NovelToon NovelToon
Dusk Till Dawn

Dusk Till Dawn

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami
Popularitas:926
Nilai: 5
Nama Author: Oktavianna

Hati Bella merasa terus tersiksa, pernikahannya tidak mendatangkan kebahagiaan dalam hidupnya, ia mencoba kabur tapi...

BRUK...

Tubuh Bella terbanting ke lantai hingga membuatnya jatuh pingsan.

Beberapa bulan kemudian ia kembali bertemu cinta pertamanya dan akhirnya menikah dan hidup bahagia namun, semua tidak berlangsung lama ketika Bella sepenuhnya telah kembali ke dunia gelap, ia dihadapkan ego besar setelah penghianatan suami keduanya.

Akankah pernikahan mereka akan baik baik saja? lalu bagaimana kisah selanjutnya Bella?
Dan rahasia mengerikan apa di balik sosok Bella?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oktavianna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga Takahashi

Mas Shaka melirik ke sekitar dimanjakan pemandangan gedung pencakar langit, begitu juga dengan keramaian yang terus bergulir. Mereka berdua mengabadikan momen bersama dalam sebuah foto, kemudian berjalan menuju salah satu restoran.

Mereka di sambut dengan ramah oleh pelayan restoran, Mas Shaka hanya ikut mengangguk saja, tidak mengerti percakapan sang istri.

Sembari menunggu Mas Shaka sibuk dengan ponselnya, ia langsung mencolek paha sang istri.

"Apa?." Bella menengok, ia menatap layar ponsel di tangan suaminya.

"Apa gak salah harga buat semangkuk ramen?." Mas Shaka berbisik.

"Nggak Mas, tenang aja..., nanti ada makanan penutup juga."

Ramen pesanan mereka datang, dari sudut ruangan tampak laki laki yang tidak asing bagi Bella, ia adalah Paman Mouri salah satu kenalan Bella ketika bekerja di salah satu penerbit lokal.

"Kamu kenal orang botak itu?." Tanya Shaka.

"Iya, kenal."

Bella memang mengenali Paman Maouri dari kejauhan, tapi ia tidak berniat menyapa.

Selesai menikmati ramen asli dari Jepang, Mas Shaka di minta memotret istrinya kembali.

Bulan Oktober adalah musim gugur di Jepang, sebuah musim yang menandai dimulainya beberapa festival nasional di sana. Mas Shaka dan Bella mendapat kesempatan untuk menikmati serangkaian pertunjukan di sana.

Setelah lelah seharian mengelilingi kota Tokyo, mereka kembali ke penginapan.

"Mas, besok kita akan ke Kyouto, naik pesawat lagi di Bandara." Ucap Bella, ia sambil melepas rompi pakaiannya.

"Berapa lama perjalanan?." Tanya Mas Shaka, ia sepertinya perlu lebih banyak menyiapkan obat anti mabuk perjalanan.

Malam harinya, Mas Shaka belum tertidur ia sedang mengotak atik sesuatu dari dalam tas miliknya.

Tiba keesokan harinya mereka berangkat menuju Bandara Hameda menuju Kyouto, kira kira menempuh 2 jam perjalanan.

Kali ini Mas Shaka tidak terlalu mabuk udara, sepanjang perjalanan, ia juga bercerita banyak hal, begitu juga dengan Bella yang menceritakan negara masa kecilnya, serta Kakek Neneknya yang akan mereka kunjungi. Sampai sesaat kemudian Mas Shaka izin akan pergi ke kamar kecil, Bella mengangguk membiarkan.

Bella sedikit mengantuk ia bersandar hendak memejamkan mata, tapi pramugari cantik menghampirinya, ia menggunakan bahasa inggris menyuruhnya untuk melihat kebelakang.

"What Happened?." Bella kebingungan, namun ia tidak lama kemudian berdiri melihat kebelakang.

Beberapa penumpang seketika dibuat bersemangat, Sosok Suaminya membawa buket bunga, ia berjalan kemudian meraih tangan Bella, dan bersimpuh seperti seorang pengeran dengan sang putri.

Dengan kotak cincin di tangan, Mas Shaka berkata; "Selamat ulang tahun, aku mencintaimu."

Sorak penumpang lain berubah menjadi nyanyian selamat ulang tahun untuk Bella, rasanya seperti di film film mendapat kejutan seperti ini, bahkan sejujurnya Bella tidak ingat jika hari ini adalah ulang tahun dirinya.

Penerbangan mereka akhirnya berakhir, mereka sudah di tunggu oleh Kakek Midori, dengan mobilnya.

"Selamat datang!." Kakek Midori begitu bersemangat, ia memeluk sang cucu dan Mas Shaka.

Dibantu Kakek, Mas Shaka memasukan koper ke dalam bagasi. Di tengah perjalanan Kakek Midori melihat dari kaca kecil di mobil. Bella terlihat sedikit gemuk dari foto sebelumnya, juga ada luka goresan dekat telinganya.

"Bagaimana perjalanan kalian?." Tanya Kakek Midori sambil menyetir.

"Menyenangkan." Jawab Bella sambil tersenyum.

Mas Shaka justru terlihat tegang, meskipun Kakek Midori menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara.

"Jangan khawatir, ini pertama kalinya kita bertemu." Kata Kakek Midori menenangkan Mas Shaka yang terlihat lebih banyak diam.

Dimata Mas Shaka, Kakek Midori terlihat seperti salah satu karakter film yang pernah ia tonton, wajahnya seperti sosok samurai yang tegas. Tatapannya tajam meskipun sebenarnya ia orang yang ramah, ia juga tampak awet muda dan bugar.

Tidak perlu waktu lama untuk sampai ke kediaman Keluarga Takahashi. Mereka memasuki garansi sebuh bangunan tradisional jepang yang mewah, memiliki air mancur dan deretan koleksi tanaman bonsai.

"Yokata... "

Begitu sampai, Nenek Hima sudah menanti, ia langsung menghampiri kedua pasangan tersebut.

"Irasshaimese!."

Keduanya di bawa masuk, ada dua pelayan yang langsung membantu membawakan barang barang bawaan mereka. Mas Shaka mau membantu tapi mereka membungkukkan badan sambil mempersilahkan Mas Shaka masuk saja.

Mereka memasuki ruang tamu, suasananya didalam begitu kental dengan ornamen khas Jepang, ada lukisan ikan koi yang dan pemandangan gunung fuji yang membentang. Ruangannya cukup nyaman dan tenang, meski biasanya mereka duduk beralaskan bantal, ternyata ruangan ini sudah di sediakan sofa untuk duduk.

Nenek Hima membungkuk ia mengucapkan banyak terimakasih terhadap Mas Shaka, ia sangat senang dirinya mau berkunjung sekaligus telah menjaga cucu semata wayangnya.

"Doumo Arigatou Gozaimasu!."

Kebiasaan orang jepang adalah membungkuk untuk memberi salam, berterimakasih maupun meminta maaf. Mas Shaka juga mengucapkan beberapa patah kata, sampai akhirnya ia mampu membaur di kediaman keluarga Takahashi.

Salah satu pelayan prempuan mempersilahkan Bella untuk istirahat, ia di antar ke kamar dengan Mas Shaka.

Pelayan itu menggeser pintu, mempersilahkan mereka masuk.

"Douzo, Kirihime sama wa Shaka sama."

Keduanya beristirahat, Bella mengganti pakaiannya, begitu juga dengan Mas Shaka yang melepas mantel jaketnya.

"Khirihime itu nama kamu?." Tanya Mas Shaka, sambil merebahkan tubuhnya ke kasur.

"Iya, panggilan sayang kalo di sini, aslinya Bella tapi masyarakat Jepang sulit bilang huruf (L)." Jelas Bella.

"Kalo Takahashi berati marga kan?." Tanya Mas Shaka kembali sambil memandangi tubuh istrinya setelah mengenakan yukata.

"Haik, bentul sekali."

Bella istrinya begitu cantik, seperti dua orang yang berbeda, rambut panjangnya di ikat dengan tusuk konde.

"Cantik." Puji Mas Shaka, ia memeluk dari belakang, mencubit gemas pipi istrinya terlihat sedikit gemuk.

Mas Shaka menyadari jika Bella sebenarnya dari keluarga yang berada, tapi begitu sederhana, ia juga hanya meminta barang padanya ketika dia benar benar sangat membutuhkan, tapi di Jepang ia melihat sifat asli sang istri, ia ternyata hobi berbelanja dan mendatangi beberapa restoran mewah, dan hanya meminta sedikit uang dari Mas Shaka, sisanya ia bayarkan dengan uangnya sendiri.

Pelayan datang, memanggil mereka bedua yang sedang berjalan jalan di sekitaran rumah. Mereka benar benar dimanjakan dengan lingkungan yang begitu bersih dan asri, berbeda dengan Tokyo yang dipenuhi gedung pencakar langit dan pajangan billboard.

Akhirnya mereka bedua kembali ke rumah, menuju ruang makan. Di sana sudah tersedia banyak makanan.

"Itadakimasu!."

Mereka ber empat kemudian makan, di penuhi raut wajah bahagia didalamnya, Sang Kakek juga menceritakan banyak hal tentang sang cucu, bagaimana ia sangat bendel dan suka berkelahi.

"Kirihime chan, sangat suka berkelahi, ia bahkan tidak hanya empat kali mengalami patah tulang." Ucap Kakek Midori sambil menujuk arah Bella.

Bella tertunduk malu di depan suaminya. Tapi suaminya juga menambahkan bahwa ia sewaktu kecil sama bandelnya, sehingga mereka kemudian tertawa.

"Saya juga pernah menghajar teman sebangku saya hanya karena ia tidak sengaja merusak rantai sepeda saya." Kata Mas Shaka.

Kakek Midori dan Nenek Hima tertawa, Mereka merasa bahwa Mas Shaka adalah belahan hati Bella.

"Lalu ada apa dengan wajahmu, apakah kamu terjatuh?." Tanya Nenek Midori. Seperti ia baru menyadari bekas luka di wajah Bella.

"Iie, Khirihime hanya terjatuh dari sepeda." Jelasnya berbohong.

Selesai menikmati makan malam, sang pelayan telah menyiapkan air hangat untuk Bella, ia membantu Bella untuk mandi.

Di Jepang memang sudah hal yang biasa, seperti mandi bersama atau pelayan prempuan membantu nyonya rumah untuk mandi, mereka akan menggosok punggung dengan handuk yang hangat.

Hal ini tabu bagi Mas Shaka, tapi dia tidak berkomentar apapun karena ini adalah bagian dari budaya.

Menunggu Bella selesai mandi, Mas Shaka duduk berdua dengan Kakek Midori, ia menyodorkan sebungkus rokok.

Sambil mengobrol keduanya begitu akrab di beranda rumah.

Di dalam kamar mandi, Bella memberi tahu jika tubuhnya memiliki beberapa bekas luka yang belum sembuh, ia di beri tahu untuk berhati hati.

Sambil mengobrol, keduanya dengan cepat menjadi akrab, pelayan disampingnya bernama Moora, ia pelayan baru di rumah Takahashi.

Selesai mandi, pelayan itu mempersilahkan Bella duduk, ia menghias rambutnya dengan cantik, sesuai dengan permintaan Bella. Setelah selesai, Bella berdiri ia menuju kamarnya menemui sang suami.

Dari balik kamar sang Nenek, pelayan itu membisikan sesuatu, neneknya langsung bersemangat, entah apa yang dibisikkan tapi keduanya begitu tidak sabar.

1
Bowo
Bagus
Bowo
wau sangat unik dan seru cerita nya
Subaru Sumeragi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!