Desi seorang gadis cantik yang berasal dari kampung. umurnya masih 18 tahun tetapi ia sudah memutuskan untuk merantau ke kota jakarta sendirian demi mencari pekerjaan. 18 tahun cukup muda kan? yeah... dari kecil Desi sudah dididik menjadi anak yang mandiri. di karenakan Desi lahir dikeluarga yang serba kekurangan, gadis itu hanya mampu menyelesaikan pendidikannya sampai kelas 6 SD saja. ia tidak punya cukup biaya untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Desi bersembunyi
Saat ini Kendra duduk bersandar di atas kasur. Ia tersenyum puas ke arah Desi yang sedang memijat kedua kakinya secara bergantian. Mengapa Desi sampai melakukan hal itu? Karena Kendra yang menyuruhnya. Kendra si pria licik itu memaksa Desi untuk memijat kakinya. Hal itu sebagai hukuman karena Desi sudah berani menendang wajahnya.
Tiga jam berlalu. Desi masih setia memijat kedua kaki Kendra dengan kedua tangannya. Kedua tangannya pun mulai merasa lelah karena sejak tadi ia tak pernah berhenti memijat kaki Kendra itu.
"Sudah cukup ya, Tuan? Aku sudah sangat lelah," pintah Desi dengan wajah yang memelas, berharap Kendra dapat melepaskannya dari hukuman tersebut.
"Cukup apanya?! Ini baru sebentar! Pijat lagi!" tegas Kendra yang membuat wajah Desi langsung cemberut.
"Tapi aku lelah, Tuan. Kedua tanganku sudah mati rasa karena memijat kaki Tuan terus-terusan!" gerutu Desi.
"Ini akibatnya karena kau sudah berani menendang wajahku. Sudah, jangan banyak bicara lagi. Cepat lanjutkan tugasmu!" tegas Kendra memaksa Desi untuk memijatnya lagi.
"Aku kan sudah bilang aku tidak sengaja melakukannya!" sungut Desi yang kembali memijat kedua kaki Kendra. Namun kali ini, pijatannya itu cukup kuat dan keras.
"Sengaja atau tidak, kau itu memang sepantasnya dihukum, gadis nakal!" ucap Kendra.
"Aku bukan gadis nakal, Tuan!" sungut Desi tidak terima. Karena emosi, Desi tidak sengaja menarik salah satu bulu kaki Kendra yang membuat Kendra langsung memekik dengan kesakitan.
"Kau sengaja, gadis nakal?!" teriak Kendra sangat marah, menatap Desi dengan tatapan yang sangat tajam.
"Glup ...." Desi meneguk air liurnya dengan sangat susah payah. Secara perlahan ia mundur untuk menjauhi Kendra yang terlihat sangat marah ke padanya. "Ma--Maafkan aku, Tuan. A--Aku tidak sengaja."
"Kau harus diberi hukuman yang setimpal! Kemari kau!" Kendra hendak menarik tangan Desi akan tetapi Desi lebih dahulu melompat dari atas kasur lalu berlari menuju pintu keluar.
"HUAAA-! JANGAN! JANGAN HUKUM AKU LAGI, TUAN!" teriak Desi berlari terbirit-birit karena ketakutan.
"GADIS NAKAL!" teriak Kendra dengan sangat keras ketika melihat Desi membuka pintu kamar dan berlari keluar entah ke mana. Kendra pun segera beranjak dari atas tempat tidurnya lalu segera berlari mengejar Desi.
Desi berlari ke sembarang arah. Ia belum tahu tentang jalan keluar dari mansion yang cukup luas dan besar itu. Dan tanpa sengaja ia berlari ke arah dapur.
Desi seketika terdiam di tempatnya ketika melihat di dapur banyak para maid yang sedang bekerja. Maid yang melihat kehadiran Desi pun lantas membungkukan badan mereka untuk menyambut kedatangan Desi.
"Selamat datang, Nona," sambut para maid itu.
"Nona?" Desi kembali terdiam karena kebingungan ketika para maid memanggilnya dengan sebutan Nona.
"Gadis Nakal, di mana kau?!" Terdengar suara bariton milik Kendra dari belakang. Desi yang mendengar itu lantas segera tersadar bahwa ia harus bersembunyi dari kejaran pria menyeramkan itu.
"Jangan beri tahu kalau aku sedang bersembunyi!" ucap Desi pada para maid itu. Para maid pun hanya bisa menganggukan kepala mereka tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini.
Dengan segera Desi berjalan ke arah kulkas lalu membukanya. Desi bernafas dengan lega karena di dalam kulkas itu ada sedikit ruang untuknya bersembunyi. Tanpa berfikir panjang, Desi segera masuk dan menutup pintu kulkas dari dalam, beruntung tubuhnya yang mungil dapat muat di dalam kulkas itu. Para maid yang melihat itu hanya saling menatap satu sama lain. Mereka kebingungan mengapa Desi melakukan hal aneh tersebut.
Beberapa saat kemudian. Kendra datang dan menghampiri pada maid itu.
"Kalian melihat gadis nakal?" tanya Kendra.
"Gadis nakal? Gadis nakal siapa, Tuan?" tanya salah satu maid tidak mengerti.
"Gadis yang aku bawa tadi siang!" jawab Kendra.
"Kami semua melihatnya masuk ke dalam kulkas, Tuan," jawab para maid itu dengan sangat jujur.
Kendra yang mendengar ucapan mereka pun lantas tersenyum dengan licik. "Kalian boleh pergi!" titah Kendra menyuruh para maid itu untuk segera pergi dari sana.
"Tapi, Tuan. Masakan kami belum selesai," jawab maid tersebut.
"Saya bilang pergi!" tegas Kendra yang membuat para maid tidak dapat berkutit. Para maid pun segera berhamburan pergi dari sana. Sedangkan Kendra duduk di sebuah kursi dengan tatapan yang tertuju lurus pada kulkas, tempat persembunyian Desi.
"Mari kita lihat sampai kapan kau bertahan di dalam sana, gadis nakal," gumam Kendra sembari menyeringai dengan licik.