NovelToon NovelToon
Cinta Di Musim Semi

Cinta Di Musim Semi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Angst
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: seoyoon

Berawal dari kematian tragis sang kekasih.
Kehidupan seorang gadis berparas cantik bernama Annalese kembali diselimuti kegelapan dan penyesalan yang teramat sangat.
Jika saja Anna bisa menurunkan ego dan berfikir jernih pada insiden di malam itu, akankah semuanya tetap baik-baik saja?

Yuk simak selengkapnya di novel "Cinta di Musim Semi".
_Cover by Pinterest_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seoyoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15 {Pria angkuh}

“Annalese,” panggil seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya ketika ia kembali membuka kedua matanya.

Bukan hanya terkejut oleh kemunculan nya tapi juga fakta jika pria itu memanggil nya lebih dari sekedar nama Anna.

“Kau … apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Anna yang mencoba kembali bertanya setelah pertanyaan sebelumnya tidak di jawab oleh Bastian.

Namun, bukannya menjawab rasa penasaran Anna, pria bertubuh tinggi itu hanya mengukir senyum seringai yang mengandung penuh makna mendalam.

‘Lagi! (kesal Anna dalam hati ketika seringai mengerikan itu kembali terpasang dalam wajah penuh misteri itu) siapa dia sebenarnya, kenapa aku selalu ngerasa terintimidasi setiap kali dia tersenyum seperti itu, menyebalkan,’ umpat Anna dalam hati.

“Tentu aku mengenalmu, aku mencari tahu latar belakangmu, setelah insiden yang terjadi kemarin malam. Aku harus tahu bukan, siapa wanita yang telah berani menantang seorang pewaris CL Group demi untuk menyelamatkan seorang pria yang bahkan tak dikenal nya,” akhirnya pria berwajah angkuh itu memberikan jawaban atas rasa penasaran Anna.

“Ya, berkatmu, aku sepertinya akan kembali terlibat masalah,” timpal Anna tak kalah sarkas.

Bastian terkekeh yang langsung direspon kerutan dahi oleh Anna, karena merasa reaksi itu cukup menyinggungnya.

“Aku hanya ingin memperingatkan mu, setelah kau menyetujui kesepakatan kita kemarin malam, kau tak bisa mangkir ataupun berubah pikiran nona Anna, temui aku nanti malam di kediamanku. Kuharap penampilanmu tidak akan mengecewakanku, karena kau akan bertemu dengan orang yang paling berharga bagiku.

Supirku akan menjemputmu,” ujar nya yang terdengar seperti sebuah kalimat mutlak pada anak buah nya.

“Ciih! Sepertinya anda belum benar-benar mengetahui latar belakang saya tuan Bastian! (balas Anna dengan sedikit penekanan dan tatapan sinis nya yang mengarah pada manik Bastian)

Saya bukan wanita seperti yang anda bayangkan, menikahi wanita seperti saya, hanya akan mencoreng nama baik keluarga anda, jadi sebaiknya anda pertimbangkan kembali sebelum … “

“Kenapa?

Karena kau adalah mantan narapidana, nona Annalese?” sela Bastian yang tentu saja membuat Anna terkejut dan membulatkan kedua matanya.

Anna benar-benar tak menduga, meski Bastian sudah mengetahui status yang disandangnya sebagai mantan narapidana, sang presdir HB Group itu tak sedikitpun goyah dan tetap pada rencana nya untuk menikahi Anna.

“Sebenarnya apa yang anda rencanakan? Saya harus tahu mengapa dari sekian banyak wanita di sekitar anda, anda lebih memilih wanita seperti saya,”

“Hahahaa! (Bastian tertawa cukup nyaring hingga mampu memekakan telinga Anna) haruskah aku berpura-pura mengatakan jika aku menyukaimu pada pandangan pertama? (ujar Bastian dengan nada penuh ejekan)

Jika begitu apa kau akan percaya dan berhenti mempertanyakan hal yang tidak penting Anna?!” tambah Bastian yang tiba-tiba merubah raut wajah nya 360⁰, ia kembali memasang raut wajah dingin yang mampu membekukan sekujur tubuh Anna.

“Anggap saja ini sebagai hadiah dariku karena kau telah menyelematkanku dari wanita gila itu, kau tak perlu mengkhawatirkan apapun Anna, percayalah, aku berjanji akan membahagiakanmu terlepas dari bagaimana masa lalumu,” Bastian menangkup rahang Anna dan memberikan senyum yang mengandung penuh makna.

‘Pembohong,’ umpat Anna dalam hati ketika ia menemukan makna dari tatapan aneh Bastian dibalik senyum palsunya.

‘Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, selagi aku menyiksamu perlahan dalam pernikahan palsu ini,’ batin Bastian dalam seringai penuh artinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam hari nya.

Kediaman Kayle Johansen.

Usai melalui aktivitas yang cukup menguras energi, Kayle memutuskan untuk kembali pulang alih-alih menginap di kota xxx.

“Selamat malam tuan,” sapa ART nya yang bernama bi Mirna, ia membukakan pintu seraya memberikan gesture sopan nya untuk mempersilahkan sang tuan rumah masuk.

Kayle membalas pelayanan ramah bi Mirna dengan seulas senyum seadanya, seraya memberikan tas hitam yang di jinjingnya pada bi Mirna.

“Saya mau mandi dulu,” ujar Kayle yang langsung membawa langkah nya menuju kamar utama selagi jemarinya sibuk melonggarkan dasi serta kancing yang berada di pergelangan tangannya.

“Baik tuan, saya akan menghangatkan kembali makan malam nya,” kata bi Mirna yang berjalan beberapa langkah di belakang Kayle sembari membawa tas hitam Kayle dalam dekapannya, yang nantinya akan ia taruh di ruangan kerja Kayle.

“Ya,” respon Kayle seraya mengangguk pelan.

Keduanya pun masuk ke dalam ruangan pribadi Kayle, ruang kerja yang berdampingan dengan kamar utama, hanya dipisahkan oleh sebuah lemari besar yang diisi oleh ratusan buku layaknya lemari di perpustakaan.

“Ammm … maaf tuan,” ujar bi Mirna dengan nada ragu nya.

Kayle menghentikan langkahnya kemudian berbalik sembari melepas setelan jas nya.

Mencoba menunggu kelanjutan kalimat bi Mirna yang terpotong.

“Ada apa bi?” tanya Kayle dengan pandangan penuh penasaran.

“Tadi siang ada 2 gadis cantik yang mencari tuan,” ungkap bi Mirna yang akhirnya memutuskan untuk memberitahu majikannya akan kedatangan Anna dan Edrea.

Kayle mengangkat 1 alisnya bersamaan dengan perasaan bingungnya.

“Siapa bi?” tanya Kayle yang merasa kalimat bi Mirna cukup ambigu baginya.

“Bibi hanya ingat nama salah satu nya tuan, kalau tidak salah, nona An … Anna,” katanya lengkap dengan ekspresi seseorang yang sedang berusaha mengingat sesuatu dalam benak nya.

“Anna?” ulang Kayle, seakan tak percaya jika kakak dari teman nya itu sampai mencarinya ke kediamannya.

“Iya, nona Anna dan temannya datang kemari mencari tuan, lalu setelah saya mengatakan jika tuan sedang ada seminar di kota xxx, mereka pun langsung pergi,” bi Mirna kembali memaparkan.

“Untuk apa dia kemari?” Kayle bergumam dalam kebingungannya.

“Baiklah, bibi boleh keluar,” ujar Kayle yang lebih memilih untuk tidak terlalu memikirkannya, ia pun lantas melanjutkan perjalanannya menuju kamar mandi sembari melepas 1 per 1 kancing kemeja nya.

“Baik tuan,” respon bi Mirna seraya membungkuk sebagai bentuk penghormatannya, kemudian ia pun meletakan tas hitam milik majikannya di atas meja kerja, sebelum akhirnya ia keluar dari ruangan pribadi majikannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di kamar mandi.

Setelah melucuti seluruh pakaiannya, Kayle berdiri tepat di atas shower yang mengguyur sekujur tubuhnya.

Ia memejamkan matanya sejenak, mencoba meresapi setiap sentuhan air dingin yang menghujani tubuh kekar nya. Sekilas sesosok wajah gadis berparas cantik tiba-tiba muncul dan memenuhi fantasinya.

Sontak saja hal itu membuat Kayle membuka mata nya seketika, ia sendiri tak mengerti, kenapa dari sekian banyak wanita cantik yang mengidolakannya, pikirannya hanya akan kembali pada sosok wanita yang tak seharusnya ia usik.

Terlebih lagi, wanita itu adalah kakak temannya sendiri, bahkan mereka juga memiliki perbedaan usia yang terbilang cukup jauh baginya.

Kayle berusaha mengusir pikiran liar nya dengan menggeleng kepala, dan lalu menengadahkan wajahnya tepat diatas shower, setidaknya cara itu bisa menjernihkan kembali pikirannya yang kacau balau akibat perasaan terlarang nya pada kakak dari temannya Sean Brian Dominic.

“Jika Brian tau, gue malah suka sama kakak perempuannya, dia pasti akan langsung membunuhku,” gumam Kayle diiringi tawa kecilnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kediaman utama keluarga Herdhardt yang terletak di pusat kota Jakarta.

Setibanya Anna di kediaman pria angkuh yang memaksanya terlibat dalam pernikahan kontrak, Anna pun langsung di sambut dengan baik oleh para pelayan yang berjejer rapi di pekarangan.

Meski ia tak menampik hal itu memang lumrah di lakukan di kalangan keluarga konglomerat seperti keluarga Herdhardt, namun tetap saja ia merasa canggung dan kikuk.

Terlebih saat seorang pelayan lelaki yang diyakini nya sebagai kepala pelayan menghampiri nya, kemudian memberikan lengannya dengan gesture sopan, layaknya seorang pria gentleman yang akan menuntun dan menemani Anna masuk ke kediaman.

Dengan terpaksa dan senyum seadanya, Anna menempelkan tangannya di atas lengan pelayan pria tersebut, kemudian keduanya pun mulai berjalan menyusuri jalanan setapak melewati para pelayan wanita yang berjejer di sisi kanan dan kiri.

‘Astaga, apa ini gak berlebihan? Situasi ini sangat menyesakkan,’ racau Anna dalam senyum palsu yang ia tebarkan pada seluruh pelayan yang menyambutnya di dalam kastil.

Keduanya terus berjalan melewati para pelayan yang berseliweran di dalam, sampai akhirnya mereka pun hampir tiba di sebuah ruangan megah yang telah di atur sedemikian rupa untuk melangsungkan makan malam.

“Selamat malam tuan Bastian, saya membawa nona Annalese,” sapa sang pelayan lelaki seraya melepaskan lengannya dari genggaman Anna, dan lalu membungkuk dengan sopan pada majikannya.

Anna cukup terkejut dengan pria yang kini berdiri di hadapannya, ia terlihat sangat rapih dengan balutan tuxedo bernuansakan hitam putih, senada dengan warna gaun yang dikenakan Annalese saat ini yakni warna putih susu.

Dari sejak awal ia melihat pria itu di hotel, Anna memang sudah tertarik dengan paras tampan serta bola mata biru tajam nya.

Namun baru kali ini rambutnya benar-benar di tata dengan rapih layaknya seorang pria bangsawan yang sedang berada dalam pertemuan khusus.

“Baik, terimakasih Bill,” ucap Bastian pada pelayan pria yang hendak undur diri dari hadapannya.

“Waaah saya merasa tersanjung dengan sambutan yang luar biasa dari seluruh pelayanmu tuan Bastian,” komen Anna dengan nada sarkas setelah Bill meninggalkan keduanya.

Bastian tak menghiraukan ucapan sinis Anna, ia lebih memilih memberikan lengannya untuk menggantikan Bill menuntun Anna masuk ke dalam ruang makan.

Anna menghela nafas kasar dan lalu meletakan tangannya diatas lengan Bastian sebelum akhirnya Bastian membukakan pintu untuk keduanya masuk.

“Perhatikan raut wajah dan senyummu Annalese, nenekku bukan wanita yang mudah tertipu,” Bastian memperingatkan dengan nada setengah berbisik.

Bersambung***

1
Yeonso
Lagi dalam proses kak 😸
Alfatihah
season 2 nya gak lanjut thor
Yeonso
Terimakasih untuk dukungannya /Wilt//Wilt//Wilt/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!