Mayang terpaksa harus menikah dengan Randi. Ia di jodohkan oleh ibu tiri nya pada pria arogan dan tempramen itu, demi bisa melunasi hutang kakak tiri nya bernama Sonya pada Randi.
Mayang menempati rumah orang tua Randi dan satu rumah dengan mertua juga kakak ipar nya yang sudah menikah.
Selama ini Mayang selalu di perlakukan semena-mena oleh suami dan keluarga suaminya. Kecuali Rion yang merupakan suami Lia, kakak ipar Randi.
"Mayang, kenapa kamu tidur di teras? Ayo masuk, disini dingin. Apa Randi yang melakukan ini?" ajak Rion, yang baru pulang dari bekerja. Ia terkejut melihat Mayang yang tidur meringkuk diatas lantai teras.
Mayang yang kaget mendengar suara bariton milik kakak iparnya langsung duduk dan menunduk malu. "Nggak papa mas! Aku takut mas Randi akan memarahiku, jika aku memaksa masuk dan tidur di dalam."
"Keterlaluan sekali Randi, bisa-bisa nya menyuruh istrinya tidur di luar, padahal di luar hujan deras." Rion menggertakkan rahangnya hingga menegas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Di kediaman orang tua Randi telah terjadi huru-hara. Karena Rion menceraikan Ranti sepihak, tanpa Ranti tau kesalahannya. Ia merasa selama ini sudah menjadi istri yang baik bagi Rion. Dirinya tak terima di ceraikan Rion, dengan cara seperti ini. Susah payah dirinya menjebak Rion agar mau menikahinya, malah sekarang di ceraikan tanpa alasan yang jelas.
"Randi! Kamu cari tau penyebab Rion menceraikan kakakmu, kasihan kakak mu sudah seperti orang gila. Sejak tadi menangis dan menghancurkan barang-barang di kamarnya." Pinta ibunya. Ketika mereka sedang makan malam di meja makan.
Randi mengangguk paham, kemudian berpikir sejenak. "Kenapa kak Rion tiba-tiba menceraikan kak Ranti. Kepergian Mayang juga tiba-tiba, lalu para pekerja rumah, juga secara serempak mengundurkan diri. Ada apa sebenarnya?" gumam Randi pelan. Namun masih bisa terdengar oleh kedua orang tuanya.
Ibunya menatap serius Randi, benaknya juga merasakan kejanggalan yang terjadi. "Kamu benar Ran, coba kamu selidiki hal ini. Kamu suruh orang untuk mengikuti Rion, mana tau kita bisa menemukan petunjuk tentang Mayang."
Randi dan ayahnya mengangguk setuju, dengan usul sang ibu.
"Ibu berpikir, jika kepergian Mayang, dan kak Rion menceraikan kak Ranti itu saling berhubungan begitu?" tanya Randi serius.
Sang ibu mengangguk dengan antusias.
"Kamu pasti merasa janggal kan, Mayang tiba-tiba kabur dari rumah, dan mendaftarkan perceraian kalian. Lalu Rion tidak pernah pulang kerumah, setelah berminggu-minggu tidak pulang. Setelah kamu dan Mayang resmi bercerai, Rion pulang dan langsung menceraikan kakakmu, tanpa penjelasan apapun. "
"Ibu benar, aku jadi curiga jika kak Rion menyembunyikan Mayang selama ini. Mereka berselingkuh di belakangku dan kak Ranti. Setelah aku dan Mayang resmi bercerai, sekarang kak Rion gantian menceraikan kak Ranti."
"Dasar menantu-menantu kurang ngajar, tidak tau diri. Bisa-bisanya mereka berselingkuh." timpal ayah Randi dengan kesal.
"Ayah dan ibu tenang saja, aku pasti akan mencari tahu tentang hal ini." ucap Randi dengan rahang menegas.
Selesai makan malam, Randi langsung menuju kamarnya, dengan membawa makan malam untuk kekasihnya yang tadi sedang tidur karena kelelahan melayaninya.
Kedua orang tua Randi tidak mempermasalahkan Randi yang membawa kekasihnya menginap di rumah, dan tidur di kamarnya.
Sampai di dalam kamar, kekasihnya masih tidur pulas, dengan tubuh yang masih polos. Randi meletakkan makanan yang ia bawa di nakas.
Lalu menuju balkon, untuk meminta orang mengikuti Rion kemanapun pergi, ia ingin menyelidiki Rion. Ia yakin, kecurigaannya itu benar. Jika selama ini Rion dan Mayang berselingkuh.
Keesokan harinya.
Di rumah Rion, Mayang dan Rion yang baru turun dari kamar, terkejut melihat kedatangan kedua orang tua Rion pagi ini. Mereka kedua orang tua Rion yang tengah duduk di sofa ruang tengah.
"Mama! Papa! Kok datang nggak bilang-bilang?" ucap Rion, yang juga baru turun.
Mayang mengangguk sopan dengan senyum yang di paksakan pada kedua orang tua Rion. Kedua orang tua Rion mengerutkan keningnya, melihat ada wanita lain yang berada di rumah anak nya.
"Rion, siapa wanita itu?" tanya Lintang. Ibu Rion.
Rion tersenyum senang, dan merangkul bahu Mayang, yang berdiri di sebelahnya.
"Mama! Papa! Kenalkan, namanya Mayang. Wanitaku." ucap Rion tanpa beban.
Mendengar perkataan Rion, kedua orang tua Rion terkejut bukan main. Kemarin Ranti menelpon Lintang, mengadukan padanya jika Rion menceraikannya tanpa tau apa kesalahannya.
Dan pagi ini, ia juga suaminya sengaja mendatangi rumah anaknya, untuk meminta penjelasan pada Rion, terkait aduan Ranti. Ternyata mereka mendapatkan kejutan yang membuat syok.
"Wanitamu? Apa maksudmu Rion?" tanya Lintang meminta penjelasan.
Rion menoleh kesamping, tatapan matanya langsung bersirobok dengan Mayang. Ia tersenyum dan mengedipkan matanya.
Mengatakan jika semua baik-baik saja lewat kedipan matanya. Karena Rion tau, jika Mayang saat ini sangat gugup.
Ia menautkan jemarinya dan Mayang, lalu mengajak Mayang duduk di sofa depan kedua orang tua Rion.
"Mah! Pah! Aku dan Mayang saling mencintai." ucap Rion to the point.
"Saling mencintai? Jadi benar kau menceraikan Ranti, karena wanita ini Ri?" ujar Lintang penuh penekanan.
Rion kembali menoleh kearah Mayang di sampingnya. Ia melihat Mayang menundukkan wajahnya, karena takut dengan ekspresi kedua orang tua Rion.
"Tenanglah sayang, semua akan baik-baik saja. Tidak akan ada hal buruk yang akan menimpamu, selama kamu bersamaku." ucap Rion dengan suara lirih sambil mengusap punggung Mayang, namun masih bisa di dengar kedua orang tuanya.
Lintang berdecih mendengar perkataan putranya, yang seperti anak remaja baru mengenal cinta.
"Cih! Dasar tidak tau malu." Ucap Lintang dengan jengah.
"Ma! Pa! Aku memang menceraikan Ranti. Namun bukan karena Mayang, aku tidak pernah mencintai Ranti sejak awal. Aku menikahinya karena terpaksa."
"Tapi mana boleh kau kumpul kebo dengan wanita lain meskipun kamu sudah menceraikan Ranti!" jawab Lintang kesal.
"Kami akan segera menikah mah!"
"Semudah itu?" kata Lintang lagi, dengan sebelah alis terangkat.
"Aku tidak akan menunda terlalu lama, aku takut Mayang akan hamil sebelum kami menikah."
Papanya yang mendengar perkataan Rion langsung berdiri, dan berjalan mendekati Rion. Ia menarik kerah kemeja Rion hingga Rion berdiri dan meninju wajah putranya.
Bugh!
Aaaaah!
Aaaaah!
Teriak Mayang dan Lintang secara bersamaan.
"Aku malu memiliki putra sepertimu, menceraikan istrimu tanpa berunding dulu dengan orang tua, dan saat ini di sini, kau merendahkan wanita lain dengan mengajaknya kumpul kebo." ucap Doni papa Rion.
Rion merupakan anak kedua Doni dan Lintang.
(Yang belum tau siapa Doni dan Lintang, baca ceritaku yang judulnya. Jangan Keluar Maghrib ya ☺️)
Rion jatuh tersungkur diatas lantai, dengan bibir pecah dan membiru. Mayang berdiri dan langsung mendekati Rion, untuk membantunya.
"Mas! Kamu nggak papa?" tanya Mayang dengan suara bergetar, karena menahan tangis. Ia merasa bersalah pada Rion, karena merasa dirinya menjadi penyebab Rion di pukul ayahnya.
"Nggak papa sayang, papa hanya meluapkan kekesalannya. Sebenarnya papa sayang sama aku, nggak ingin aku menodai mu. Tapi semua sudah terlambat bukan!" jawab Rion, dengan meringis menahan perih.
Mendengar jawaban Rion, Mayang tak kuasa menahan airmatanya. Ia memapah Rion dan kembali mendudukkan di sofa.
Mayang berbalik badan dan mendekati Doni yang masih berdiri di tempatnya. Mayang langsung tersungkur di bawah Doni dengan menangkupkan kedua telapak tangannya.
"Tuan! Saya mohon jangan hajar mas Rion, bukan mas Rion yang bersalah. Aku yang salah karena sudah mencintai mas Rion. Mas Rion sudah sangat baik mau menolongku dari siksaan suamiku dan keluarganya. Aku akan meninggalkan mas Rion jika memang tuan menginginkannya, asal tuan tidak menghajarnya lagi." ucap Mayang dengan suara terisak.