan ini. Suka tidak suka kamu akan tetap menikah dengan putra keluarga Prayoga, titik!!!"
Keputusan Samuel tidak bisa diganggu gugat, bertahun-tahun dia bekerja dengan keluarga Prayoga dan menunggu hari dimana dia dan keluarganya akan menjadi bagian dari keluarga itu. Sekarang, putrinya meminta pernikahan itu untuk dibatalkan, itu sangat tidak mungkin. Mau ditaruh dimana wajahnya nanti.
Samuel dan istrinya pergi meninggalkan ruang tamu dan kembali ke kamar mereka. Tubuh Arumi luruh ke lantai setelah kepergian orang tuanya, bagaimana mungkin dia harus menikah dengan seorang pengkhianat seperti Randy. Melihatnya saja dia sudah merasa jijik.
Bersambung,,,
...∆∆∆∆∆∆∆...
📑 Jangan lupa subscribe, like, komen dan giftnya. Mohon dukungannya ya kakak-kakakku, semoga retensi kali ini aman 🙏🥰
di tunggu lho kiss nyaa... ehhh
🤭
balas semua sakit hati mu Rum...
air mata mu terlalu berharga untuk menangisi laki laki penghianat seperti Randy...