Sebuah pernikahan dari kedua konglomerat terpengaruh di negara Willow. Keluarga Edvane yang menjadi keluarga terkaya kedua di negara itu, mempunyai seorang putri pertama yang bernama Rachel Edvane. Dia gadis sederhana, suka menyembunyikan identitasnya agar bisa berbaur dengan masyarakat kalangan bawah, Cantik, Mandiri, dan seorang atlet beladiri professional namun karena masa lalu yang buruk, dia tidak pernah mempercayai pria lain lagi samapi dia dipaksa oleh ayah nya (Rommy Edvane) untuk menikah dengan Putra pertama keluarga Asher yang dimana keluarga paling kaya dan paling terpengaruh di negara Willow. Namanya Ayres Asher, di depan keluarganya Ayres seorang anak yang sangat berbakti, baik hati serta sangat tampan. Namun nyatanya, diluar itu dia adalah pria nakal, playboy dan suka foya-foya dan gila perempuan, Rachel yang mengetahui sifat Ayres tidak tinggal diam. Rachel memutuskan untuk tetap menikah namun diam-diam memberi syarat-syarat tertentu pada pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tina Mehna 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12. POV Ayres. TMPP
Sesampainya di sana, aku tak lupa di sambut pula oleh para karyawan di sana. Hingga ku selesai berkunjung di perusahaan ke 5, aku memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran.
“Tuan muda, ini manager dan chef disini.”
“Oh ya, Halo, saya Ayres.”ku mengulurkan tangan ingin berjabat tangan dengan mereka.
“Selamat siang tuan muda.” Ucap mereka bersamaan.
Mereka malah menunduk sopan padaku. akhirnya tanganku ini di beri harapan palsu oleh situasi. Ku tarik tanganku kembali dan mencoba bersikap cool dan bijaksana.
“Ya, selamat siang. Saya mau 3 menu teratas di restoran ini.” Ucap ku pada mereka
“Baik Tuan muda. Mohon tunggu 15 menit tuan.” Ucap manager itu lagi.
Manager itu melirik chef lalu dia pun pergi ke dapur kembali di susul dengan manager itu yang kembali ke tempatnya.
“Tuan, Menurut info, restoran ini milik keluarga Edvane.”
“Hmm? Benarkah? Hmm, selera keluarganya bagus juga.” Ucap ku melihat interior klasik yang memanjakan mata di sekeliling ku.
“Oh ya tuan muda. Ini laporan dari Mad, mereka adalah orang anda yang sedang mengawasi putri keluarga Edvane. Ini adalah potret Nona Rachel Edvane yang diambil dari sebuah Yayasan milik Nona Rachel untuk anak-anak yang tidak bisa bersekolah. Ini ada di daerah kumuh Incase.” Ucap Ryan menyerahkan tablet padaku.
Ku lihat foto itu. seorang wanita bermata coklat tajam, hidung lurus dan mancung, wajah yang kecil, rambut coklatnya yang indah dan bibir tipisnya yang indah serta senyumnya yang sungguh indah. Ku sempat terlena melihat foto itu namun ku sadarkan diriku lagi.
“Sadarlah Ayres! Kamu tidak boleh tertarik lebih dulu. Para wanita lah yang seharusnya tertarik padamu dulu.” Ku tepuk pipiku.
“Ada apa tuan?” tanya Ryan mungkin dia melihatku aneh.
“Tidak, ia melakukan apa di daerah kumuh itu?” tanya ku ngeles.
“Dia mengajar anak-anak kecil sekitar sana tuan. Katanya total anak didiknya sudah mencapai 112 anak dan dari tahun ke tahun bertambah.”
“Aaa, dia aktivis begitu? Oh, baik hati ya..” ucap ku berusaha datar.
Beberapa menit kemudian, ku memakan makanan pesanan ku. Sehabis itu, ku beristirahat lagi sebentar agar makanan yang ku makan di cerna dengan baik. Ku ambil minuman segar ku lagi untuk ku minum terakhir.
“Tuan, lihat video ini.” Ucap Ryan menunjukan sebuah video di tablet lagi.
Ku lihat video itu dan berakhir tersedak.
“Uhukk, uhukk..” Ku tepuk pelan dadaku.
“Ini tuan.” Ryan menyerahkan beberapa tissue untukku.
Ku ambil dan ku bersihkan air yang sedikit tumpah di kemeja mahal ku.
“Tuan, anda kenapa?” Ucap penasaran Ryan dengan mengelap meja yang ketumpahan air olehku.
“Siapa wanita itu sebenarnya?” tanya ku.
“Siapa tuan? Wanita mana?” Jawab dia celingak-celinguk.
“Dia, dia..” tunjuk ku ke arah video itu.
“Oh nona Rachel?”
“Maaf tuan, Nona muda keluarga Edvane adalah seorang petarung seni bela diri campuran kelas berat yang pernah memenangkan medali emas untuk negara Willow 2 tahun lalu tuan. Nona Rachel atlet professional termuda di negara Willow. Dia juga pernah memenangkan pertandingan seni bela diri bebas yang diadakan di negara Theora. Dia menguasai kurang lebih 9 jenis beladiri tingkat atas tuan,. Dia juga menguasai 7 bahasa asing. Dia juga sangat..” Jelas Ryan semua itu dengan membaca pada ponselnya.
“Cukup-cukup.. Sudah cukup. Hahaha, jadi dia pintar membela dirinya. Hahaha. Kenapa mama dan papa ingin aku menikah dengan wanta kasar seperti itu? Haha, pasti dia kasar bukan?”
“Kurang tau tuan,” Jawab Ryan tak berani berpendapat.
“Hahaha, menarik.. haha menarik.. uhukk uhukk..”
“Tuan muda, Silahkan minum dulu saja lagi.” Ryan memberiku segelas air putih padaku.
“Apa anda takut dengan nona Rachel tuan?”
“Uhukk, uhukkk.. Kau!”
“Maaf tuan muda.., maafkan saya..” Dia menunduk lagi.
“Heh.. siapa yang takut? Laki-laki tidak perlu takut pada wanita. Heh.. aku juga pemegang sabuk hitam Taekwondo bukan? Hahaha..”
Takut? Haha, Seorang Ayres tidak pernah takut apapun. Sejujurnya, aku sedikit tertegun saja melihat keahlian wanita itu. ku akui dia menjadi sangat menarik.
“Baiklah Tuan muda. Mari sebaiknya kita berangkat lagi sekarang karena waktu semakin sore.”
“Ya baiklah… Hehh medali emas ya. Hahaha” Gumam ku sendiri.
Setelah makan, kami meninggalkan restoran dan pergi melanjutkan jadwal kunjungan ku ke beberapa perusahaan lagi.
Sekitar pukul 7 malam, aku pun kembali ke kediaman ku.
(Di dalam mobil)
“Ryan, suruh orang itu terus mengawasi wanita keluarga Edvane.”
“Baik tuan,”
Sesampainya di kediaman ku, tak lupa ku mengucapkan salam pada kedua orang tua ku lalu ku naik ke lantai atas menuju kamar ku.
Hari ini pikiran ku dibayangi terus oleh wajah itu. Entah kenapa dengan ku, hanya karena mengetahui fakta tentang wanita itu, seharian ini ku melihatnya dimana-mana. Ku tepuk kedua pipiku dan berusaha menyakinkan diriku kalau aku hanya tertegun dan sempat kagum dengan wanita itu. Ya, karena ku baru tau ada wanita seperti dia. Dia berbeda dari wanita lain.
Sedang ku berganti baju, tiba-tiba terdengar suara dering dari ponselku.
“Hem? Apa?”
“eh ada yang aneh? Kenapa reaksinya begitu?”
“Ahhh tidak tidak, tidak ada apa-apa.”
“Wow Broo.. sepertinya kamu butuh yang namanya asupan wanita. Bro, ayolah! Para wanita ini sudah menunggu mu di tempat biasa. Di sini ada Mark juga. Dia baru kembali dari Phaise setelah mendengar kamu akan menikah dengan wanita keluarga Edvane, haha. Ayo lah kemari. Sedang apa kau ini? tidak seperti biasanya? Hey Ayolah mana Ayres yang dulu! Ayo lah ada banyak gadis baru hari ini. haha..”
“Tuan muda, kemari lah. Kami akan melayani anda tuan. Kami sangat rindu pada anda.”
Mendengar suara para gadis-gadis itu, aku pun mulai terbangun kembali dan ku putuskan untuk pergi ke club dan bar itu.
“Ooh apa ini Zoe?” ucapku dengan menggoda.
“Ya tuan, ini saya Zoe. Kemari lah tuan, saya ingin bermain dengan anda. Biarkan saya melayani anda hari ini. hihihi.”
“Hahaha, baiklah akan ku biarkan kamu melayani ku.”
Setelah telpon ini, ku putuskan untuk mengganti baju ku dan selesai itu ku pergi menuju tempat hiburan ku.
Ku berkendara sendiri menggunakan mobilku. Dalam perjalanan, ku lihat baliho seorang gadis yang tiba-tiba berubah wajahnya dengan wajah wanita itu.
“Oooh, Ku bisa gila seperti ini. Huhh, Sadarlah Ayres! Sadarlah! Ku sangat heran apa diriku semudah itu tertarik dengan wanita sepertinya? Wanita selera ku itu emmm seperti apa ya? Ahhh, pokoknya dia bukan tipe ku. Sadarlah!” Ku tepuk-tepuk kedua pipiku agar bisa tersadar sepenuhnya.
Sesampainya di Club dan bar langganan ku, ku di sambut seperti biasa oleh semua orang.
“Selamat malam, tuan muda..”
“Ya selamat malam juga.”
“Tuan.. tuan muda.. selamat datang kembali tuan.. para tuan muda sudah menunggu anda sedari tadi. Oh ya tuan hari ini ada 7 gadis baru yang masuk kemari. Apa anda mau memilih gadis seperti apa yang akan menemani anda hari ini?” Manager tempat ini menghampiri ku dengan antusias.
“Benarkah? Simpan semua untuk besok. Hari ini Zoe yang akan melayani ku.” ucapku,
“Baik tuna, mari saya antar ke ruangan anda.”
Aku pun pergi ke ruangan yang VIP ku. Manager membukakan pintu untukku dan aku pun masuk kedalamnya.
“Tuan… Em, tuan.. kenapa anda baru datang? Zoe sangat merindukan tuan. Emmm..” Dia menggandeng ku dan langsung membuat ku tergoda.
“Benarkah? Ya, ku akui itu. kau adalah orang yang ke 1000 berkata bahwa merindukan ku.”
“Haha tuan ini ada-ada saja.”
Dia menyeret ku duduk di soda terpojok. Ku tengok teman-teman ku yang sedari tadi melihat ku.
“Akhirnya kau kembali..” ucap Sandy padaku.
“Hmm tentu saja.”
“Haha, godaan Zoe memang selalu berhasil untukmu.” Sambung Arion meledekku.
“Sampai kapan kau akan bermain-main seperti ini Ayres?” ku dengar suara Mark teman ku yang sudah lama sekali tak berjumpa.
“Kenapa? Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa tidak ada pertanyaan lain? Ini adalah kehidupan yang sebenarnya hahaha” jawab ku menikmati rayuan Zoe.
“Kau akan menikah. Apa kau akan tetap seperti ini? Apakah kau tak kasihan dengan calon istrimu?” lanjut Mark menasehati ku.
“Istri? Tuan, apa benar anda akan menikah? Tuan, lalu bagaimana dengan ku? Hmmmm”
Ku gemas melihat keimutan Zoe, “Haha, kau tetaplah kau Zoe. Istriku hanya untuk formalitas ku. Haha.”
“Kau tidak boleh memperlakukan Rachel seperti itu Ayres!” tiba-tiba Mark berdiri dan mengebrak meja di depan ku.
Bersambung ….