NovelToon NovelToon
Katanya Cemara?

Katanya Cemara?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti
Popularitas:512
Nilai: 5
Nama Author: Laililya

Plakk!!!

"Kamu itu emang beban ya" kata Papa
"Ma-Maaf Pa, aku cuma pengen Papa dateng besok ambil rapotku"
"Papa Sibuk, kamu suruh Bi ijah aja yang ambil sana"
"Tap..."
"Jangan banyak omong kamu"


Tak Di Pedulikan, Tak Di anggap dan tak Di Inginkan itulah hal yang selalu Laili rasakan, setiap ia pulang ke Rumah yang sudah lama Runtuh itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laililya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Rahasia?

Ting Ting Ting.

Bell masuk pun berbunyi, Dimas dan Laili pun kembali ke kelas.

"Li, lo duluan ke kelas aja gue mau ke Toilet soalnya" kata Dimas

"Oh oke, gue duluan ya"

"Li, tunggu"

"Iya, ada apa?" Tanya Laili

"Semangat ya, tenang aja kalau mau cerita cari gue, gue siap kok dengerin cerita lo"

"Iya makasih ya"

"Nih coklat buat lo" kata Dimas

"Maksih Dim"

"Iya sama-sama dimakan ya"

"Iya" kata Laili sambil mengangguk

Laili pun pergi ke kelas, sedangkan Dimas pergi ke Toilet, setelah sudah selesai membuang air kecil Dimas pun kembali ke Kelas tapi saat ia ingin kembali ke Kelas, Dimas mendengar sesuatu.

Dimas pun lansung menguping pembicaraan tersebut.

"Pa, Laili itu juga anak Papa, jangan Papa siksa terus, Pa Laili juga sekarang lagi sakit keras apa Papa tau apa Papa perduli" kata Sinta

"Papa itu jahat sama kayak Mama, Papa ga punya hati" kata Sinta

Sinta pun mematikan telponnya, ia pun kembali ke Kelas.

"Jadi bener Sinta sama Laili itu saudara, gue harus cari tau sesuatu" kata Dimas dalam hati

Dimas pun kembali ke Kelas.

***

Se Pulang Sekolah.

Sore hari Dimas membuka Leptopnya ia sedang duduk sendirian di sebuah Caffe yang berada di lumayan dekat dengan Rumah Laili.

"Jadi Sinta itu saudara tiri Laili, Mama Sinta namanya Fika, sedangkan Papa Laili namanya Herman, nama panjang Sinta, Sinta Karina Hermansyah, Hermansyah, Herman diambil dari nama Bokap Laili" kata Dimas pada dirinya sendiri

"Bio data Laili, ternyata Laili lahir sebelum Pak Herman nikah sama Tante Jesi, yang sekarang jadi Mama Laili, jadi Laili anak haram, mangkanya Laili sering di sebut anak haram sama Pak Herman" kata Dimas pada dirinya sendiri

Dimas terus-menerus mencari bio data Laili dan Sinta.

"Pertannyaan nya, kenapa Sinta sembunyiin ini semua dari Laili ya, apa Sinta ada niat jahat, tapi kalau denger Sinta pas Telpon Pak Herman, kayaknya Sinta baik" kata Dimas pada dirinya sendiri

"Gue harus cari tau, kalau sampek Sinta macem-macem sama Laili, gue ga bakal biarin itu terjadi" lirih Dimas

"Tunggu dulu, ini Pak Herman pernah nikah lagi sebelum sama Tente Fika, Mamanya Sinta mereka juga punya anak satu laki-laki, tapi kok ga ada bio datanya ya, siapa anak laki-laki ini" kata Dimas lagi

Dimas terus mencari bio data Sinta dan Laili, Dimas juga melacak rumah Sinta. Tiba-Tiba terdengar suara Tegar, Riyan, dan Tio yang baru sampai di Caffe yang sama dengan Dimas.

"Gimana lo sama Laili?" Tanya Riyan

"Sedikit lagi gue bakal dapetin hati Laili" kata Tegar

"Yakin lo, Laili itu hatinya kayak batu" kata Riyan

"Sok tau lo, siapin aja lima juta nya gue yang bakal menang"

BUGH!!!

Tiba-Tiba, Dimas memukul Tegar dengan sangat keras sampai ia terjatuh.

"Woy, apa-apaan lo" kata Riyan

Perkelahian pun tak bisa di hindari, Tegar yang tak terima dengan Dimas, Tegar pun menghajar Dimas, tak hanya Tegar, Riyan, dan Tio juga menghajar Dimas.

Dimas berhasil mengalahkan Tegar, Riyan, dan Tio.

"Gue ingetin sama lo bertiga, jangan pernah buat Laili jadi bahan taruhan kalian, jangan sakitin Laili, kalau lo ga beneran suka sama Laili jauhin Laili biar gue yang deketin Laili" kata Dimas sambil menunjuk Tegar

Dimas pun kembali ke tempat ia duduk.

"ANJING" teriak Tegar

***

Ke Esokkan Harinya.

Dimas berangkat pagi sekali, karena ia menunggu Sinta datang ada yang ingin ia tanyakan kepada Sinta.

Tak lama kemudian Sinta pun datang.

"Hai Sin" kata Dimas

"Hai, ada apa ya?" Tanya Sinta

"Boleh ngobrol bentar?"

"Boleh"

"Tapi jangan di sini ya, di Kantin aja"

"Oh oke"

Sinta dan Dimas pun pergi ke Kantin.

"Mau ngomong apa Dim, mau cari Laili ya?" Tanya Sinta

"Enggak"

"Terus?" Tanya Sinta

"Sinta Karina Hermansyah nama panjang lo kan? Lo anak dari Pak Herman Papa Laili, lo anak tiri nya Pak Herman" kata Dimas

"Lo ta-tau dari mana?" Tanya Sinta

"Ga penting gue tau dari mana yang mau gue tau itu kenapa Laili ga boleh tau kalau lo anak Tiri bokapnya?" Tanya Dimas

"Gu-gue cuma ga mau kalau Laili bakal benci sama gue, soalnya Papa udah nyakitin Mamanya Laili"

"Cuma itu, lo ga ada niat jahat sama sekali kan?" Tanya Dimas

"Eng-enggak ada, gue malah mau ngelindungin Laili, mangkannya gue pindah ke sekolah yang sama kayak Laili"

"Ngelindungin Laili?"

"Iya, gue mau ngelindungin Laili dar.."

Tiba-Tiba.

"Ngelindungin gue dari apa Sin?" Tanya Laili yang Tiba-Tiba datang dari arah belakang

"Mampus gue, apa Laili denger semuanya ya" kata Sinta dalam hati

"Hai Li, lo kok disini, lo dari tadi di situ?" Tanya Sinta

"Hai Li" kata Dimas

"Gue barusan sih disini, emangnya kenapa?" Tanya Laili

"Huh, syukur berarti Laili ga denger gue bicara apa sama Dimas"

"Sin, Sinta"

"Eh iya, ada apa?"

"Kok ada apa sih, gue tanya emangnya kenapa kalau gue barusan disini?" Tanya Laili

"Ga papa gue cuma kaget aja"

"Oh gitu, terus lo tadi bilang mau ngelindungin gue dari apa?" Tanya Laili

"Eemm, gu-gue mau ngelindungin lo dari Tegar, iya gue mau ngelindungin lo dari Tegar" kata Sinta

"Tegar, emangnya kenapa sama Tegar?"

"Li, Tegar itu ga baik buat lo, gue sama Dimas tadi lagi ngomongin lo sama Tegar"

"Hah, apaan sih, Tegar baik kok orangnya"

"Li, percaya sama gue, Tegar itu ga baik" kata Sinta

"Li, bener kata Sinta, Tegar itu ga baik, bahkan Tegar cuma jadi in lo bahan taruhannya" kata Dimas

"Sok tau lo, udah gue mau ke kelas" kata Laili

"Li, Laili tunggu" kata Dimas

"Apa sih" kata Laili

"Li, percaya sama gue, Tegar ga sebaik kayak yang lo kira"

"Jangan jelek-jelekin Tegar, dia baik, jangan ganggu gue, gue mau sendiri"

"LI, LAILI" teriak Dimas

"Uh biarin aja, pokoknya pembicaraan kita tadi ga ketahuan sama Laili, gue mohon jangan kasih tau Laili kalau gue saudara tiri dia" kata Sinta

"Tenang aja gue bisa jaga rahasia kok"

"Makasih"

Ting Ting Ting.

Bell pun berbunyi, tanda pelajaran segera dimulai, Dimas dan Sinta pun pergi ke Kelas.

Di Kelas.

"Baik anak-anak, Bapak mau kalian ngerjain tugas kelompok, untuk kelompoknya sudah bapak bagi, kelompok masing-masing empat orang, kelompok pertama Sinta, Diva, Jenar, dan Fifi, kelompok kedua Dimas, Laili, Lussy dan Jesi, Kelompok ketiga Luna, Siska, Heri, David" kata Pak Toni

Setelah semua mendatkan kelompok masing-masing Pak Toni pun membagikan tugas mereka.

"Tugas kalian bapak mau, kalian membuat exsperimen tentang Fiska dan Kimia, apa pun itu bapak kasih waktu satu minggu buat mengerjakan tugasnya, buat kelompok yang mendapatkan nilai paling tinggi akan bapak kasih hadiah" kata Pak Toni

"Baik Pak" kata semua murid

***

Ting Ting Ting.

Bell pun berbunyi tanda istirahat.

"Baik bell sudah berbunyi, bapak tunggu satu minggu lagi buat hasil exsperimen kalian" kata Pak Toni

"Baik Pak"

"Silakan kalian istirahat" kata Pak Toni

"Baik Pak"

Semua murid pun keluar dari Kelas, mereka pun istirahat dan menuju ke Kantin.

"Hai Li" kata Tegar

"Hai" kata Laili

"Ke Kantin bareng yuk" kata Tegar

"Ga bisa Laili sama gue mau ke perpus, mau ngerjain tugas kelompok" kata Dimas Tiba-Tiba

"Siapa lo ngatur-ngatur Laili" kata Tegar sambil mendorong Dimas

"Eh udah-udah jangan berantem"

"Ayok Li, ke kantin" kata Tegar

"Sorry Gar, gue harus ke Perpus soalnya ada tugas kelompok, dari Pak Toni"

"Oh oke, kalau gitu, lain kali aja kita bisakan ke Kantin bareng"

"Bisa"

"Oke, gue duluan ya" kata Tegar

"Iya"

"Kali ini lo menang tapi di Kesempatan berikutnya, gue ga bakal biarin lo menang" bisik Tegar kepada Dimas

Dimas hanya tersenyum licik, ia tak memperdulikan omongan Tegar yang tak penting.

"Ayok Li, ke Perpus" kata Dimas

"Iya"

Dimas, Laili, Lussy dan Jesi pun pergi ke Perpus untuk mencari referensi untuk mendapatkan ide, untuk tugas Pak Toni.

Mereka pun membagi tugas untuk mencari ide bersama-sama.

"Kita buat exsperimen buat gunung meletus gimana?" Tanya Dimas

"Boleh juga" kata Laili

"Terserah deh, gue ikut aja" kata Lussy

"Iya gue juga" Kata Jesi

"Oke setuju semuanya ya, kita buat itu"

"Iya"

Mereka pun mempelajari apa yang di butuhkan untuk exsperimen tersebut.

Tiba-Tiba.

Kepala Laili terasa pusing.

"Li, kenapa?" Tanya Dimas

"Ga papa cuma pusing aja"

"Lo udah minum vitamin?"

"Belum, ga sempet tadi pagi sampai sekarang"

"Biar gue ambil ya, gue beliin lo makan juga"

"Ga usah, gue masih kuat kok, nanti aja makannya"

"Li, lo pucat biar gue ambilin bentar ya"

Dimas pun mengambil vitamin yang ada di Tas Laili.

"Obat Ferrovit, ini kan obat Anemia Laili sakit Anemia" kata Dimas pada dirinya sendiri

"Apa Sinta tau soal ini" kata Dimas lagi pada dirinya sendiri

Dimas pun membawa Vitamin yang Laili bawa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!