NovelToon NovelToon
Menggenggam Rindu

Menggenggam Rindu

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:50.3M
Nilai: 5
Nama Author: Qinan

Hidup bergelimang harta, mempunyai istri yang cantik dan seorang putri yang manis tak membuat seorang Demian merasakan kebahagiaan hidupnya.

Rasa bersalahnya pada seorang wanita 8 tahun yang lalu selalu menghantui hidupnya. Wanita itu sudah berhasil mengubah hatinya yang hangat menjadi sedingin es, beku dan keras.

"Ariana, di mana kamu? aku merindukanmu sayang."

Disisi lain jauh dari ibu kota Ariana sedang bekerja keras seorang diri untuk menghidupi anaknya.

Anak yang tidak pernah mengetahui di mana sang ayah, karena 8 tahun yang lalu Ariana meninggalkan laki-laki yang sudah menyakitinya bersama janin yang tak pernah terucap.

Akan kah keduanya akan bertemu dan kembali bersama meski keadaan tidak seperti dulu lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part~11

Ariana hampir saja terbuai dalam pelukan Demian, namun akal sehatnya menyadarkannya kembali. Meski ia masih sangat mencintai laki-laki itu, tapi kebencian yang ia rasakan padanya juga sama besarnya.

Lagipula Demian adalah laki-laki beristri, tak seharusnya ia berbuat seperti itu pada wanita lain.

Dengan cepat Ariana melepaskan diri dari dekapan Demian, ia langsung menatap nyalang laki-laki tersebut.

"Mau apa anda kemari tuan? bukannya masalah anak-anak sudah selesai dari kemarin ?" tegasnya.

Ariana bersikap sangat dingin, seolah-olah Demian adalah laki-laki asing baginya.

"Ariana...." Demian ingin menyentuh Ariana lagi, namun wanita itu langsung menepisnya kemudian sedikit menjauh.

"Jika tidak ada keperluan lagi silakan anda pergi dari sini, tuan ?" perintah Ariana, setelah itu ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya.

"Apa suamimu begitu pelit hingga memberimu tempat tinggal sepertinya ini ?" ujar Demian yang langsung membuat Ariana menghentikan langkahnya.

"Saya menggaji Herman sangat besar tapi kenapa dia membiarkan mu bekerja sangat keras." sarkasnya lagi.

"Jadi dia mengira aku adalah istrinya mas Herman."

Ariana berbalik badan lalu menatap Demian kembali. "Itu bukan urusan anda, tuan. Sekarang silakan pergi dari sini, lagipula tak seharusnya laki-laki beristri seperti anda mendatangi istri orang lain." sahut Ariana tak kalah sarkas.

Melihat penolakan Ariana, Demian nampak mengepalkan tangannya. Menurutnya wanitanya itu sekarang menjadi sangat dingin dan angkuh dan tatapannya itu seolah menyimpan sebuah kebencian yang teramat besar pada dirinya.

"Ibuk." panggil Ricko.

Bocah kecil itu nampak berjalan tertatih menghampiri ibunya yang sedang berada di ambang pintu.

"Buk, siapa yang datang? kenapa ibuk marah-marah ?" ucapnya lagi, namun ia sedikit terperanjat ketika melihat Demian berdiri di teras rumahnya.

"Ibuk nggak marah kok, Nak. Ayo masuk kamar lagi !!" perintah Ariana dengan lembut.

Namun sepertinya Ricko enggan untuk pergi, meski dia masih kecil tapi jiwa untuk melindungi ibunya sangat tinggi. Apalagi ketika melihat sosok Demian yang ia tahu sangat galak.

"Om mau ngapain kesini? jika mau marah, marah saja sama saya jangan sama ibuk." ucap Ricko, bocah kelas 2 sd itu sedikitpun tidak ada rasa takut.

Kenapa dia harus takut? bukannya dia anak laki-laki dan anak laki-laki wajib membela ibunya jika ada orang jahat yang mengganggunya.

"Nak...."

Ariana nampak menghela napasnya dengan berat, wajah Ricko sedikit mirip dengan Demian. Semoga saja laki-laki itu tak menyadarinya.

"Om kesini hanya ingin menjengukmu, tadi di kantor kata ayahmu kamu sedang sakit ?" ujar Demian lembut.

Entah kenapa ada perasaan aneh di hatinya ketika melihat sosok Ricko, bocah kecil itu seperti dirinya waktu kecil yang selalu bersikap berani pada siapapun.

"Anak saya baik-baik saja tuan, terima kasih sudah mengkhawatirkannya. Jika tidak ada keperluan lagi, silakan pergi dari sini." sarkas Ariana seraya memeluk Ricko di pinggangnya dengan erat, seakan takut jika Demian akan mengambilnya darinya.

Ia tidak mau putranya dan Demian berhubungan dekat, lebih baik mereka tidak perlu saling mengenal.

"Baiklah, Om pergi dulu ya."

Demian nampak mengulas senyumnya pada Ricko, kemudian ia menatap Ariana sejenak. Setelah itu ia segera meninggalkan tempat tersebut.

"Buk, ternyata ayahnya Olive baik juga ya." ucap Ricko dengan polos.

"Nggak semua orang yang terlihat baik itu memang baik, sayang. Ingat kata ibuk, kita harus selalu waspada." sahut Ariana.

"Hmm, Ricko sudah tidak demam lagi Buk." Ricko nampak memegang dahinya.

"Syukurlah, tapi harus tetap istirahat sayang biar besok bisa masuk sekolah lagi."

"Hmm." Ricko nampak naik ke atas ranjang lagi.

Setelah menemani sang putra tidur, Ariana kembali menjaga warungnya.

Di sisi lain Demian nampak duduk bersandar di kursi kemudinya, bayangan memeluk Ariana tadi masih lekat di benaknya.

Bahkan aroma wanita itu masih sama seperti dulu, parfum bayi yang menjadi favoritnya kini melekat di kemejanya.

"Aku mencintaimu Ariana, maafkan aku yang dulu hanya berpura-pura menyukaimu tapi sekarang aku benar-benar mencintaimu."

Demian terlihat frustrasi, nyatanya ia belum bisa melepaskan Ariana. Meski wanita itu sudah bersuami tapi nyatanya cintanya padanya masih sangat besar.

Apalagi melihat keadaan Ariana yang memprihatinkan, sepertinya wanita itu tidak bahagia dengan suaminya dan ia akan mencari celah untuk merebutnya kembali.

Hanya dengan memikirkan Ariana saja, semangat hidupnya bertambah berkali-kali lipat. Apalagi pelukan hangat wanita itu masih begitu ia rasakan.

"Vic, untuk meeting selanjutnya biar saya saja." ujarnya ketika menghubungi Victor.

Setelah mematikan panggilannya, ia segera mengemudikan kembali mobilnya menuju kantornya.

"Bukannya itu mobilnya mas Demian ?"

Monica yang baru memarkirkan mobilnya tak jauh dari sekolahan putrinya nampak terkejut ketika melihat mobil suaminya.

"Apa Olive sudah di jemput sama mas Demian? tapi ini belum waktunya pulang." Monica nampak memperhatikan sekolahan Olive yang masih sepi karena semua anak masih berada di dalam kelasnya.

Keesokan harinya......

ting

Bunyi lift terbuka, Demian yang baru datang segera masuk ke dalam lift tersebut bersama Victor siang itu. Nampak juga Herman dan beberapa karyawan lainnya terlihat ragu-ragu untuk masuk ke dalam.

"Masuklah bukannya lift ini masih muat untuk beberapa orang !!" perintah Demian seraya menatap Herman.

"Terima kasih, tuan." Herman sedikit menganggukkan kepalanya kemudian ia masuk ke dalam lift bersama dua temannya yang lain, sepertinya mereka baru selesai istirahat siang.

Setelah lift tertutup Demian nampak memperhatikan penampilan Herman dari pantulan dinding lift, laki-laki itu begitu rapi dan ia tahu semua yang melekat di tubuhnya barang-barang bermerk semua termasuk jam tangannya.

"Kurang ajar, apa dia menikmati gajinya sendiri dengan membeli barang-barang mahal dan membiarkan istrinya bekerja keras seperti itu."

Demian nampak mengepalkan tangannya, sepertinya ia semakin mantap untuk merebut Ariana dari sisi Herman.

"Vic, coba kamu evaluasi gaji semua karyawan di kantor ini. Jangan sampai ada yang kurang, saya tidak mau melihat istri dan anak dari karyawan saya terlantar hanya karena kita memberikan gaji yang kecil." ujar Demian bernada sindiran hingga membuat Herman dan kedua temannya saling menatap tak mengerti.

"Baik tuan, saya akan evaluasi lagi meski saya rasa untuk saat ini gaji para karyawan di atas rata-rata perusahaan lain." sahut Victor.

"Hmm." sahut Demian sembari melirik Herman dari ekor matanya.

Di sisi lain siang itu Ricko baru saja pulang sekolah, bocah kecil itu nampak sudah sangat sehat. Namun entah kenapa selepas pulang sekolah wajahnya seolah menyiratkan kesedihan.

"Nak, kamu sedang ngapain ?" tanya Ariana ketika baru masuk ke dalam kamarnya.

Ia melihat putranya itu sedang duduk di meja belajarnya sembari memegang celengan ayamnya.

"Buk, apa Ricko boleh pecahkan celengan ini ?" sahut Ricko.

"Untuk apa sayang ?" Ariana nampak kaget.

"Ricko di suruh beli laptop Buk, Ricko di suruh menyerahkan uang 2 juta nanti kekurangannya akan di bantu sama sekolah." sahut Ricko ragu-ragu.

Ariana yang sedang duduk di ranjangnya nampak menghela napasnya, darimana ia akan mendapatkan uang 2 juta.

Sedangkan tabungannya sudah ia pakai untuk modal jualan, apalagi tabungan Ricko, mungkin hanya berisi seratus ribuan saja.

Ariana lupa meski Ricko mendapatkan beasiswa, tapi sekolahan anaknya itu adalah sekolahan elit dan pasti laptop sangat di butuhkan di sana.

"Sabar ya Nak, ibuk akan berusaha secepatnya mendapatkan uang itu."

.

Maaf ya guys belum bisa crazy up, gara-gara kelamaan libur sampai lupa caranya nulis 🤦‍♂️🤦‍♂️🤣🤣🤣

1
mutiyah wiyono
Olive kok bodoh ya
Sri Andesta
bagaimanapun cantik & kayanya seorang perempuan harus bisa menguasai masalah perdapuran demi suami tercinta
filis 12
Luar biasa
mutiyah wiyono
Ariana itu benar 2 wanita munafik, tdk bisa menjaga kehormatan
🌺Ulie
Luar biasa
siti rohimnah
Biasa
siti rohimnah
Kecewa
Lilik Juhariah
kl bahas kerjaan kenapa gk di ruang kerja jgn di restoran
Lilik Juhariah
gk bayangin nyonya anggoro gk dandan pucat kayak apa ya, biasanya kan menor banget
Irma Saodah
Luar biasa
Nara Ega Gratma
mewek😭😭😭😭
༄༅⃟𝐐Vita Shafira𝆯⃟ ଓε💞🌏
suami setia Martin GK gampang tergoda oleh wanita lain
Nara Ega Gratma
ah kangen kisah daddy Martin dan bunda sera🤭🤭
Cem Pluk
ini org tidur apa pibgsan thor wkwkkkkkk
Cem Pluk
jangan blg nanti Ariana anak p Anggoro ya thor 🤣🤣🤣🤣
༄༅⃟𝐐Vita Shafira𝆯⃟ ଓε💞🌏
kena omongan sendiri km Dena melepas pakaian di hadapan laki-laki 😂😂
Cem Pluk
setan kembali lagi wkwkwkkkkkk
Cem Pluk
si mon mon taa thor 😆
Cem Pluk
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣trs readernya apa thor ?? 🤭🤭😆😆😆😆
mars
padahal kan pagi2 masak bau keringet ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!